bun

251 22 1
                                    

Yunhyeong x Hanbin

690 kata

[*bangun*]
.

Hal pertama yang dilihat Yunhyeong adalah hamparan awan putih tipis yang menghiasi langit biru. Tampak sangat indah di matanya. Selanjutnya yang dia lihat adalah bentuk wajah samar samar yang secara tiba tiba berada di atas wajahnya, menghalangi pemandangan langit indah. Setelah matanya menangkap bentuk wajah itu dengan sempurna, senyum secara spontan bangkit dari bibirnya.

"Sejak kapan kau di sini?" Tanya sosok itu. Dirinya segera bangkit duduk dengan tegak.

Yunhyeong ikut mendudukan dirinya disamping sosok itu. Menyenderkan kepalanya di bahu sosok itu. Dan tangannya menggenggam erat tangan sosok itu.

"Aku merindukanmu, Hanbin." Adalah yang diucapkan Yunhyeong. Mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan sosok itu. Toh dia sudah tahu jawabannya.

Hanbin, sosok itu, tersenyum simpul. Tangannya bergerak mengelus rambut Yunhyeong. "Aku tahu. Aku juga merindukanmu." Balasnya. Kini dia mengecup kening Yunhyeong lembut.

Yunhyeong menikmati perlakuan kecil yang dilakukan Hanbin. Sungguh Yunhyeong sangat senang akan hal ini. Sudah lama dia tak menerima perlakuan lembut Hanbin yang seperti ini.

Tak ada percakapan diantara mereka. Hanya tangan yang saling bertautan, tangan lainnya yang saling mengelus, dan bibir yang saling mengecup. Itu semua sudah cukup mengungkapkan kerinduan mereka. Tak perlu banyak kata terucap karena tubuh sudah mengerti dengan sendirinya.

Yunhyeong tertawa kecil. Membuat Hanbin menatapnya heran. "Ada yang lucu?"

"Tidak. Hanya saja aku tidak percaya kau ada di sini bersamaku." Jawab Yunhyeong. Tangannya mengelus pipi Hanbin, tempat dimana biasanya terdapat tempelan luka bergambar beruang padahal tak ada luka di pipinya itu.

"Kau harus percaya karena aku ada di sini memberi kecupan untukmu." Hanbin meraih tangan Yunhyeong yang barsarang di pipinya, diciumnya punggung tangan itu disusul ciuman di kening, hidung, kedua pipi, dan terakhir bibir. Dilumatnya pelan bagian terakhir itu. Hanbin dapat merasakan Yunhyeong membalas lumatannya disertai perasaan yang coba dia salurkan. Dan Hanbin mulai merasakan ada kejanggalan.

Di atas tautan tangan mereka terasa tetesan air mata. Itu berasal dari Hanbin. Hanbin menangis. Dan Yunhyeong mencoba melepas lumatan mereka namun Hanbin menahan tengkuknya. Tangis Hanbin semakin deras setelahnya.

Setelah setengah menit berlalu Hanbin baru melepaskan Yunhyeong. Bibir mereka tidak lagi saling bertaut. Sekarang Yunhyeong bisa melihat dengan jelas wajah sendu Hanbin. Matanya yang masih berembun menyiratkan kepedihan. Yunhyeong kembali mengelus pipi Hanbin, menghapus jejak air mata.

"Jangan menangis." Ucap Yunhyeong lembut. "Aku tak apa."

"Kau masih disana. Tidak seharusnya kau disini." Adalah ucapan Hanbin diiringi isaknya.

"Kau salah. Seharusnya aku disini sejak lama."

"Tidak, Yunhyeong. Kau masih sadar. Mereka masih membutuhkanmu." Hanbin melepaskan tautan tangan mereka. Kedua tangannya kini meraup pipi Yunhyeong. "Kau harus bangun. Untuk mereka. Juga untukku."

"Tapi kau-" Yunhyeong belum menyelesaikan kalimatnya saat Hanbin secara tiba tiba mencium bibirnya.

Sengaja. Hanbin tak ingin mendengar ucapan Yunhyeong tentang dirinya. Itu hanya membuatnya dirinya semakin sakit dan dia semakin tak rela kembali melepas Yunhyeong.

Maka dari itu Hanbin harus melepasnya sekarang. Pada akhirnya Yunhyeong akan kembali lagi padanya, walau itu entah kapan. Hanya Dia yang tahu dan hanya Dia yang menentukan.

Secara perlahan Hanbin memperdalam ciumannya. Mengabaikan Yunhyeong yang berusaha melepas demi melanjutkan kalimatnya. Tubuh Yunhyeong dibawa berbaring olehnya. Hanbin dapat merasakan tangan Yunhyeong mencengkeram kuat bahu.

Ciuman mereka terlepas. "Tidurlah. Bangun di tempat yang seharusnya." Ucap Hanbin. Kini kening mereka bersentuhan.

Yunhyeong menggeleng ribut. "Aku tidak mau pergi darimu lagi." Cicit Yunhyeong.

"Kau tidak pernah pergi, Yunhyeong. Kau selalu ada bagiku." Hanbin ikut membaringkan tubuhnya disamping Yunhyeong. Membawa Yunhyeong menuju dekapannya. "Tidurlah. Aku akan menemanimu."

Yunhyeong kembali menggeleng. Kini dirinya mulai menangis. "Kau akan pergi jika aku terbangun."

"Sama sepertimu yang tidak pernah pergi dariku, akupun sama. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." Hanbin menarik napas. Matanya kembali berair. "Tidurlah."

Yunhyeong terisak, napasnya tersenggal senggal. Namun perlahan Hanbin merasakan napas Yunhyeong yang mulai teratur. Namun kini tangisan Hanbin justru tak dapat diatur.

Perlahan cahaya menyilaukan memancar dari tubuh Yunhyeong. Beban tubuh yang didekap Hanbin berlangsung menghilang. Hingga akhirnya sosok Yunhyeong hanya tersisa udara. Menyisakan Hanbin dengan kehampaan dan tangisnya yang belum mereda.

Hanbin harus kembali menunggu Yunhyeong. Menunggu nyawanya dijemput. Bagaimanapun Yunhyeong masih hidup di dunia. Dan Hanbin tidak memiliki kuasa untuk menarik Yunhyeong ke tempat yang sama dengannya. Yunhyeong masih harus hidup. Walau tanpa Hanbin, dia masih harus menjalani sisa kehidupannya.

Setelah cukup tenang, Hanbin mendudukan dirinya. Kini dia memandang langit dengan sendu.

"Aku harus kembali menunggu."

.
[*fin*]


Aku tahu kok ini gaje. Jangan hujat aku hehe

Kek ada yang kurang gitu :")

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kek ada yang kurang gitu :")

vam | SONG X ALLWhere stories live. Discover now