Balairung

76 8 0
                                    

Milly

Hari Senin yang sebelumnya gue dewa-dewain selama liburan karena bisa ngebo, pagi ini gue harus siap pake baju putih-putih komplit rapi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari Senin yang sebelumnya gue dewa-dewain selama liburan karena bisa ngebo, pagi ini gue harus siap pake baju putih-putih komplit rapi. Dan gue... telat

Jangan panggil gue Milly kalo gak bisa mengatasi masalah gini doang. Iya, gue lolos. Gue lupa kalo punya temen se kampus, dia Caden, manusia ter gampang gue apa-apain.

"Lo bawa tas gue ke dalem dulu ya, gue mau pura-pura dari toilet, gua tunggu di pintu samping." Gue matiin hp, dan siap nunggu bantuan.

"Mana tas lo? Jangan lupa basahin sepatu dikit." Bisik Caden sambil panik.

"Apaan sih tangan gue basah juga udah keliatan kok."

Se hebat apa gue, masuk tanpa hambatan sedikitpun.

Panik?

Iya dikit, selebihnya gue serahin ke kuasa Tuhan.

Sebelumnya gue jelasin dulu soal orientasi kampus gue secara singkat ya. Ada dua jenis orientasi yang harus gue ikutin, tingkat universitas dan tingkat fakultas. Yang gue jalanin saat ini OKK, tingkat universitas.

OKK, kepanjangannya Orientasi Kehidupan Kampus. Acara puncaknya berlangsung selama dua hari. Pertama kita melebur dibagi ke dalam kelompok kecil, sekitar 10 orang. Per kelompok punya satu kakak mentor, perannya baik banget, kebetulan gue dapet mentor cowo dari Fakultas Teknik. Tampangnya gimana Mil? Biasa aja, ya kayak cowok pada umumnya. Lucu kok, humoris, gak garing. Selain ada mentor, ada tuh panitia yang katanya jahat serem, namanya Komdis, jelas banget kan buat apa. Kedisiplinan. Gue lolos dari mereka buat hari pertama. Kalo boleh jujur, mereka gak ada galak judes sih, biasa aja, makanya gue selow abis.

"Nama kamu siapa?" Tanya salah satu anak yang tiba-tiba ngulurin tangan ke gue.

"Milly. Emilly Wyantaneisha. Kamu?"

"Nadya Rahmania. Asal mana?"

"Jakarta."

"Hmm, gimana?"

"Apanya?"

"Gimana rencana kamu buat tugas pertama?"

"Oh, hahaha belom tau. Pikirin nanti aja."

Se kaku itu, bahkan gue mau nanya balik ke dia asal mana aja mulut gue tertutup rapat.

Tugas pertama gue biasalah bikin nama, terus gue harus bikin posting-an di Instagram, harus bikin sebuah tulisan buat orang yang berarti buat gue. Terus ada juga tulisan mengenai ekpektasi gue ke orang lain dan sebaliknya, esensinya ya supaya gue paham dan sadar perjalanan yang ditempuh sejauh ini, siapa sih faktor yang ada dalam cerita kecil gue?

Sejauh ini gue cuma tau tiga nama, temen gue si Caden, yang ngulurin tangan, dan kakak mentor. Gue gak hafal lain. Males nginget, nambah kerjaan otak gue.

--

Pertama kali dalam seumur hidup, Milly kagum sama sebuah topik yang dibicarain waktu talkshow. Milly suka Alika Islamadina, iya artis yang suaranya enak, terlebih Alika suka seventeen, jadi sejalan deh. Sharing dari beberapa artis terkenal udah cukup bikin Milly paham, apa yang harus dia kejar, dia perjuangkan, dan dia kerjakan selama masa perkuliahan nanti. Belum lagi ada masukan dari CEO kitabisa.com yang dulu keluaran FEB UI, kuliah bukan cuma cari temen, tapi buat berfikir dan berpandangan lebih luas.

I Met Him, I Lost Him.Where stories live. Discover now