• 28 •

2.3K 443 126
                                    

"Apa yang kau rasakan ketika kau jatuh cinta dengan Paman Jongin?" Yoona bertanya dengan berterus terang pada Soojung yang saat itu keduanya sedang duduk di kursi kayu yang berada di taman pusat universitasnya.

Soojung yang sedang menyesap americano berhenti dan memilih untuk menatap Yoona dengan tatapan sanksi, "Mengapa kau menanyakan hal itu?"

"Aku bertanya karena aku ingin tahu," kini Yoona yang menyesap frappucino-nya.

Soojung membuang nafasnya secara teratur, "Aku pun tidak tahu jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu. Karena, perasaan itu tiba-tiba saja muncul tanpa di sadari. Awalnya, aku tidak menyadari hal itu, karena mungkin itu hanya kesalahan pada salah satu organ tubuhku. Tetapi sangat bodoh ketika aku telat menyadari perasaanku. Tidak ada masalah serius pada jantung dan hatiku. Itu hanya penyakit ringan yang biasa di alami oleh seseorang yang sedang jatuh cinta,"

"Apa kau merasakan jantungmu berdetak lebih cepat dari biasanya?" Soojung mengangguk, "Lalu kau menjadi canggung untuk berkomunikasi dengan Paman Jongin?"

Soojung mengangkat bahunya acuh, "Katakanlah seperti itu,"

Yoona meletakkan gelas frappucinonya dan membuat posisi duduknya lebih nyaman untuk menatap Soojung, "Lalu.." Yoona menggigit bibir bawahnya mencoba meyakinkan dirinya untuk bertanya lebih lanjut pada Soojung. Hal itu tidak lepas dari penglihatan Soojung. Ia hanya menunggu hingga Yoona mengeluarkan pertanyaannya. Akhirnya, gadis itu menatap Soojung dengan tatapan pasti, "Lalu, apa kau merasakan perasaan aneh ketika mendengar suaranya, merasakan sentuhannya dan berhadapan dengannya?"

Soojung terkekeh. Sangat tidak cocok untuk imagenya yang dingin. Tetapi Jongin menyukai segala hal pada diri Soojung, "Ya. Seperti itulah rasanya jatuh cinta,"

Yoona sontak menutup mulutnya, dan membuat Soojung sedikit penasaran akan tingkah Yoona.

"Aku..jatuh cinta pada daddy?" Yoona bergumam dengan suara yang sangat pelan hingga Soojung tidak bisa mendengar dengan jelas.

Soojung seperti mendengar bisikkan pun bertanya agar memperjelas suaranya, "Pardon?"

Yoona menggelengkan kepalanya dan tersenyum kikuk, "Tidak. Tidak ada," Yoona berusaha untuk memastikan pada Soojung, agar sahabat terbaiknya itu tidak menaruh curiga padanya. Ia melanjutkan meminum frappucino dengan mengalihkan pandangannya dari tatapan kecurigaan Soojung.

"Jangan mencoba menahannya agar kau tak menyesal di akhir," Soojung hanya memberikan sebuah masukkan. Ah, ia jelas tahu, siapa pria yang di sukai sahabatnya, walau sahabatnya itu tidak memberitahukan identitas itu, "Yoona.. Semua adil dalam perang dan cinta. Cinta bukan kesalahan," Soojung mengusap puncak kepala Yoona dengan lembut.

Yoona menatap Soojung dengan tatapan berbinar, "Benarkah?! Sekalipun itu seseorang yang tidak boleh kita cintai?"

"Selama tidak memiliki hubungan darah, kau berhak untuk merasakan perasaan itu," Soojung tersenyum menenangkan Yoona. Sebenarnya, ia pun sulit untuk mengatakannya. Ia hanya berusaha untuk tidak mengatakan hal yang membuat sahabatnya itu terluka.

Hubungan antara ayah dan anak yang tidak memiliki hubungan darah itu akan terasa sulit. Selain karena marga Yoona yang sudah berubah menjadi 'Oh', di sebabkan pula oleh publik yang terlalu tertarik dengan kehidupan Sehun, seorang pria mapan, tampan, dan tidak memiliki kekasih. Yoona akan menjadi pembicaraan publik. Kasusnya yang dahulu akan kembali menjadi sorotan. Ia teringat, ketika ibunya menyuruh Soojung untuk tetap berada di sisi Yoona dan menguatkannya.

Soojung tidak tega untuk memberitahukan kenyataan yang akan menghampiri Yoona jika perasaan Yoona dan pria mapan itu telah bersatu. Melihat Yoona yang tersenyum senang dengan meminum frappucinonya, membuat Soojung tidak sampai hati untuk menghancurkan moodnya.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now