Day 2 - PAGI #3

46 4 0
                                    

i have to tell you something...
About what i feel when I meet you one more time.

_______________________________

DAY 2
In the Morning

Setelah sholat subuh gue memutuskan untuk lanjut menulis lagi di teras belakang, dingin sih tapi harus gue lakukan karena kalau dikasur bisa-bisa gue tidur lagi. Gue menulis dengan begitu fokusnya hingga enggak kerasa gue bisa menyelesaikan setengah dari bab sebelumnya dan satu bab berikutnya. Memang belajar ataupun menulis setelah subuh itu adalah waktu yang tepat, tapi guenya aja yang suka males dan malah tidur lagi setelah subuhan.

Matahari pagi mulai menyapa, bias cahanya kini telah mencapai lutut gue yang sedang bersila diatas kursi sambil memangku laptop membuat sesuatu terlintas di pikiran gue. Berendam atau mengapung dikolam sembari menikmati matahari pagi enak nih kayaknya. Hingga tanpa pikir panjang guepun segera kembali masuk kekamar, meletakkan laptop diatas Kasur sembarang lalu menarik keluar ban karet semangka gue menuju kolam renang.

"Nak berenang lagi ke?"

Gue seketika terlonjak kaget saat suara yang tak asing terdengar tak jauh dari posisi gue saat ini.

"Eh? Iya nih. Abis Jogging?" Tanya gue penuh basa basi kepada Alifiandra yang masih lengkap dengan kaos berwarna abu-abu tua serta cenana jogging berwarna hitam yang kini sedang berdiri di teras belakang kamarnya.

"Iya Alana"

Gue mengangguk paham. "Baru tahu kalau kamu menjunjung tinggi pola hidup sehat" Balas gue sok akrab banget sih Alana pake 'kamu' segala.

"Haha, Alana tidak ke?" tanyanya.

"I just enjoy my life like this" Balas gue dengan Bahasa inggris seadanya.

"Wah tak boleh begitu. Alana harus banyak-banyak olahraga macam saya biar sehat"

"Apakah dengan postur badan kayak gini saya terlihat enggak sehat?" Tanya gue kemudian.

Terlihat wajah Alifiandra berubah panik. "Bukan begitu, maksud saya tu—". Badan gue tuh enggak kurus, gue menyebut diri gue itu 'berisi' karena terlalu bahagia hidup sendirian (Hanya alasan semata). Badan gue akan terus kayak gini atau bahkan mungkin bisa lebih 'berisi' lagi kalau terus sendirian, tapi kalau punya pacar gue bakal kurus drastis. Punya pacar adalah salah satu cara diet yang paling berhasil yang pernah gue rasakan.

"Hahaha" Gue kemudian tertawa kecil, abis kasihan liat muka paniknya ituloh lucu banget. Mungkin dia pikir gue tersinggung dengan ucapannya dia. "Saya paham kok Mas... eh Alif"

"Terserah Alana mau panggil saya apa. It's okay"

"HAHA, sorry keceplosan. Enggak sengaja"

"haha iya. Rencana hari ini mau kemana Alana?"

"Dikamar aja nih, kamu?"

"Diving, mau ikut?"

What? Apa ini? Apa yang terjadi? Mimpi apa gue semalam? Gue pikir pertemuan gue dengan Alifiandra kemarin adalah pertama dan terakhir kalinya, tapi liat sekarang pagi-pagi sekali dia udah nyapa gue dan diajakin Diving pula? Alana kenapa sih elo pake acara enggak bisa renang segala?

Karena kelamaan diam dengan segala pemikiran aneh diotak gue Alifiandra pun mengulang pertanyaannya. "Gimana?"

"Sorry, saya enggak bisa renang" Balas gue jujur.

"Serius? Pantas saja sejak kemarin saya lihat Alana Cuma baring-baring diatas semangka itu atau diam dipinggil kolam" ternyata Alifiandra bisa nyebelin juga ya? Ini dia sekarang ngomong sambil senyum-senyum gitu, persis kayak lagi ngejek gue. Kesel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

i have to tell you somethingWhere stories live. Discover now