Chapter 18

1.4K 178 8
                                    

Setelah mendapat perintah berupa permintaan tolong dari Lyra, Apollo segera mengendap-endap menuju ruang kepala sekolah.

Meski telah berkali-kali dirinya melanggar aturan jam malam, rasanya malam hari ini terasa begitu berbeda. Anak lelaki itu mengeratkan mantelnya agar dapat membungkus tubuhnya dengan sempurna. Entah karena udaranya yang memang dingin sejak sore atau karena hatinya yang merasa gelisah.

Anak lelaki itu tak bisa menghentikan deru nafasnya yang memburu. Tiba-tiba kedua telapak tangannya mulai berkeringat dingin. Ia gugup, gelisah, dan cemas akan sesuatu hal. Hanya saja ia tak tahu hal apa yang membuatnya merasa seperti ini.

"Hey, ini bukan apa-apa." ujarnya pada dirinya sendiri.

Percuma.

Jantungnya justru berpacu lebih cepat kali ini.

Apollo meringis seraya memukul dadanya. "Ada apa sih sebenarnya?"

Tinggal melewati satu koridor lagi dan ia akan sampai di patung burung yang akan menghubungkannya dengan kantor McGonagall, hanya saja rasa gelisah itu terus menghantui dirinya. Sambil berjalan perlahan, ia mendoktrin dirinya dengan kalimat penyemangat. Bukan tanpa alasan, ia ingin rasa gelisah ini menghilang.

"Sun, bro?" bisik seseorang tepat dibelakangnya.

Sempat kaget beberapa saat namun ia dengan cepat berbalik. Tak perlu menebak pun ia tahu siapa yang berada dibelakang punggungnya. Hanya Artemis yang memanggilnya dengan sebutan 'Sun' dan 'Bro'.

Kata gadis itu memanggilnya dengan sebutan 'Sun' jauh lebih mudah. Toh, Apollo dalam mitologi Yunani adalah dewa matahari. Sedangkan 'Bro' adalah panggilan yang terdengar jauh lebih akrab. Tetapi jika Apollo memanggil Artemis dengan 'Sis' kembarannya akan langsung marah.

Artemis hanya mau dipanggil dengan nama aslinya. Tanpa julukan, sekalipun Apollo yang memberinya nama itu. Entahlah sampai saat ini Apollo tak tahu alasan sebenarnya Artemis melarang hal itu.

Didapatinya saudari kembarnya itu sedang menatapnya penuh selidik.

"Artemis?"

"Kau melanggar lagi, ya?"

"Kali ini bukan untuk menemui mereka."

Artemis bersedekap lalu mencibir. "Berkali-kali kau berkata seperti itu tapi tujuannya sama 'kan?"

"Kali ini berbeda, Artemis."

"Kalau aku jadi mereka lebih baik aku berhenti menemuimu. Toh, pada akhirnya kau hanya akan memilih salah satu dari mereka."

Apollo menghela nafasnya. Cukup hanya James yang tak mempercayainya, sekarang kembarannya pun juga tak mempercayainya? Harus dengan cara apa Apollo menjelaskan agar semuanya percaya, bahwa ia hanya mencintai salah satu dari mereka?

"Sudah kukatakan bahwa aku hanya mencintai salah satunya."

"Lyra atau Rhea?"

"Begitu penting kah kau mengetahuinya?"

"Jadi, saudara tak boleh saling mengetahui?" tanya Artemis sarkas.

Apollo mendengus kasar. "Kau sendiri bagaimana dengan James? Sudah mendapat perhatiannya?"

Artemis nampak tidak menyangka bahwa Apollo akan menyerangnya seperti ini. Gadis itu mendekat ke arah kembarannya dan mendongak untuk menatap Apollo yang lebih tinggi darinya.

Tatapan yang tajam. Sangat tajam.

"Semua orang di Hogwarts tahu bahwa James menyukai Rhea. Aku bisa apa kalau hati sudah bertindak?"

Be My Boyfriend (Sequel A New Wife)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin