19 - Rivers, Lakes, & Waterfalls

Mulai dari awal
                                    

"Ha? Sungai?"

"Iya."

Y/n turun dari kuda dan mengikatnya di salah satu batang pohon. Jeno mengikuti saja apa yang Y/n lakukan.

"Terus istimewanya apa?" Tanya Jeno bingung. Pasalnya, ia juga pernah melihat sungai.

"Ini tuh sungainya jarang banget tersentuh sama manusia. Liat tuh jernih banget air nya."

"Ayo sini." Sambung Y/n sambil menarik tangan Jeno mendekati sungai itu. Keduanya jongkok, lalu menyentuh air sungainya.

"Nah, seger 'kan?"

Jeno mengangguk saja.

"Mau coba cuci muka?"

"Tenang aja. Ini airnya bersih, gak kotor. Muka lo gakan kenapa-napa." Lanjut Y/n ketika Jeno tak menjawab.

Y/n mengambil air sungai itu, dan di basuhkan ke wajahnya. Terasa segar. Ada sedikit rasa hangat akibat matahari yang memantulkan cahayanya ke air ini.

Jeno pun melakukan apa yang Y/n lakukan. Membasuh wajahnya dengan air itu, membuat rambutnya juga ikut basah.

Tau tidak seperti apa Jeno terlihat jika basah begini? Benar. Sexy. Bayangkan saja, tak perlu pakai ilustrasi.

Y/n mengulas senyum jahil, mengambil air itu dengan satu tangannya, dan dilemparkan ke wajah Jeno. Kemudian Y/n tertawa terbahak.

"Itu hukuman buat lo yang ngelepasin kelincinya." Kata Y/n di sela-sela tawanya.

Jeno membalas, melemparkan air yang di bawa tangannya ke wajah Y/n. Dan tertawa kencang.

"Itu hukuman buat lo karena udah ngejitak kepala gue."

"Apaan anjir. Nih rasain."

Y/n membalas Jeno, dan Jeno juga membalas Y/n lagi. Hingga membuat keduanya jadi basah.

"Udah udah, jadi basah gini baju gue."

"Lo yang mulai juga."

Ya iyasih, Y/n yang mulai. Tapi kan Jeno gak perlu balas_-

"Ada lagi tempat yang bagus. Air terjun, sama danau. Lo mau kemana dulu?" Tanya Y/n yang sekarang sedang melepaskan tali itu dari batang pohon.

"Danau dulu deh."

"Oke."





-----





Sesampainya di danau, Y/n dan Jeno mendekat. Danau nya bukan danau warna hijau-hijau karena lumut. Tapi warna tosca. Jadi terlihat cantik, bukan menyeramkan.

Y/n menarik tangan Jeno untuk berdiri di jalan kayu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Y/n menarik tangan Jeno untuk berdiri di jalan kayu itu. Sebelumnya mereka sudah melepas sepatu dan melipat celana agar tidak basah saat terkena air danaunya.

"Em... Disini gada buayanya?" Tanya Jeno.

"Gaada lah. Ya kali."

"Yakin? Nanti tiba-tiba buayanya muncul bisa mampus."

"Gaada. Percaya deh sama gue. Em.... Gimana? Bagus 'kan pemandangannya?"

Jeno mengangguk.

"E-eh!"

Grep

Jeno menangkap Y/n dengan sigap ketika Y/n hampir saja terjatuh karena terpeleset. Posisinya agak memeluk.

"Hati-hati. Lo bisa kejebur. Ntar basah kuyup." Kata Jeno.

Y/n mengangguk kecil, "Thanks."

Matanya bertatapan dengan mata Jeno. Entahlah, jika dari dekat begini, wajah Jeno yang tampan, terlihat semakin tampan.

Tapi... Bukan itu yang Y/n pikirkan. Melainkan posisinya sekarang. Pelukan?

Posisi macam apa ini anjir. - Y/n

Jeno masih tetap pada posisinya. Sepertinya dia tidak sadar karena..... terhanyut dalam perasaan?

"Ayo lanjut jalan lagi." Ucap Y/n seraya melepaskan diri dari pelukan Jeno.





-----





Jeno dan Y/n sudah berada di depan air terjun.

Jeno dan Y/n sudah berada di depan air terjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow." Gumam Jeno. Sedangkan Y/n hanya tersenyum menanggapinya.

"Duduk di kayu itu yok sambil liatin air terjun?" Ajak Y/n yang di angguki oleh Jeno.

Jeno jalan lebih dulu, dan Y/n yang di belakang.

"Bantuin dong. Lo gak gentle amat jadi cowok." Kata Y/n.

Jeno tanpa protes apapun, langsung meraih tangan Y/n untuk di genggam dan melanjutkan jalannya dengan perlahan.

Mereka duduk menghadap air terjun dengan kaki yang terulur ke bawah sampai terendam oleh air itu.

Sepatu? Sudah di lepas. Celana? Sudah di lipat. Jadi tenang saja. Takkan basah.

"Air nya seger bener anjer. Jadi pingin berenang." Ucap Jeno tiba-tiba.

"Jangan sekarang. Kapan-kapan aja. Lo kan gak bawa baju ganti."

"Tapi janji ya ajak gue kesini lagi."

"Iyaa. Gue ajakin juga deh temen-temen lo yang lain."

"Janji harus di tepatin, jangan ingkar."

"Ebuset! Iya, gak percayaan amat dah ama gue."

Sore hari itu, mereka habiskan waktu dengan melihat indahnya air terjun. Dan menikmati segarnya air yang mengalir.

Dan...

Jeno mulai mengakui bahwa.....

Ia merasa nyaman.






TBC

Boom update? Really done :)

Gimana? Mengecewakan enggak? Atau biasa aja?

Gimana? Mengecewakan enggak? Atau biasa aja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hey Idiot, I Love You : Jeno X You [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang