Bagian 16

8K 822 33
                                    

Veila mengambil jaket lantas memakainya. Wanita itu bergerak ke luar kamar dan menuju ke sebuah ruangan di mana Corrie dirawat selama beberapa hari ini. Disana, terlihat seorang dokter paruh baya yang sedang mengolesi salep untuk menghilangkan bekas memar di wajah Corrie.

"Nona?" Corrie terlihat kaget melihat Veila berada di sana. "Apa yang Anda lakukan di sini?"

"Melihatmu," jawab Veila sebelum melirik dokter yang terlihat tampan diusianya yang menginjak setengah abad. "Bagaimana keadaannya, dok?"

"Dia sudah baik-baik saja, Nona. Besok dia sudah bisa beraktivitas kembali."

Veila tersenyum lalu berterima kasih pada sang dokter. Tak lama, dokter Martin meminta izin untuk keluar ruangan, meninggalkan ia bersama Corrie berdua.

"Maafkan aku, Corrie," gumam Veila seraya menatap Corrie prihatin. "Seandainya saja kau tidak melindungiku, kau pasti tidak akan seperti ini. Semuanya adalah salahku."

Corrie menggeleng pelan. "Tidak, Nona. Saya baik-baik saja dan jangan menyalahkan diri Anda sendiri." Matanya melirik sebuah rantai kalung emas tipis di leher Veila yang dijadikan sebagai gantungan kunci yang mereka temukan. "Apa Anda sudah membuka box tersebut?"

Wanita itu menggeleng pelan, memilih duduk di atas ranjang sebelah Corrie. "Aku belum membukanya, lagipula logo yang tertera di atasnya begitu membingungkan. Setelah kucari tau, hasilnya justru mencurigakan. Dan itu berasal dari bahasa Rusia."

"Rusia?"

Veila mengangguk. "Aku bingung entah kenapa mereka memberikanku petunjuk ini...," desahnya lemah sambil memegang kunci yang selalu tersimpan di balik bajunya atau di dalam laci mejanya agar tidak ditemukan oleh siapapun. "Lagipula, aku masih penasaran dengan anak yang ada di dalam foto tersebut."

"Anak remaja itu?"

"Kau tahu, Corrie, ceritanya begitu sama dengan cerita kecelakaan keluargaku. Bahkan, aku berpikir bahwa dia adalah kakakku."

Dahi Corrie mengernyit bingung. Ia belum menalar siapa yang Veila maksud. "Dia siapa maksud Anda, Nona?"

"El... Fievel Elenial."

◈◈◈

"Bereskan mayat itu!" Keyond menyuruh anak buahnya untuk membersihkan tempat kejadian pembunuhan yang baru saja terjadi. Pembunuhan yang Keyond lakukan bukanlah berdasar dari perintah Mr. X melainkan untuk dirinya sendiri yang sedang memang ingin melampiaskan segala amarahnya.

Amarah dari rasa cintanya dan juga amarah pada dirinya sendiri yang tidak bisa mengendalikan nafsunya pada Veila. Beberapa hari ini emosinya memang sangat buruk, bahkan ia tidak pulang sudah hampir satu minggu. Ponsel yang berada disakunya mungkin sudah mati mengingat ia sama sekali tidak mengisi baterai.

Sudah saatnya ia pulang karena Keyond memang harus memperjelas hubungan statusnya dan Veila. Bahkan, jika keduanya harus berpisah. Ya, lebih baik seperti itu daripada dia terus berbuat dosa dengan menyakiti Veila yang tidak tahu apa-apa. Lagipula, bukankah Keyond bisa menjaganya dari jauh?

Keyond melajukan mobilnya dengan kencang menuju mansion. Sesaat matanya melirik sebuah rumah yang tidak jauh dari kediamannya. Seketika ia menghentikan mobil sport McLaren miliknya dan turun untuk memastikan siapa yang tinggal di rumah sederhana itu.

 Seketika ia menghentikan mobil sport McLaren miliknya dan turun untuk memastikan siapa yang tinggal di rumah sederhana itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aesthetic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang