Bab 18. Alone in Love

Mulai dari awal
                                    

Han tidak berkata apapun, hanya mengambil obat dari kotak P3K lalu mengobati tangan Rena. Gadis cantik itu hanya bisa meringis dan mengatubkan bibirnya kuat-kuat untuk menahan perih.

"Sudah," ujar Han setelah menempelkan plester di luka Rena.

Rena tidak berkata sepatah kata pun, hanya menarik tangannya dari genggaman Han. Dia juga sengaja memalingkan wajah, menghindari tatapan Han.

"Aku tahu, kalau apapun yang aku lakukan, kamu tidak akan mencintaiku," ujar Han pahit.

Rena mendongak, menatap Han tajam. "Lalu, kenapa kamu masih saja berada di sampingku? Apa kamu bodoh? Aku hanya memanfaatkan uangmu!"

Han hanya tersenyum. "Aku tahu," ungkapnya parau.

"Kamu tahu dan masih saja melakukan semua ini?" Rena membulatkan mata, setengah menyindir dan tidak percaya.

"Bodoh memang," aku Han. "Tapi kalau itu bisa membuatku dekat denganmu, akan tetap aku lakukan, Ren."

Rena mendecih kesal. "Dekat? Kamu bahkan lebih terkesan memaksaku untuk meninggalkan orang yang aku cintai," katanya sinis.

"Dan kamu mau, kan?"

Rena menatap Han dengan tidak suka. "Dengan terpaksa," tekannya.

"Terpaksa atau tidak, pada akhirnya kamu meninggalkan Galuh demi aku," kata Han menyimpulkan.

"Ralat! Aku meninggalkannya demi ayahku, bukan kamu," bantah Rena tidak terima.

"Itu hanya alasanmu, Ren. Kenyataannya, aku dan Galuh berpikiran sama, kamu meninggalkannya demi aku," sanggah Han.

"Demi uangmu," kilah Rena.

"Sama saja. Uangku adalah bagian dariku, Ren." Han bersikeras.

Rena mendesah kasar. "Terserah."

Han mengusap lembut rambut Rena yang langsung gadis itu tepis dengan tangannya.

"Jangan berlagak seolah aku milikmu. Bukankah kamu sudah memutuskan untuk melepaskanku?" sungut Rena.

Han tersenyum tipis. "Memang," jawabnya. "Karena itu bisa dibilang ini adalah perpisahan." Han menatap sayu ke arah Rena.

Gadis dengan pipi tirus itu mengerutkan keningnya. Bingung. "Perpisahan?"

Han mengangguk.

"Seperti janjiku, aku akan melepaskanmu, Ren. Semua uang yang aku berikan padamu, anggap saja itu bantuan. Kamu tidak perlu mengembalikannya," jelasnya.

"Bukankah memang seperti itu perjanjiannya? Aku sudah melakukan apa yang kamu mau," kilah Rena.

Han mengangguk."Karena itu, aku bilang kita impas. Setelah ini, aku akan pergi dari hidupmu," lanjut Han membuat Rena menatapnya dengan sorot mata sayu.

"Kamu akan pergi? Selamanya?" Suara Rena terdengar agak tersendat.

Han mengangguk yakin. "Iya," jawabnya. "Aku sudah lelah mencintaimu sendirian."

Jantung Rena seakan ditikam dengan pernyataan Han tersebut.

"Suatu saat, kamu juga harus melepaskan cintamu, Ren. Karena mencintai sendirian itu adalah beban yang terkadang tidak bisa dipikul selamanya."

Rena menelan ludah, pahit. "Apa hakmu menasehatiku? Kata siapa aku mencintai sendirian? Aku yakin, Galuh masih mencintaiku."

Han menghela napas berat lalu berucap, "Aku harap begitu."

"Apa maksudmu? Kamu meragukan ucapanku?" Rena merasa tersinggung. Ucapan Han telah melukai harga dirinya.

Han mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, tetapi kamu tahu, Ren? Ada dua alasan mengapa seseorang dianggap mencintai sendirian yaitu karena cinta yang tidak tersampaikan atau ditinggalkan."

Mata Rena mendadak panas, demikian pula dengan hatinya. Tangannya tanpa sadar terkepal kembali. "Jangan sok tahu," dengkusnya marah.

Han mengulum senyuman tipis.

"Aku pergi," pamit Han lantas keluar ruangan.

Pintu ditutup, menyisakan rasa sesak yang membuat Rena nyaris tidak bisa bernapas. Kini dia benar-benar sendirian. Tak akan ada lagi lelaki yang mencintai atau dicintainya sekarang. Semua bukan salah siapa-siapa. Ini adalah bagian dari akibat dari pilihan yang telah dibuatnya sejak awal.

Air mata Rena menetes perlahan. Hatinya terasa lebih sakit melihat kepergian Han daripada Galuh. Entah apa artinya itu, Rena sendiri juga tidak tahu. Yang dia tahu, sekarang, dia hanya perlu melakukan apa yang sejak awal ingin dilakukan. Merebut Galuh kembali. Tak peduli apa yang dikatakan mantan pacarnya itu, Rena akan melakukan apa pun agar mereka kembali bersama. Sebab tidak ada jalan kembali.

***
TBC

***TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PACAR DISKON 30% [ New Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang