PROLOG

4.1K 377 22
                                    

Hidupku sebelum kehadirannya adalah kelam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hidupku sebelum kehadirannya adalah kelam.

Sekelam awan mendung yang paling gelap yang pernah kaulihat. Tidak ada hujan yang tercipta. Hanya kekelaman yang mengundang cemas.

Batinku sedang merana saat ia muncul dari suatu sudut yang tak pernah terjamah mata.

Kehadiran dirinya bukanlah pijar matahari yang akan mencerahkan segalanya. Bukan. Dia adalah badai. Badai terdahsyat yang sanggup memporak-porandakan seluruh dunia.

Duniaku.

Ia merengkuhku menuju tempat tak bernama yang terasa nyata di bawah bayang-bayangnya. Saat kubiarkan diriku semakin tenggelam di dalam kekacauannya, perlahan ia mengikis jiwaku menjadi serpihan sesal.

Hidupku yang nyaris saja berwarna kembali semakin kelam. Dan ia terus melahapku dengan kebengisannya.

Kupikir badai itu abadi.

Kupikir badai itu meleburkan setiap mimpi indah.

Aku yang hampir terlelap untuk selamanya, disadarkan oleh bisikan angin dari masa lalu.

Hanya satu kecupan.

Kata-kata itu terus berulang di dalam kepalaku. Hanya satu kecupan yang mampu menghentikannya. Satu kecupan yang sanggup meruntuhkan amukannya.

Dan mengakhiri segalanya.

Saat sang badai menatap lurus ke arahku, aku bisa melihat mimpi terburukku sedang berputar-putar di dalam sana. Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, aku pun menangis.

***

THE CHOSEN (TAMAT)Where stories live. Discover now