"Ada apa?" Tanya Arman saat dia sampai.

Alesha masuk ke dalam mobil Arman.

"Kenapa kakak melakukan itu?" Tanyanya.

"Melakukan apa?"

"Kakak tahu maksudku,"

Arman mengerutkan keningnya.

"Menandai kak Natasha," Alesha akhirnya berujar.

"Oh itu..."

Arman mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia mencari parkiran yang cukup jauh dari mobil-mobil lainnya.

"Kak,"

"Aku hanya tidak mau dia terpuruk karena tahu pria bajingan itu menyentuhnya," ujar Arman.

"Aku tidak mengerti,"

"Alesha, coba kamu bayangkan. Kamu berada di posisinya. Apa yang kamu rasakan?"

Alesha mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Natasha. Dia hanya mendengar versi singkat dari sang ayah tadi.

"Kamu berada di kampus lalu, ditarik ke kamar mandi, dibius, dan saat kamu sadar kamu berada di ruang penyimpanan dengan keadaan basah kuyup dan hampir naked,"

Alesha menganga. Dia terlalu kaget mendengar apa yang dialami oleh Natasha.

"Kalau kamu menjadi Natasha, saat kamu menemukan bekas kissmark di badanmu apa yang akan kamu lakukan?"

Alesha mengerti. Dia paham kenapa kakaknya memilih bertindak seperti pria mesum yang "menandai" miliknya. Kakaknya hanya ingin melindungi Natasha dari rasa takut. Dia paham kenapa kakaknya menutup semua kissmark itu dengan kissmark baru yang sang kakak berikan.

"Kakak takut kak Natasha berpikir dirinya sudah 'ternoda'?"

Arman mengangguk. "Dia sudah memikirkan itu tadi. Saat kakak datang dia memeluk kakak dengan ketakutan. Lalu, dia terlelap. Saat dia baru terlelap, dia menjerit-jerit. Kakak tanya padanya apa yang terjadi padanya,"

"Kak Natasha menceritakannya?"

"Hn. Lengkap dengan pemikiran dan ketakutannya tentang dirinya yang ternoda,"

"Tapi, orang itu tidak melakukan apapun pada kak Natasha, kan?"

"Tidak. Dia tidak melakukannya. Mungkin jika tadi sampai malam kakak tidak menjemputnya, dia akan melakukannya,"

"Keterlaluan sekali orang itu,"

"Dia sudah hampir memperkosa Natasha dua kali. Jika hari ini kakak tidak datang mungkin itu akan menjadi kesempatan baginya untuk melakukan itu,"

Alesha bisa melihat kemarahan besar di mata kakaknya. Dia tahu kakaknya sangat menyayangi Natasha. Well, Alesha sendiri juga menyayangi gadis itu. Dia orang yang mudah disayangi. Dengan kecantikan wajah juga hatinya, sikapnya yang sopan dan santun, kepintarannya, ketanggapannya, dan tingkat kesabarannya yang tinggi, membuat dia mudah disayangi semua orang.

"Ya sudah. Alesha mau masuk ke dalam. Mau menemani kak Natasha. Selamat malam kakak,"

Arman tersenyum. Dia mencium kening Alesha dan mengucapkan "selamat malam" pada adik bungsunya itu.

"Besok kakak kesini lagi?"

"Tentu saja,"

"Belikan aku pizza saat kakak kesini besok,"

"Okey. Akan kakak bawakan,"

Alesha berjalan memasuki apartment Arman sendiri melajukan mobilnya menuju ke gedung kantornya. Dia memilih tidur di kantornya saja.

[DS#2] Between Me, You and WorkWhere stories live. Discover now