***

Galuh sedang bersama Leo di dalam mobil, jalan-jalan menghabiskan waktu bersama. Leo penasaran dengan pacar Galuh. Seumur-umur, dia tidak pernah menduga kalau sahabatnya itu akan move on dari Rena. Memang, Galuh menjadi playboy, suka ganti-ganti pacar semenjak putus dari Rena, tetapi baru kali Galuh bersedia mengenalkan pacar barunya. Apalagi, Galuh sempat memuji gadis itu dengan mengatakan kalau Honey berbeda.

Selain penasaran dengan Honey, Leo ingin memastikan sesuatu. Ayahnya membicarakan tentang perjodohan beberapa waktu lalu dengan salah satu anak dari teman baiknya. Ini memang bukan pertama kali Leo akan dijodohkan, tetapi mengingat dia hanya asal memilih—saat disodorkan beberapa foto, Leo menjadi tidak tenang. Dia mengetahui semua informasi tentang calon tunangannya yang bernama Honey Gunawan, dua puluh tahun. Laki-laki berkepala plontos itu ingin memastikan kalau Honey yang akan dijodohkan dengannya berbeda dengan Honey pacar Galuh.

"Dia nggak mau pergi," ujar Galuh setelah sibuk dengan ponselnya.

Kecewa, Leo meminta Galuh berusaha lebih keras agar Honey bersedia menemui mereka. Bahkan, meminta Galuh merayu.

"Dia pasti nggak mau dirayu," ujar Galuh.

"Kenapa?"

"Rayuanku berbayar," jawab Galuh jujur.

"Eh? Bisa aja candaanmu."

Leo mungkin menganggap Galuh hanya bercanda, padahal fakta. Tidak hilang akal, dia meminta Galuh untuk menunjukkan foto Honey. Selama ini, Galuh tidak pernah mau menunjukkan pacar barunya, tetapi untuk Honey, mungkin dia bersedia. Dugaan Leo tidak meleset, Galuh mengiyakan.

"Kenapa? Kamu kenal?" Galuh menangkap hal tidak biasa dari raut wajah Leo.

"Ah, nggak, kok." Leo mengelak. "Karena tidak jadi ketemuan, bagaimana kalau kita makan? Aku sudah lapar." Ia berusaha mengalihkan pembicaraan dan berhasil.

"Ada warung tuh, sepi juga," usul Leosembari menunjuk warung yang dimaksud.

Galuh memerhatikan sebentar lalu mengangguk setuju.

Leo menepi dan memarkirkan mobilnya di dekat warung pinggir jalan yang hanya sendirian itu. Di sebelah kiri-kanan tidak tampak warung makan atau lainnya. Tunggal. Kedua sahabat itu turun dari mobil lalu masuk ke warung. Seorang emak dengan anaknya menyambut kedatangan mereka berdua.

Setelah melihat-lihat menu, mereka memesan dua ayam bakar dan dua es jeruk. Sembari menunggu pesanan jadi, Leo dan Galuh kembali mengobrol. Tak lama kemudian, yang ditunggu tiba. Mereka makan dengan lahap, apalagi rasanya mantap.

"Kamu harus mentraktirku lagi selain malam ini," ujar Leo membuat Galuh mendengus tidak terima.

"Sebagai orang kaya, seharusnya kamu malu aku traktir," sanggah Galuh.

Leo meringis. "Jangan-jangan kamu memacari Honey karena kaya,"guraunya.

"Iya," ujar Galuh tidak repot-repot mengelak.

"Matre!" ledek Leo.

"Bukan matre," elak Galuh. "Aku hanya mengajarinya indahnya berbagi," jawab Galuh, membuat Leo tertawa geli.

Setelah puas mengobrol dan makanan mereka sudah habis, keduanya memutuskan untuk pulang. Sebelum itu, mereka harus membayar. Amazing, untuk dua ayam bakar plus nasi dan dua gelas es teh, Galuh harus membayar sebesar seratus dua puluh ribu rupiah. Saat diprotes, pemilik warung hanya menunjuk papan yang tertempel di antara sekat kayu bertuliskan Best Chicken.

Galuh tidak bisa berbuat apa-apa, selain membayar. Walau kecewa dan merasa ditipu, dua orang itu memutuskan untuk diam saja. Lagipula, salah mereka tidak menanyakan harga sebelum memesan. Di lembaran dekat penjual, hanya tertempel secarik kertas di kaca etalase bertuliskan menu makanan dan minuman, tanpa harga.

"Sabar, Gal. Emak itu baru saja mengajarimu indahnya berbagi." Tawa Leo pecah lagi. Sedangkan, Galuh tidak peduli, masih sedikit keki.

***

TBC

TBC

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
PACAR DISKON 30% [ New Version ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن