Kejutan Gagal

147 3 0
                                    

Vanno POV

Musim semi di negeri orang mungkin bagi sebagian orang bakal jadi hal yang sangat asik, apalagi di Jepang. Bunga sakura masih jadi objek foto yang diincar banyak orang. Tapi tujuan utamaku disini bukan untuk itu. Tumpukan laporan, jadwal meeting yang sangat padat masih jadi teman setiaku disini.

"Permisi Pak, mama anda tadi telpon dan titip pesan untuk segera mengabarinya" celetuk Arya, asisten pribadiku, yang sontak membuyarkan konsentrasiku dari kertas-kertas ini.

"Oh iya, handphone saya baterainya habis. Makasi Arya" jawabku jujur. Selama di Jepang, aku jarang menyentuh handphone ku. Mungkin kalau ada Naya disini, dia pasti bakal bilang "Rugi punya handphone canggih tapi cuma dijadiin pajangan". Hmm.. kira-kira dia lagi ngapain ya

"Halo Ma, ada apa?"tanyaku. Kuputuskan untuk menghubungi mama dulu, mungkin setelahnya aku bakal telpon Naya.

"Anak mama sibuk banget sih, kamu udah makan?"

"Belum ma, nanggung. Paling selesaiin 5 laporan lagi baru bisa makan, biar cepet balik hehe"

"Inget jangan sampe telat makan ya, jangan minum kopi keterusan juga. Rencana mau balik kapan?"

"Iya ma, mungkin aku balik lusa atau Minggu ma. Masih belum pasti juga."

"Yaudah, inget istirahat ya. Jangan sibuk terus, hubungi Naya juga. Kasihan deh calon menantu mama, punya pacar tapi kayak bayangan aja"

"Iya ma, habis ini aku hubungin dia"

Setelah sambungan terputus, kusempatkan untuk melihat ada pemberitahuan apa saja yang masuk ke ponselku ini.

20 message from Nay

8 missed call from Nay

Melihat itu semua, langsung saja kutelpon nomornya dan berharap kali ini dia enggak bakal marah.

"Hallo" sapaku,

"Hmm"

Udahlah ini dia pasti marah. Pasalnya, handphoneku dari pagi kemarin belum sempat aku charger dan aku enggak bisa ngabarin dia.

"Lagi dimana?"

"Di café depan kantor" jawabnya. Naya yang aku kenal itu cerewet banget apalagi kalau udah lama engga telpon. Tapi ini, singkat banget.

"Sama siapa?"

"Sendiri" ucapnya. Apalagi ini sendiri pasti dia lagi enggak pingin diganggu. Segera kuaktifkan mode video call.. dan diterima sama dia. Yes.

"Ngapain sih" terlihat wajah kesalnya yang sangat kurindukan. Kalau udah gini, pingin cepet selesai kerjaan disini

"Ya, kalau udah gini, kamu makannya kan jadi engga sendiri" ucapku sambil senyum

"Kamu udah makan?" Akhirnya dia nanya duluan

"Belum, masih ada beberapa laporan yang harus aku periksa. Tapi tadi Arya udah bawain kopi" dan ups. Naya paling males kalau aku minum kopi sebelum sarapan. Mungkin sebentar lagi...

"Kamu itu ya, pingin sakit? Udah engga pernah ngabarin, pola makan engga bener, dan aku yakin pasti tidurmu juga engga teratur. Bisa engga sih nurut dikit. Kamu lagi dinegeri orang yaampun" omelnya yang tanpa sadar aku senyuman terukir diwajahku. Sangat.

"Iya nanti aku nitip Arya beli makan"

"Sekarang. Kalau nanti kamu pasti lupa" Kalau Naya udah kaya gini enggak bisa ditawar lagi deh

Ketika Takdir, tak dapat dihindariWhere stories live. Discover now