#Chapter 1

216 23 6
                                    

-- Pov Normal --

.

.

.

"Hedeh....gue bosan. Masa hari-hari main game ini melulu? Kaya nggak ada game lain. Sumpah miskin game banget gue. Duh....hari ini mood gue bad amad dah" cetus seorang pemuda yang tengah duduk santai di kursinya menghadapi monitor (komputer) nya sedang memainkan sebuah game.

Tidak lama terdengar seruan dari luar kamarnya....

"Ven....Veno! Kamu bermalas-malasan lagi?? Pagi-pagi begini, kerjaanmu malas terus! Ayo keluar.....bantuin mama nih!" seru seorang ibu yang berada di halaman rumahnya memanggil anaknya di dalam kamarnya.

"Duh....ngomel lagi. Mana gue hari ini bantuin mama lagi. Gue kan udah janji hari ini bakal bantuin mama. Ahh....Udahlah. Dari pada gue bosan dan bingung ngisi waktu luang dengan apa, mending gue bantu mama biar gue dapet tu pahala. Lebih faedah" ujar pemuda itu langsung mematikan komputernya lalu bangun dari tempat duduk dan pergi keluar rumah menemui ibunya.

***

Veno Pradana adalah seorang remaja yang memiliki hobi bermain game horror. Ia adalah anak semata wayang bagi ibunya. Ia juga tinggal berdua bersama ibunya di rumahnya tersebut. Ia juga salah satu anak yatim di antara keluarganya. Di karenakan ia sudah tidak memiliki seorang ayah sejak ia kecil. Ibunya pernah menceritakan tentang ayahnya bahwa Ibu dan ayahnya pernah mengalami kecelakaan sejak Veno masih berusia 3 bulan. Dalam kejadian berlalu itu, Veno masih beruntung. Ia masih bisa hidup dengan seseorang yang ia sayangi. Nyawa ibunya di waktu itu masih bisa tertolong. Namun berbeda dengan ayahnya. Veno harus kehilangan ayahnya sejak itu. Veno hanya bisa mengenang hal itu dan berdoa untuk ayahnya yang sudah tiada. Selain tentang kehidupannya, ia juga memiliki seorang teman satu kampusnya berupa sahabat. Siapa lagi kalau bukan Clara, Leo, Selly, dan Reno (btw itu OC nya Author yak. Termasuk Veno juga :v )

Sesaat itu, Veno pun turun dari kamarnya yang berada di lantai dua melalui anak tangga yang ia lalui itu. Sudah sampai lantai bawah, Veno langsung keluar menuju halaman rumahnya dan menemui ibunya yang sedang menanam bunga.

"Ya...ya...Veno tahu kok, Ma. Mama mau Veno bantuin mama kan hari ini? Yaudah, mau di bantuin apa? Veno bakal turutin suruhan mama" ujar Veno menghampiri ibunya.

"Hmm? Tumben kamu ngomong begitu. Biasanya kamu malas-malasan dan kerjaan main game terus pagi begini" ujar Ibunya.

"Yah...kan kemarin Veno udah janji sama mama kalau hari ini, Veno bakal bantuin mama. Ya kemarin itu kan mama sempat marahin Veno karena kebanyakan main game terus. Mama ngambek, yaudah Veno bakal bantuin mama hari ini buat sebagai ganti kesalahan Veno kemarin ke mama. Hmm~" jelas Veno.

"Oh, pantas anak mama sok baik mau bantuin. Ntar yang ada kumat lagi tuh. Ya kan? Hmm?" cetus ibunya sambil mencubit wajah anaknya.

"Duh...aduh...mama lepasin. Veno udah besar. Nggak perlu lagi nyubit-nyubit muka kaya anak kecil segala" ujar Veno dengan wajahnya yang di cubit oleh ibunya.

"Memang ya dasar anak mama. Yaudah, langsung aja kamu siram tuh bunga-bunga di sini ya. Mama mau nanam bunga lagi. Awas lho, jangan sampai nyiram mama lagi nanam bunga. Ntar mama cubit lagi" ujar Ibunya.

"Iya...iya. Nggak bakal Veno nyiram mama" Veno.

'Masa iya aku tega nyiram mama? Kwkwkw'  batin Veno terkekeh.

.

.

.

To Be Continue....

NulwellJr

CREEPYPASTA Sonic.ExeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang