dua.

430 78 5
                                    

Pikiranku kacau begitu saja saat Hoseok hyung membuka suara. Apa dia bilang? Dia ingin pindah ke apartemen? Meninggalkanku? Ibuku? Dan ayahku?

Bibirku bergetar, ingin rasanya aku teriak. Menentang keputusan Hoseok hyung yang ingin pergi begitu saja. Tapi lidahku kelu, mataku perih. Tetesan air mata menggenang di balik kelopak mataku.

Seketika bayangan sebelas tahun lalu menghambur isi otakku, memaksaku untuk kembali mengingat kesalahan yang kulakukan tanpa memikirkan resiko atas apa yang aku lakukan saat itu.

Bahuku bergetar, aku menundukkan kepalaku, mataku terpejam. Bayangan itu semakin jelas, mengacaukan pikiranku yang sejak tadi pagi sudah penuh akan dirinya,

Jung Hoseok.

ıllıllıllı


Author POV

Malam itu, seorang anak tunggal keluarga Kim yang masih berusia 5 tahun tertawa sembari membaca sebuah dongeng bersama sang ibu yang baru saja pulang setengah jam yang lalu.

"Baiklah, sekarang tidurlah, oke? Lihatlah, sudah jam setengah sepuluh malam" Taehyung mengangguk dan memposisikan dirinya untuk tidur. Ibunya memakaikan selimut pada tubuhnya, tak lupa mengecup pelan dahi anak tunggalnya dan mangatakan padanya bahwa ia menyayanginya. Setelahnya, wanita muda nan cantik itu melangkahkan kaki rampingnya keluar kamar.

Taehyung dengan segera memejamkan matanya, mempersiapkan dirinya untuk memasuki alam mimpi yang indah. Namun sepertinya ia harus mengurungkan niatnya. Pasalnya, ia mendengar suara panik sang ibu yang masih berada di depan pintu kamarnya. Ia juga mendengar suara sang ayah yang tampaknya berteriak dari lantai bawah.

Taehyung tak punya pilihan lain selain beranjak dari ranjangnya, kedua tangannya yang mungil mencoba untuk membuka pintu kamarnya. Memilih untuk menuruni tangga demi melihat siapa orang yang bertamu semalam ini dan membuat kedua orang tuanya ribut seketika.

Mata besar Taehyung menangkap dua sosok manusia yang kini dalam keadaan kacau, seorang wanita dengan air mata yang terus mengalir dipipinya menggandeng tangan seorang anak lelaki yang menatap lantai dengan tatapan kosong.

Mereka masih dalam posisi berdiri di ambang pintu, ibunya dan wanita itu sedang sibuk berbicara. Sesaat setelahnya, sang ibu menarik wanita itu kedalam pelukannya sembari ikut menitikkan air matanya. Ayahnya yang terkejut saat menyadari keberadaan Taehyung segera memanggilnya,

"Taehyung! Kemarilah!" ayahnya memegang tangannya dan menuntunnya untuk berdiri tepat di depan kedua orang itu.

"Perkenalkan, ia adalah teman dari ayah dan ibu. Mulai sekarang ia akan tinggal bersama dengan kita karena ia baru saja kehilangan rumahnya. Panggil saja dia Bibi Jung" Taehyung tak bisa melakukan hal lain selain mengangguk.

"Dan dia adalah Jung Hoseok, kau bisa panggil dia Hoseok hyung. Karena dia lebih tua satu tahun darimu" Taehyung memicingkan matanya, menilai anak laki - laki itu dari atas sampai bawah.

"Ayo ikuti aku, kalian harus segera beristirahat." ujar Ibu Taehyung memecahkan suasana hening yang baru saja tercipta.

"Kau urus Taehyung, oke?" sambungnya.

Malam itu Taehyung mungil terus memikirkan bagaimanakah nasib kehidupannya setelah dua orang asing itu menumpang di rumahnya. Ia berusaha untuk melupakan pikiran tersebut, tapi ia tidak bisa. Saat ia melihat anak bernama Hoseok itu, ia merasa bahwa hidupnya tak akan semenyenangkan yang sebelumnya.

ıllıllıllı



Seminggu setelah mereka tinggal bersama dengan keluarga Kim, senyuman mulai bisa terpancar pada wajah Hoseok dan ibunya. Mereka merasa sangat beruntung saat mengetahui bahwa masih ada saja orang yang mau menerima keberadaan mereka.

Terlebih lagi, Hoseok sekarang sudah bisa memperlihatkan watak humorisnya dan senyuman manisnya setiap kali ia bertemu atau berbicara dengan orang lain. Walaupun ia selalu mendapatkan tatapan sinis dari Taehyung, ia selalu berusaha sebaik mungkin untuk membuat Taehyung menerima dirinya.

Ia selalu menolak setiap kali orang tua Taehyung menawarkan dirinya sesuatu, ia selalu bersikap hormat pada seluruh pegawai mereka dan bahkan terkadang ia dengan berbaik hati membantu mereka. Ia selalu berusaha berbicara dengan Taehyung, ia selalu memperhatikan Taehyung, ia bahkan selalu membantu pengurus Taehyung untuk mempersiapkan segala keperluannya.

Hoseok rela melakukan segalanya demi Taehyung, namun sayangnya Taehyung tak pernah mau menganggap dirinya. Dia selalu berpikir bahwa Hoseok adalah sosok yang mengganggu dirinya. Ia mengaku bahwa setelah kedatangannya di rumah ini, kasih sayang orang tua nya jadi terbagi dua dengan dirinya.

Bahkan ibunya sudah jarang menemani malamnya, selalu saja Hosoek yang masuk ke dalam kamarnya dan membantunya atau mengajaknya bermain. Taehyung tak pernah merespon apapun yang Hoseok lakukan hingga ia sendiri tertidur.

Taehyung tak pernah tahu, sejak saat itu Hoseok selalu menemani Taehyung sampai ia benar benar tertidur dengan pulas, merapikan selimut untuknya, mematikan lampu untuknya, menyimpun mainan yang Taehyung keluarkan, mempersiapkan makanan untuknya, melindunginya dari segala macam bahaya, mengikuti dirinya jika ia bermain keluar rumah, dan hal hal lain bahkan rela ia lakukan hanya demi Taehyung.

Ia hanya ingin memenuhi tugasnya sebagai kakak sekali lagi, walau hanya untuk Taehyung, bukan adik kandungnya yang seharusnya berada disampingnya. Ia bahkan berjanji pada ayah dan ibu Taehyung bahwa ia akan menjaga Taehyung dengan hidupnya. Janji yang sama dengan yang pernah ia ucapkan pada ibu dan ayahnya sendiri.

Terkadang ia ingin menangis saat mengingat perihal tersebut, karena ia sudah mengingkari janjinya pada malam itu, malam dimana ia dengan tiba tiba berada di depan rumah keluarga Kim.

Hingga saat ini, ia masih menyesali saat itu, hanya karena sebuah tragedi pahit saja, ia kehilangan adik tersayangnya.

to be continued...

______________________________

Aku harap chapter ini dan sebelumnya cukup menarik dan patut untuk dilanjutkan.
Aku ucapkan terima kasih banyak untuk kalian yang mau meluangkan waktu untuk membaca cerita ini.

nimatoyushi
10.04.20

ɪ'ᴅ ᴄʜᴀɴɢᴇᴅ ʜɪᴍ ↪ ʜᴏᴘᴇᴠWhere stories live. Discover now