Jimin tersenyum dan mengangguk. Mobil Jimin melaju ke arah toko kue terdekat, lalu Jimin turun dari mobil dan melangkahkan kakinya ke toko kue tersebut.

Ponsel Hemi berdering,
"Halo? Kenapa, yah?" Ucap Hemi, yang menelpon adalah Chanyeol.

"Bun, ayah ada urusan sebentar. Nanti ayah nyusul ke RS ya?" Ucap Chanyeol dari sebrang sana.

Hemi tersenyum,
"Ah, gitu? Yauda, selesaikan aja dulu urusan ayah."

"Ayah matikan, ya? Love you." Dan sambungan terputus bertepatan Jimin masuk ke dalam mobil.

"Udah?" Tanya bunda, Jimin mengangguk.

"Udah, bun." Mobil pun melesat ke rumah sakit, tempat di mana Sena dirawat.

Sesampainya di rumah sakit, betapa kagetnya Hemi melihat anak bungsunya itu.

Posisi Soobin dan Sena saling berpelukan, mereka masih terlelap hingga sekarang.

Jimin yang asik dengan ponselnya berhenti saat menabrak punggung Hemi.

"Aduh, bunda apaan si? Kok berenti?" Tanya Jimin, namun Hemi tak menggubrisnya. Jimin menatap tatapan bundanya yang mengarah ke tempat tidur Sena.

"W-wuah." Jimin sama kagetnya dengan Hemi.

Hemi tak berkedip dan berjalan ke arah tempat tidur anaknya.

Hemi menatap ke dua anak itu, lalu mengambil ponselnya dan mengambil gambar apa yang terjadi di depannya.

Hemi tersenyum, lalu manatap Jimin sambil menaruh telunjuk di depan bibirnya.

Jimin paham dengan apa yang Hemi lakukan. Jimin menjatuhkan dirinya di atas sofa.

"Bun, kok senyum senyum si?" Tanya Jimin.

Hemi tertawa pelan.
"Adek kamu lucu banget, gemesin ya mereka." Hemi menatap ke dua anak tersebut.

Jimin hanya tersenyum melihat Hemi.

"Hnggggg," Soobin mengucek matanya. Soobin melihat Sena yang masih terlelap.

"Bin," Soobin menoleh ke arah sofa.

"Eh, bunda. Bang Jimin ga kuliah?" Kata Soobin yang masih pada posisinya.

"Gue ada kelas siang." Ucap Jimin sambil mengambil satu kaleng soda dan meminumnya.

"Bunda sama bang Jimin uda dari tadi?" Tanya Soobin.

Bunda tersenyum dan mengangguk.
"Iya dari tadi. Terus, Soobin sendiri kenapa ga sekolah?" Tanya Hemi.

"Gamau ah, bun. Soobin mau jagain Sena aja." Soobin menatap Sena dan mengelus rambutnya.

Hemi tersentuh melihat kejadian tersebut, perlakuan Soobin begitu tulus kepada Sena.

"Tapi Soobin gabole ninggalin pendidikan, pasti ntar kalo Sena tau, Sena bakal marahin Soobin." Ucap Hemi, Soobin terkekeh.

"Gapapa, bun. Soobin mah rela, selagi yang marahin Soobin itu Sena." Jimin meringis mendengar ucapan Soobin.

"Merinding gue, bin." Ucapnya.

Hemi dan Soobin tertawa.

"Ish, berisik." Ucap Sena dengan mata tertutup, Sena mengeratkan pelukanya pada Soobin.

Hemi melihat tingkah anaknya itu hanya tersenyum lalu menghampiri Sena.

"Sayang, bangun dulu." Ucap Hemi sambil mengelus lengan Sena.

Sena menggeleng,
"Gamau, bunda. Sena mau tidur dulu, ntar bunda dimarahin Soobin loh kalo gangguin Sena tidur." Soobin melotot, Hemi menatap Soobin.

First Love • Choi SoobinWhere stories live. Discover now