[20] Darkness

1K 40 0
                                    

Author POV

Gladish sekarang berada diruang operasi, dan Galvin, Hani, Rara, Vino sedang menunggunya diluar ruangan. Rara yang tak henti hentinya menangis sambil meremat roti seribuannya. Dan Rizky -papi Gladish- bahkan tidak menampakan batang hidungnya sekalipun dari tadi.

BUAGHKKK

Galvin yang emosi dan despresi dari tadi, hanya bisa sesekali menumpahkan air mata sambil memukul dinding yang tidak bersalah. Sehingga tangannya mengeluarkan darah darah segar

"tenangin diri lo vin" ucap Vino sembari memegang bahu Galvin

Tidak ada respon. Melainkan Galvin menepis tangan Vino yang mencoba menenangkannya.

"GW BILANG TENANGIN DIRI LO!" marah Vino sambil ancang ancang ingin memukul Galvin. Namun gagal karena ditarik oleh Hani.

"jangan memperkeruh keadaan" ucap Hani sambil menjauhkan Vino dari Galvin yang saling tersulut emosi.

Dari lorong rumahsakit terdengar derapan kaki yang mendekat. Itu adalah Kevin -sahabat Galvin- yang berlarian menuju Galvin

"gimana keadaan Gladish?" tanyanya

"belum ada kabar" lirih Rara sambil sesenggukan

"cengenglo gitu aja nangis" ejek Kevin sembari menyenggol bahu Rara hingga sipemilik terhuyung

"asu, lo ga liat sigladish berjuang melawan ajalnya dan lo bisa bisanya bercanda" marah Rara dengan muka memerah

"woi calm girl" elak Kevin sambil menjulurkan tangan berbentuk dua

Sedangkan Galvin yang dari tadi menatap lampu ruang operasi dengan fokus, hanya bisa menyimak pertengkaran mereka.

Saat semua terdiam lampu ruang operasi berwarna merah, menandakan jika operasi telah selesai. Dan dokter keluar beserta suster yang mengekor dibelakangnya. Tanpa lama Galvin mengejar dokter itu dan memberi seribu pertanyaan tentang keadaan kekasihnya

"dokter gimana keadaan Gladish?" tanyanya serius

"keadaan pasien sekarang masih mengkhawatirkan, dia kehilangan banyak darah. Dan sekarang pasien mengalami koma" jawab dokter menjelaskan pertanyaan Galvin, dan disimak oleh Vino. Sedangkan Hani, Rara dan Kevin pergi ke kantin untuk membeli makanan.

"damn you Nando" umpat Galvin sambil menggertakan giginya

"baiklah terimakasih dokter" sambar Vino yang lebih memiliki sifat dewasa

Kemudian, mereka pergi meninggalkan Galvin dan Vino yang saling menundukan kepala. Setelah beberapa jam berlalu Gladish boleh dijenguk, tetapi hanya satu orang dan bergiliran. Dan yang masuk kedalam ruangan inap Gladish.

Galvin berjalan mendekati tubuh Gladish yang berbaring lemah didekat alat alat dan selang selang yang menancap ditangan Gladish. Galvin hanya memandang dengan sedih, bahkan tanpa dia sadari air mata mulai terjun dari tempatnya. Terduduklah Galvin dikursi dekat kasur Gladish, kemudian dia mengusap kepala Gladish lembut sangat sangat lembut.

"dish, bangun gih" ucapnya sambil menyeka airmata

"Gladish William tidak akan pernah mengingkari janjinya hm. Jadi sekarang bangunlah" lanjutnya

"gw janji kalo lo bangun, gw ajak liburan keBali" lirihnya sembari menatap mata sang kekasih, berharap dia membuka matanya

Namun tak ada jawaban dan respon dari Gladish.

"gw tau lo denger gw, gw harap lo kembali kita baru saja bersama setelah terpisah. Tapi lo pergi lagi dari gw, gw butuh lo  dish" ucap Galvin kemudian keluar dari ruangan.

*****

Galvin berjalan dilorong rumahsakit dimalam hari, hanya ada dirinya disana. Dan suara angin semilir yang membisik ditelinganya menjadi teman jalannya disini.

Saat ditaman Galvin bertemu seorang perempuan yang sedang terduduk dikursi taman sambil menundukan kepala. Pada saat mulai dekat jarak antara mereka, Galvin mendengar suara isakan dari sigadis. Ditepuknya pundak sigadis hingga dia menoleh kearah Galvin. Respon Galvin langsung memeluk perempuan itu.

"balik please" lirih Galvin

"apa lo beneran mau gw balik?" tanya sigadis sambil melepas pelukan Galvin

"lo udah tau jawabannya hm" ucap Galvin meminggirkan anak rambut yang menghalangi wajah sigadis

"gw lelah, gw pingin ikut mami" kata Gladish menatap mata Galvin lemah

"please, please don't leave me alone. Cuma lu yang gw punya dish" pinta Galvin

"gw capek vin, gw capek disia sia in, dibohongin, dianggap sebelah mata sama orang bahkan gw dianggap murahan" ucap Gladish sambil menangis

"ga ada yang  nganggab lo gitu dish, itu hanya perasaanlo aja" tepis Galvin

"nggak mantan mantan gw bilang gitu" ucap Gladish sambil menundukkan kepala

"nggak Gladish, please trust me." pinta Galvin

"tapi janji jangan pernah kecewain gw lagi" perintah Gladish sambil mengacungkan kelingking

"janji" senyum Galvin seperti anak kecil, selanjutnya menautkan jarinya dijari Gladish

Pukk

Pukkk

Pukk

Pukk

Tepukan dari tangan Vino untuk membangunkan Galvin yang tertidur dikursi tunggu rumahsakit. Dan tak lama Galvin mengerjabkan matanya dan langsung terduduk sambil memandang Vino

"bangun vin, Gladish udah sadar" seru Vino dengan mata berbinar binar

"hah?? Beneran bang?" tanya Galvin sambil berdiri dan bersiap siap berlari menuju ruangan Gladish

Saat dilorong dia menabrak orang orang yang berlewatan, dan tentu saja Galvin mendapat tatapan yang tidak mengenakan dari mereka. Namun bukan Galvin jika peduli sama orang lain, dia membiarkan orang orang dan lari sekencang mungkin.

BRAGHKKKKK

Galvin membuka pintu dengan kasar yang kemudian masuk kedalam kamar inap sigadis dan mendekatinnya dengan airmata yang berjatuhan.

"dish ini beneran elo?" tanya Galvin dengan nada yang bergetar karena habis lari

"ehem" rintih Gladish pelan kemudian memegang telapak tangan Galvin erat banget.

"gw khawatir lo napa napasm dish" ucap Galvin sembari mengelus kepala sigadis

"makasih vin, udah ngasih gw semangat saat gw putus asa dan ingin mati" ucap Gladish pelan karena efek obat

"maksutnya?" tanya Galvin bingung tentanv pertanyaan Gladish

"lo tadi masuk dunia gw vin, dunia batas orang mati dan hidup. Saat gw mutusin mau mati, lo datang dan ngasih gw semangat hidup lagi" terangnya sambil menangis

"hey it's oke. I'll be there for you"

"thanks"




"Disaat gw putus asa, lu datang dan ngasih gw semangat. Tapi akankah itu untuk selamanya atau hanya sementara?"

--gladish

#TBC

Salam Literasi :*

Jeki

Bad Couple Where stories live. Discover now