"Siapa? Kamu?" Leo tersenyum mengejek.

"Maybe, atau Fatah?" Galuh terlihat tidak yakin.

"Fatah? Siapa, tuh?"

"Nggak akan aku kasih tahu." Galuh berdiri dari duduknya. "Itu rahasiaku dan Honey."

Leo berdecak pelan, kesal karena merasa dikalahkan oleh Galuh yang berada selangkah di depannya.

"Kalau begitu, aku permisi," pamit Galuh lalu berdiri.

"Mau kemana?"

"Menyembuhkan hati pacarku?" goda Galuh.

Rahang Leo mendadak mengeras. Amarahnya mulai terproduksi.

"Aku peringatkan." Galuh menatap lekat Leo. "Aku nggak pernah memberikan izin padamu untuk memeluk pacarku. Ingat itu."

Galuh pun pergi, meninggalkan Leo yang hanya bisa mengertakkan gigi untuk menahan emosi yang siap menjadi bara api.

***

Honey menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Matanya bengkak dan terasa panas. Lingkaran hitam juga telah membuatnya berubah menjadi Sadako atau Toshio, dua hantu dari Jepang.

Gadis itu kecewa berat, Galuh tidak menepati janjinya untuk datang. Padahal dia sudah mati-matian berjuang untuk tidak berubah menjadi pengkhianat. Hubungan pacaran mereka, memang hanya hubungan yang berdasarkan ikatan jual-beli untuk dalam jangka waktu tiga bulan. Namun, Honey sama sekali tidak berniat menganggap Galuh sebagai pacar yang bisa dibuang kapan saja.

"Non, ada tamu."

Suara Surti dari luar membuat Honey menghentikan kekecewaannya sejenak.

"Siapa, Bi?" tanya Honey tanpa beranjak dari kasurnya yang empuk.

"Pacar Non," jawab Surti.

"F?"

"Iya, Non."

"Bilang aku nggak ada," suruh Honey.

"Tapi orangnya telanjur di sini, Non," sahut Surti,membuat Honey buru-buru bangkit.

Gadis itu berniat kabur, tetapi bukan lewat jendela. Pintu belakang mungkin. Sial, saat pintu kamarnya dibuka, Galuh langsung terlihat depan mata.

"Lho? Kok, kamu di sini?" tanya Honey heran.

"'Kan saya sudah bilang kalau di sini, Non," celetuk Surti.

Honey menatap datar ke arah Surti.

"Kamu nggak bilang kalau dia berdiri depan pintu kamarku," sahutnya bete.

Surti hanya tersenyum hambar.

"Saya permisi, Non," pamitnya lalu pergi.

Honey mendesah kasar menatap Galuh yang menatapnya tanpa ekspresi.

"Ngapain ke sini?" ketusnya.

Galuh maju, Honey mundur sampai tersudut ke pintu kamar.

"A-apa?" tanya Honey terbata, mendadak gugup.

"Panda," jawabnyaseketika membuat Honey mendorong tubuh Galuh agar menjauh.

"Salah siapa aku jadi kayak gini?" Honey melipat tangannya depan dada, juga memalingkan wajah sebagai tanda kekesalan.

"Salah sendiri. Siapa juga yang mau nungguin orang yang sudah jelas-jelas terlambat beberapa jam dari waktu janjian? Kamu oon?" sahut Galuh membuat Honey mengatubkan bibirnya, berusaha menahan semua makian yang sudah siap diluncurkan.

"Jangan marah, ayo kita keluar," ajak Galuh.

"Kemana?" tanya Honey dengan dahi berkerut, sedikit curiga.

PACAR DISKON 30% [ New Version ]Where stories live. Discover now