[vol. 1] 23. Gengsi

Mulai dari awal
                                    

Sesuatu itu tidak mahal. Tidak pula sulit dicari. Tidak ada yang spesial dari tampilannya. Namun alasan kenapa Sakura membelikan sesuatu itulah yang benar-benar spesial. Ada filosofi singkat di baliknya, yang mungkin akan Sakura katakan langsung pada Angkasa nanti.

"Aneh aja, kenapa tiba-tiba dia ngasih tahu birthdaynya ke gue coba? Nggak ngerti gue," curhat Sakura, pada Pita sepulangnya ia diantar oleh Angkasa saat itu.

Plak!

Gemas dengan ketidakpekaan Sakura, tanpa segan akhirnya Pita tidak tahan untuk tidak menggeplak kepala sepupunya yang satu itu. "Lo bego atau apa, deh, Ra? Itu dia lagi ngode lo. Masa gitu aja lo nggak paham, sih?!"

"Ngode?"

"Iya ngode. Biar lo dateng ke birthday party-nya dia."

"Kok, lo tau kalau dia ngadain birthday party, Pit? Jangan bilang lo diundang?"

"Gue tau karena gue peka sama kodenya dia. Nggak kayak lo! Astaga gue punya sepupu kenapa gini amat, ya." Pita menggerutu seraya memutar bola matanya, jengkel. "Lagian, nih, ya, lo pahami baik-baik, kalau dia nggak ngadain birthday party, nggak mungkin dia ngodein lo kayak gitu, anak pinter! Makanya, Ra, kalau apa-apa, tuh, jangan otak lo mulu yang dipake, sekali-sekali pake juga perasaan lo. Biar nggak buta-buta amat sama kode orang."

"Nggaklah, ntar kalau udah kelewatan baper, susah lagi ngebalikinnya."

"Tapi awas lo, jangan-jangan sebenernya Kak Galen juga udah lama ngodein lo, cuma lo-nya nggak sadar. Nggak peka!"

Walaupun usia Pita tiga tahun di bawah Sakura, tetapi kalau soal percintaan, perasaan, dan semacamnya, Pita jelas berada jauh di depan Sakura. Seakan pengalamannya dalam soal cinta-mencintai jauh lebih banyak dibanding Sakura. Pita lebih berpengalaman. Makanya tidak heran, ketika pertama kali Sakura menyukai seseorang, menaruh perasaan pada seseorang, dan seseorang itu tidak lain adalah Galen, tentu saja Pita menjadi orang pertama yang tahu dan memberi banyak saran.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang