Meratapi

4.7K 474 43
                                    

"Setelah menangis lalu tertawa? Cih...dasar perempuan licik!"

Chanyeol mengelilingi rumah Seulgi dan merusak semua yang bisa dia hancurkan oleh tangannya. Dan setelah merasa puas, dia pulang ke rumah untuk menemui Rachel.

---

Chanyeol memasuki rumahnya dengan waspada dan tanpa suara. Rencananya, dia akan melihat dulu apa yang sedang dilakukan Rachel sekarang ini. Kini Chanyeol sudah dekat dengan kamarnya dan itu beberapa langkah didepan saja. Samar-samar dia mendengar suara isakan pilu seorang perempuan dari dalam kamarnya. Dengan langkah pelan, Chanyeol mendekat dan ingin memastikan pendengarannya. Dan ternyata benar, Rachel sedang menangis sambil memeluk lututnya diatas ranjang. Meskipun Chanyeol tidak melihat wajah Rachel, Chanyeol tahu bahwa matanya lebih membengkak dari sebelumnya. Itu semua karenanya, karena kebodohannya telah mempercayai Seulgi dan berakibat pada kehancuran rumah tangganya.

Dengan langkah gontai, Chanyeol kembali keluar dan memilih membiarkan Rachel menangis sepuasnya. Melihat Rachel yang sedang terduduk dan menangis membuatnya merasa hancur. Lebih baik untuk sementara Chanyeol kembali ke dalam mobil dan menunggu Rachel selesai menangis. Karena jika Chanyeol menghampiri Rachel sekarang, pertengkaran akan semakin menjadi-jadi. Rachel keras kepala, dan Chanyeol egois. Mereka sama-sama seperti api dan akan saling menyalahkan.

"Maafkan aku, Rachel." Berulang kali Chanyeol menyebutkan kata maaf meskipun seseorang yang disebut tidak mendengarnya.

Chanyeol tidak menyangka Seulgi akan melakukan hal gila seperti itu. Dia pikir, pertemuannya dengan Seulgi itu karena kliennya yang dikenalkan oleh Seulgi. Tapi ternyata Seulgi memiliki rencana jahat dibalik itu semua. Mungkin saja Chanyeol dijebak oleh Seulgi dan membuat dirinya sendiri hamil. Sayangnya, Chanyeol tidak menyadari apa-apa saat itu karena sedang mabuk. Entah apa yang harus dilakukan agar Rachel kembali percaya kepadanya. Untuk meyakinkan Rachel dan semua yang terjadi, haruskah Chanyeol menunggu waktu yang tepat saja?

Chanyeol membuka jasnya yang tidak sempat dia buka tadi. Dia menunduk dan memeluk setir mobil. Hari ini benar-benar membuatnya lelah dan mengantuk. "Aku sangat lelah dan bingung."

Tidak butuh waktu lama untuk membuat Chanyeol terlelap. Dia kini sudah berada di dalam dunia mimpi yang indah. Setidaknya untuk malam ini dia perlu melupakannya sejenak dan beristirahat. Karena besok dia harus benar-benar mengungkapkan kebenarannya kepada Rachel.

---

Chanyeol terbangun oleh suara beberapa klakson mobil dibelakangnya. Chanyeol memang salah sudah memarkirkan mobil di depan rumahnya. Padahal itu bukan tempatnya bebas untuk berparkir.

Baru saja Chanyeol hendak mengumpulkan seluruh jiwanya, tiba-tiba dia teringat dengan rencananya yang akan dia ungkapkan pagi ini. Dengan kekuatan ekstra dia bergegas masuk ke rumahnya dan tidak mempedulikan bagaimana para supir berteriak memarahi dia.

Belum sempat membuka kenop pintu dan memasuki rumahnya, dia dikejutkan dengan pintu yang terbuka sendiri dan menampilkan dua orang yang saat ini sangat tidak ingin melihatnya.

"Kenapa kau disini?" Tanya Rachel kebingungan.

Chanyeol menatap canggung wajah Rachel dan Angel secara bergantian. "Ini rumahku."

"Benar, tidak mungkin jika aku akan tinggal dineraka ini lebih lama. Kuharap kau akan melakukannya semua sendiri. Semoga beruntung!" Angel berjalan melewati Chanyeol dan diikuti oleh Rachel yang mendorong koper besar. Rencana yang sudah dia buat menghilang ditelan kecanggungan. Chanyeol hanya bisa menatap kepergian Rachel dan Angel dengan wajah murung.

"Rachel, apa kau benar-benar akan meninggalkanku?!" Teriaknya ketika Rachel sudah mulai mendekati pagar.

"Ya. Kumohon jaga Seulgi, dia sedang hamil. Jangan pernah meninggalkannya saat malam. Yang pernah kau lakukan padaku tidak boleh kau lakukan padanya, karena perempuan juga memiliki hati. Dia akan merasa hancur ketika kau sakiti. Hanya itu permohonanku. Semoga kau bahagia, Park Chanyeol. Sampai jumpa!"

Chanyeol menangis dalam hening. Dia hanya bisa berdiam diri dan tidak bisa berkata-kata seperti apa yang dia rencanakan tadi. Melihat semua kenyataan pahit ini membuatnya bungkam. Entah apa yang akan dia lakukan jika tidak ada Rachel. Rachel adalah penyemangatnya selama ini. Apa jadinya jika semua berubah seperti ini?

"Rachel, aku mencintaimu."

Menangis dan menangis yang hanya bisa Chanyeol lakukan saat ini. Tidak ada Rachel, tidak akan ada kebahagiaan lagi dirumah ini. Disini selalu ramai meskipun Chanyeol setiap hari berada dikantor. Tapi sekarang? Rumah akan terasa tak berpenghuni. Dan Chanyeol berharap rumah ini akan terisi kembali oleh Rachel dan Angel. Meskipun Angel tak diharapkannya.

#tbc

My Life Destroyer Man #2; [Park Chanyeol]Where stories live. Discover now