Bagian satu⚡|Nyanyian merdu

36 7 2
                                    

Now playing, Photograph— Ed Sheeran

🌴

"Gimana Fa, gue sekelas nggak sama Lo?" Tanya Nada penasaran. Ia menatap Defaira penuh harap.

"Nah itu."

Nada mengernyitkan dahinya. "Nah itu, apaan Fa?" Tanya Nada bingung.

"Nah itu yang gue nggak tau. Tadi gue cuman liat nama gue aja." Ujar Defaira sambil memperlihatkan cengirannya.

"Yaelah, Lo mah selalu kayak gitu."

"Hehe, maaf kali Nad. Namanya juga lupa." Ujar Defaira masih memperlihatkan cengirannya.

"Ha he, ha he." Ujar Nada kesal.

Sedangkan sejak tadi Alodya hanya diam memerhatikan mereka berdua tanpa ada niatan untuk menyudahi perdebatan kedua sahabatnya itu.

"Ya udahlah, gue sama Alodya mau liat penempatan kelas."

"Ayo Al." Ajak Nada menarik paksa pergelangan tangan Alodya. Alodya yang lengannya ditarik paksa oleh Nada,  menatap Nada dengan sinis.

Alodya tampak tidak suka ditarik-tarik oleh Nada. "Bisa nggak Lo nggak pake tarik-tarik? Emang gue anak ayam apa?" Ujar Alodya kesal.

"Hehe, iya maaf."

"Yaudah kalau gitu ayo." Ajak Nada.

"Nggak mau, Lo aja." Jawab Alodya malas karena masih kesal tangannya ditarik-tarik.

"Isshh, Lo mah selalu gitu Al. Yang nemenin gue siapa dong?" Nada menatap Alodya sambil menunjukkannya senjata paling ampuhnya. Ia memberikan tatapan puppy eyes nya kepada Alodya, agar perempuan tersebut mau menemaninya.

"Hantu." Jawab Alodya asal.

"Aishhh, Lo mah."

Karena malas mendengarkan Nada yang sejak tadi mengeluh dan tidak sanggup lagi karena Nada terus saja memberikan tatapan menjijikkan itu. Bagi Alodya itu sangat menjijikan. Ia tidak suka jika ada seseorang yang menatapnya seperti itu. Akhirnya dengan terpaksa Alodya menuruti ucapan Nada.

Alodya mendengus sebal. "Yaudah ayo. Tapi bentar aja ya."

"Siap Bosque."

"Lo nggak ikut Fa?" Tanya Alodya.

"Gue kan udah kesana tadi."

"Lagian gue mau liat kelas."

"Oke." Jawab Alodya sambil mengangguk.

Setelah itu, Alodya dan Nada melangkahkan kakinya keluar menuju ruang informasi. Sedangkan, Defaira pergi melangkahkan kakinya melihat kelas barunya.

***

"Dimana ya kelasnya?" Gumam Defaira.

Saat ini, ia sedang mencari kelas yang akan ia tempati nanti. Tetapi sampai saai ini, ia belum menemukan kelas tersebut.

Saat sedang berjalan disalah satu koridor sekolah, ia mendengar suara seseorang yang bersenandung kecil menyanyikan salah satu lagu di salah satu kelas. Seseorang yang sangat ia kenali hanya dengan suara saja.

Defaira yang penasaran mengikuti suara nyanyian tersebut. Hingga tibalah dia disalah satu kelas yang kosong. Saat ia masuk kedalam kelas tersebut, ia melihat seorang lelaki duduk diatas meja sambil mendengarkan musik lewat earphone yang ia pasang di kedua telinganya.

Suaranya sangat merdu, hingga membuat Defaira terhipnotis karena mendengar alunan lagu yang ia ucapkan. Ia memejamkan matanya menghayati setiap lirik dalam lagu tersebut.

"We keep this love in a photograph."

"You made these memories for ourselves."

"Where our eyes are never closing."

"Our hearts were never broken."

"And time's forever Frozen still."

"So you can keep me."

"Inside the pocket of your ripped jeans."

"Holding me close until our eyes meet."

"You won't ever be alone."

"Wait for me to come home."

Setelah itu, tidak ada lagi suara nyanyian yang keluar dari mulut lelaki tersebut. Defaira akhirnya tersadar, dan saat ia melihat kearah tempat lelaki tersebut duduk. Ia sudah tidak melihat lagi lelaki tadi. Kemana dia?

Ia sangat yakin bahwa lelaki tadi ada disini, mengapa cepat sekali menghilang."Rafardhan kemana ya." Batin Defaira.

Ternyata lelaki tersebut adalah Rafardhan. Lelaki yang Defaira suka. Mungkinkah Rafardhan menyadari Defaira melihat dirinya disana? Apakah karena itu dia pergi? Atau itu hanya halusinasi Defaira saja? Atau ternyata dia salah liat. Apa benar itu Rafardhan? Atau jangan-jangan orang lain. Entahlah, Defaira juga tidak tahu hal itu.

"Apa tadi gue salah liat ya." Gumam Defaira sambil mengerjapkan matanya berkali-kali, memastikan bahwa ia tidak salah lihat atau tidak sedang halusinasi.

"Tapi gue yakin kalau tadi itu dia." Ucap Defaira yakin.

Defaira menggelengkan kepalanya, ia mulai mengembalikan kesadarannya yang sempat hilang karena mendengar nyanyian Rafardhan. Ia beranjak dari tempat tersebut, untuk kembali mencari kelas yang akan ia tempati.

🌸

UnlikelyOnde histórias criam vida. Descubra agora