[vol. 1] 32. Jam Tangan

Mulai dari awal
                                    

Galen menengok ke kanan dan ke kiri. Sepasang matanya tidak lagi mendapati gadis yang dikejarnya itu. Mencari seseorang di tengah-tengah keramaian memang tidaklah mudah, membuat pandangannya sulit untuk menjangkau keberadaan gadis itu.

Sampai tak sengaja, Galen malah dibuat risih oleh sepasang orang yang sedang berciuman tidak jauh darinya. Tetapi sesaat Galen mengernyit, ketika ia melihat gaun yang dikenakan si perempuannya nampak mirip dengan gaun yang dikenakan gadis yang diduganya adalah Sakura. Tetapi seketika Galen menggeleng. Tidak mungkin Sakura berlaku seperti itu di tempat umum yang ramai orang seperti ini.

Hingga akhirnya Galen memutuskan untuk berhenti mencari. Karena pikirnya, mungkin saja ia salah mengenali orang.

"Soalnya aku sempet liat orang yang mirip kamu. Tapi aku yakin itu bukan kamu, soalnya kalau itu kamu, mana mungkin kamu kissing di tempat umum kan?"

"Eh?" Sekian detik Sakura melongo. "I... ya."

Mendengar itu tentunya membuat Galen terkejut. "Apa?"

"Eh? M... ma.... maksudnya iya, nggak mungkin aku ngelakuin itu," ralat Sakura kemudian dengan pengucapan terputus-putus.

Dengan senyuman tipis, Galen mengangguk percaya. "Iyalah, nggak mungkin. Habis ini kamu ada kelas?"

"Ada, sih, Kak. Emangnya kenapa?"

"Tadinya aku mau minta temenin nonton. Ada film bagus yang lagi tayang sekarang. Tapi nggak apa-apa, deh. Lain waktu aja. Kamu mau kan?"

"Boleh. Sabtu ini aja gimana?"

"Sabtu ini aku nggak bisa. Ada kegiatan kampus."

"Kalau gitu nanti kabari lagi aja, ya, Kak. Soalnya aku mau masuk kelas dulu," tutur Sakura sesaat setelah menengok jam di pergelangan tangannya.

"Oke,"

Kemudian di titik yang sama mereka bertemu, mereka berpisah. Keduanya berlalu, mengambil langkah ke arah yang berbeda.

💕

Huh hah huh hah....

Dengan deru napas yang tersengal hebat, Bima masuk ke dalam kelas, setelah tadi baru saja habis berlarian dari gedung Fakultas Hukum ke gedung Fakultas Sastra yang jauhnya dari ujung ke ujung.

"Abis dari mana, sih, lo? Kayak mau mati gitu," celetuk Sakura yang ikut pengap melihat tubuh besar Bima yang seperti kekurangan oksigen.

"Gila! Capek banget gue lari-larian! Gue kira udah ada dosen," rutuk cowok gempal itu.

"Ya, lo dari mana? Abis lomba marathon antar RT?" Sakura mengulangi inti pertanyaannya.

Sambil mengatur napas, dan mencoba untuk mengambil posisi duduk yang nyaman, Bima menyahut, "Abis dari gedung Fakultas Hukum gue."

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang