"Jeongmal mianhae. Aku tidak bermaksud berucap kasar seperti padamu. Aku menyesal.. Sungguh.."

"Aku mengerti. Mungkin kau hanya terkejut saja. Aku bisa memahamimu"

Pelukan mereka melepas. Namun, kedua tangan Yonghwa sibuk menyeka sisa-sisa air mata di pipi Shinhye lalu mengecupnya dengan sebuah ciuman sebagai gantinya.

"Uljima eoh? Untuk ke depannya aku tidak ingin membuatmu menangis lagi"

"Mmm..."

"Ayo kita makan perutku sudah sangat lapar hehe.."

"Geurae. Geurau. Aku akan menyiapakannya untukmu"

"Makan yang banyak eoh?" tukas Shinhye mengusap bahu Yonghwa.

"Ne. Gomawo, rasanya sangat enak" jawab Yonghwa dengan mulut yang di penuhi makanan.

"Ne. Makan yang lebih banyak lagi, kau harus mengisi energimu supaya lebih kuat saat bekerja nanti"

"Ne, arrasseo.."

Rasanya sangat bahagia melihat Yonghwa menyantap makanannya dengan begitu lahap. Ia bisa tersenyum senang jika Yonghwa menyukai masakannya. Ah ia lupa jika sedari dulu saat mereka berpacaran sampai mereka menikah pun Yonghwa selalu memuji masakan Shinhye. Ia tidak pernah pilih-pilih makanan. Apapun yang Shinhye buat pasti Yonghwa menerimanya dengan suka rela.

Begitu pun dengan kehidupan sehari-harinya, telur gulung, japchae, dan kimchi selalu menjadi menu utama setiap harinya. Tidak ada makanan enak dan mahal seperti yang biasanya dulu Yonghwa rasakan. Tetapi, bagi Yonghwa makanan sederhana yang di buat khusus oleh Shinhye merupakan makanan paling terlezat yang pernah ia rasakan. Ia tidak peduli jika kehidupannya berubah drastis serba kekurangan. Yang terpenting baginya hidup bersama Shinhye sudah menjadi berkah yang luar biasa dalam kehidupannya.

Yonghwa tidak pernah menyesal dengan keputusan yang ia ambil saat ini.

****

Tepat hari ini dua pasangan Suami-Istri sudah menginjakan kaki kembali di tanah kelahirannya setelah empat tahun mereka tinggalkan. Sekitar empat jam yang lalu pesawat yang mereka tumpangi mendarat dengan selamat. Rencananya Seojoon beserta Istrinya akan tinggal di sebuah rumah yang sebelumnya sudah ia beli sekitar satu bulan yang lalu sebelum mereka kembali ke Korea.

Kembalinya Seojoon berakhir dengan kontrak kerjanya di Sidney. Dan kepulangannya juga ia berencana akan membangun usaha dan melanjutkan bisnisnya dengan keuntungan yang ia dapatkan selama ini. Tak peduli meski nanti Perusahaan yang di bangunnya masih terbilang kecil, yang terpenting setidaknya ia bisa mempunyai Perusahaan sendiri hasil dari jerih payahnya selama ini.

Sedangkan, Ji Won sudah memiliki usahanya sendiri. Ia akan meneruskan bisnisnya dalam bidang Fashion seperti yang selama ini Ji Won pelajari. Ia membuka sebuah Butik yang terletak di Pusat Seoul.

"Oppa.. Bisakah kita mampir terlebih dulu disana? Perutku rasanya sangat lapar"

"Geurae. Aku juga perlu istirahat sejenak. Tanganku sedikit kebal terlalu lama menyetir.."

"Saat kita tiba di rumah, aku akan memijat tanganmu, Oppa. Ah kita behenti disana saja. Palli. Palli. Cacing-Cacing di perutku sudah memberontak minta di isi" gerutunya tak sabaran.

Sang Suami hanya terkekeh pelan melihat kelakuan Ji Won yang tak pernah berubah dari dulu. "Kajja kita keluar"

Ji Won melangkah terlebih dulu di ikuti Seojoon yang mengekori di belakangnya. Mereka menuju salah satu kedai di pinggiran jalan yang kebetulan mereka lewati.

"Annyonghaseyo.. Silahkan duduk Tuan dan Nyonya.." tukas Shinhye tersenyum ramah.

"Ghamshamnida. Agasshi bisakah anda buatkan kami dua porsi Tteokbokki dan dua porsi Daechu Tea?"

Be Loyal With MeWhere stories live. Discover now