Prolog

34 3 0
                                    

 Aku terdiam, menatap indahnya bulan yang bersinar ditengah kegelapan. Aku harap aku bisa menjadi bulan, yang tetap bersinar walau kegelapan berada disekelilingnya. Aku terus menatap sang bulan, memutar memori ingatanku untuk mengingat masa-masa yang sudah terlewati. Tak terasa, air mataku menetes. Ini adalah air mata keseribu kalinya aku perlihatkan pada malam. Lihat, ini adalah bukti bahwa aku masih ragu pada takdir. Mengapa takdir sejahat itu padaku?

Ini adalah takdir. Aku bisa apa? Jika sang Maha sudah menentukan jalan yang terbaik untukku.

" Mahira, ada yang mau bertemu denganmu." Ibu datang tepat dibelakangku. Aku menoleh kebelakang," Siapa?" tanyaku penasaran.

" Fahmi."

===============================================================

Yang ini update agak lama, soalnya fokus ke Hitam dan Biru. Tapi, jangan lupa lewatin alur kisah ini. Karena ini adalah kisah yang paling sedih yang pernah muncul diotakku. Aku aja ngebayanginnya sedih sendiri;'v 

see you in this story.

Jangan lupa baca Hitam dan Biru.

Jangan lupa untuk vote;)

Walau gak vote aku tetep lanjutin cerita, karena ini adalah my hobby;)


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Air Mata MahiraWhere stories live. Discover now