Bab 16. Lie to Me

Start from the beginning
                                    

"Semoga berhasil, Ren."

***

Sindy terdengar memanggil-manggil Honey, membuat gadis itu segera bangkit dari kasur untuk menemui bundanya.

"Ya, Bun," sahutnya lantas bergegas keluar, menghampiri Sindy.

"Sini, Sayang!"

"Di mana, Bun?" Honey meminta petunjuk di mana keberadaan Ibu tirinya itu.

"Ruang tamu."

Honey segera menuju ruang tamu. Dia nyaris mati berdiri saat melihat siapa yang sedang duduk di depan Sindy saat ini.

"Lah? Kok kamu di sini?" tanya Honey heran. Jantungnya yang sempat akan meloncat keluar, berhasil ditahan dan dikembalikan ke tempat semula.

Lelaki itu tidak menyahut, hanya tersenyum tipis."Kencan, yuk," ajaknya santai.

"Hah?" Honey melongo,bahkan sedikit merinding.

"Wah, Honey ternyata udah kenal Leo?" Sindy takjub.

"Nggak sengaja ketemu, Tan," jelas Leo membuat Honey melotot ke arahnya, protes.

"Jodoh, nih," goda Sindy.

Honey tidak menjawab, hanya menatap Leo tidak suka.

"Lagi senggang, kan? Kencan, yuk," ajak Leo lagi.

"Nggak bisa," sahut Honey cepat. "Aku ada kencan sama F."

"Bagus, dong. Biarin aku ikut," kata Leo yang membuat Honey terperangah.

"Kamu sudah gila?" tanya Honey tidak percaya.

"Nggak," jawab Leo yakin. "Tapi aku penasaran dengan pemilik nama yang cuma terdiri dari satu huruf itu."

Leo dan Honey bertatapan. Di pikiran mereka terdapat asumsi yang berbeda. Honey tentu heran dengan keputusan Leo yang ingin bertemu dengan kekasihnya. Padahal, dia adalah calon tunangan yang dipilih Sindy untuknya. Gadis bulat itu bahkan berpikir ada kemungkinan kalau F dan Leo akan bergulat. Jika itu terjadi, Honey akan memilih berpura-pura tidak mengenal keduanya.

Berbeda dengan Honey, Leo berpikir ini kesempatan emas untuk mencaritahu apakah F dan Galuh orang yang sama atau berbeda. Lagipula, Galuh berkata dia tidak akan mengajak berkelahi calon tunangan Honey. Sahabat Leo itu punya cara tersendiri untuk menyelesaikan masalah. Karena itu, Leo tidak merasa khawatir. Lagipula, mungkin ini kesempatan langka untuk bisa bersaing dengan Galuh secara adil.

"Gila, aku nggak mau," tolak Honey yang membuat Sindy memutuskan untuk turun tangan.

"Nggak boleh gitu, Dear. Ini kesempatan yang bagus, kan? Kamu bisa memutuskan mana yang terbaik jika kedua pilihan bertemu bukan?" Sindy mencoba mempengaruhi Honey. "Dan Bunda juga bisa lihat, apakah F serius denganmu atau tidak."

Honey tergiur dengan perkataan terakhir Sindy.

"Jika F serius, Bunda akan mengizinkan Honey sama F dan berhenti menjodohkan Honey?" tanya Honey membuat Sindy tersenyum hambar, mendadak menyesal dengan apa yang dikatakannya."Ya kan, Bun?" desak Honey.

Sindy menelan ludah.

"Boleh, aku sepakat," ujar Leo yang membuat senyum Honey terbit.

"Deal," ujarnya tanpa pikir panjang.

"Oke, ayo," ajak Honey.

Leo mengangguk mengiyakan meski Sindy hanya melihat kedua sejoli itu dengan tatapan tidak mengerti.

"Tenang, Tante. Apapun pilihan Honey, Leo jamin, dia nggak akan pernah menyesal," janji Leo mencoba meyakinkan Sindy bahwa semua akan baik-baik saja.

"Baiklah," kata Sindy pada akhirnya.

PACAR DISKON 30% [ New Version ]Where stories live. Discover now