BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 3

Zacznij od początku
                                    

((B.C Butler, The Church and Infallibility (New York: Sheed and Ward, 1954), p.131)) Demikianlah katanya:

"Ingatlah di dalam doa-doamu, Gereja di Siria yang sekarang mempunyai Tuhan sebagai Gembalanya di tempatku. Yesus Kristus sendiri akan menjadi Uskupnya, bersama dengan kasihmu."     ((St. Ignatius dari Antiokhia, Epistle to the Romans, 9, 1))

3. St. Ignatius tidak berani memberikan perintah kepada Gereja Roma

"Mohonlah kepada Kristus atas namaku, bahwa melalui sarana-sarana ini (penderitaannya) aku dapat membuktikan pengorbanan bagi Tuhan. Tidak seperti Petrus dan Paulus, aku tidak mengeluarkan perintah apapun kepadamu. Mereka adalah para Rasul, aku adalah seorang terhukum...."   ((St. Ignatius dari Antiokhia, Epistle to the Romans, 4, In Clement and Ignatius, Epistle 82))

Tulisan ini tidak sama dengan isi suratnya kepada Gereja-gereja yang lain, di mana ia sering mengajarkan demikian, "Taatilah uskupmu", "Berpartisipasilah dalam satu Ekaristi", "Jangan terbawa oleh ajaran sesat", "Hindarilah skisma", dan seterusnya. Namun dalam surat kepada Gereja di Roma, St. Ignatius tidak mengatakan tentang hal ini sedikitpun.

4. Gereja Roma adalah Guru bagi semua

"Engkau tidak pernah mengumpati siapapun. Engkau telah mengajar orang-orang lain. Apa yang kuinginkan adalah ajaran-ajaran yang kau tanamkan dalam inisiasi para murid tetap berlaku..."      ((St. Ignatius dari Antiokhia, Epistle to the Romans, 3,2, In Clement and Ignatius, Epistle 81)).

Di sini St. Ignatius mengakui bahwa Gereja Roma-lah yang mengajar Gereja-gereja yang lain, termasuk gereja-gereja Timur, kemungkinan Ia mengacu kepada surat St. Klemens, padahal Gereja Roma menerima Injil dari Timur, yaitu melalui pewartaan para Rasul. Antiokhia, tempat asal St. Ignatius adalah pusat Kristianitas yang pertama, yang terbentuk karena penganiayaan di Yerusalem dan kehancuran Yerusalem. Namun Ignatius sebagai Uskup Antiokhia tidak memerintah atas Gereja Roma tetapi malah memujinya karena telah mengajarkan jemaat atau Gereja yang lain.

Dan ada beberapa komentar dari teman-teman yang non-Katolik maupun Katolik tentang Surat St. Ignatius kepada jemaat di Roma:

1. Eusebius menyatakan pentingnya surat Ignatius

Eusebius menulis sejarah pada saat yang berdekatan dengan masa Bapa Gereja di abad awal dan beberapa kali mencantumkan nama St. Ignatius.

"Pada saat itu Papias, uskup Hierapolis menjadi terkenal, demikian juga Ignatius, yang dipilih menjadi uskup Antiokhia, kedua setelah Petrus,  Irenaeus juga menyebutkan kemartiran Ignatius dan surat-suratnya.  Polycarpus juga menyebut surat-surat St. Ignatius ini dalam suratnya kepada jemaat di Filipi: ".... Karena itu aku menasihatkan kamu, untuk taat dan melaksanakan dengan semua kesabaran seperti yang kamu lihat dengan matamu sendiri, tidak hanya pada yang terberkati Ignatius, Rufus dan Zosimus, tetapi juga pada orang-orang lain di antara kamu sendiri... dan bahwa mereka pergi kepada tempat yang disediakan bagi mereka di samping Tuhan, yang dengan-Nya mereka telah menderita. Surat- surat Ignatius yang dikirimkan kepada kami dan umat yang lain kami kirimkan kepadamu. Surat-surat itu melengkapi surat ini, dari surat-surat itu kamu akan memperoleh keuntungan besar. Sebab mereka menunjukkan iman dan kesabaran dan pengajaran yang berkaitan dengan Tuhan kita...."     ((Eusebius, The Church History, 3, 36 in NPNF 2, 1:166-169))

Jemaat awal menghormati St. Ignatius, untuk kekudusan hidupnya dan kesetiaannya kepada pengajaran Yesus Kristus.


2. St. Yohanes Krisostomus menghormati Ignatius dan tahbisan apostoliknya

"(Ignatius) memimpin Gereja di antara kita dengan terhormat, dan dengan kehati- hatian seperti yang dikehendaki oleh Kristus.  Ia telah melakukan perbincangan yang sungguh dengan para rasul, dan meminum mata air rohani. Orang seperti apakah yang telah dibimbing, dan yang di manapun berbincang-bincang dengan mereka (para rasul) dan telah mengalami kebenaran-kebenaran?  Ignatius kelihatan layak mengemban jabatannya yang agung, bahwa ia memperolehnya dari para orang kudus itu, dan bahwa tangan-tangan para Rasul telah menyentuh kepalanya yang kudus.   Aku telah menyebut Petrus, ini adalah seorang yang telah menggantikan jabatan setelahnya (Antiokhia)."

AFRAID TO BE A CATHOLIC?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz