Chapter 1 : Athanor

8 2 0
                                    

Sulit di percaya Aku terlalu banyak melihat hal yang tidak masuk akal akhir-akhir ini, dimulai sebuah lubang raksasa tiba-tiba muncul di atas langit lalu menyedot semua hal yang ada dibawahnya termasuk diriku juga ikut masuk kedalamnya. Aku sangat yakin bahwa pada saat itu diriku sudah mati tapi sampai detik ini semua indera ku masih bekerja dengan sangat baik tidak ada error atau bug sama sekali, semuanya lancar jaya. Jika dipikirkan hanya ada satu hal yang masuk akal akal disini, yaitu fakta bahwa Aku telah dilahirkan kembali dan untungnya aku masih menjadi seorang manusia, tidak menjadi sebuah telur naga atau slime yang dapat berbicara.

Percayalah, itu menyeramkan.

Memikirkannya saja membuatku merinding. Aku sangat bersyukur akan hal itu. Dan sekarang lihatlah! Di tanganku ada sebuah lambang aneh berwarna merah, garis-garisnya seirama membentuk seperti sebuah segel atau semacamnya. Sulit ku akui tapi ini sangat keren, jika bisa Aku ingin satu buah lagi di tangan kiriku. Sepertinya Aku juga mendapatkan beberapa skill yang lumayan hebat menurutku. Memang sedikit terlambat, tiba-tiba sebuah suara aneh muncul. Seperti suara dari sistem pemberitahuan di dalam game lalu menjelaskan semua hal yang baru saja aku dapatkan.

Tidak lama setelah itu kesadaranku kembali memudar, rasanya tidak sama seperti saat berada didalam lubang itu mungkin kali ini lebih seperti rasa kantuk. Aku pun tertidur.

Dan sekarang ...

Ada suatu bebauan di udara.

Pikiranku yang buram ini merasakan hal itu tepat sebelum Aku bangun.

Udara yang mengalir kedalam rongga hidungku memberikan ku berbagai macam aroma. Aroma harum bebungaan. Aroma rerumputan yang hijau. Aroma pepohonan yang seakan-akan dapat membuat dadaku merasa lega. Aroma
air yang mengalir ke tenggorokan ku yang haus.

Selagi kesadaran ku mulai bangkit, berbagai suara melonjak ke dalam tubuh ku. Suara dari dedaunan yang bergesekan dengan satu-sama lain. Suara dari burung-burung kecil yang berkicau dengan gembira. Suara dengungan serangga dibawah nya. Dan suara samar-samar dari sungai kecil dikejauhan.

Dimana Aku!? Setidaknya udah pasti ini bukan kamarku. Biasanya, saat
Aku bangun, selalu ada aroma matahari dari pakaian yang kering, suara dari pendingin ruangan, dan suara dari kendaraan yang lewat di depan rumahku. Tapi sekarang tidak ada satupun.

Dan lagi...

cahaya hijau yang menyikat kelopak mataku sampai sekarang ini
bukanlah cahaya terang dari alat yang lupa kumatikan, tapi adalah cahaya
matahari yang tersaring melewati dedaunan, kan?

Aku menyingkirkan semua keinginanku yang tersisa untuk kembali kedalam tidurku yang lelap, sebelum akhirnya aku membuka mataku.

"Jadi.. semua itu bukan mimpi?"

Selagi aku mengusap mataku yang buram karena ada air yang membasahinya, dengan menggunakan punggung tangan kananku yang masih terdapat lambang yang akhir-akhir ini sepertinya tidak asing lagi bagiku, perlahan aku mengangkat bagian atas tubuhku.

"... ... Dimana Aku?..." Tanpa sadar Aku bergumam.

Selanjutnya yang berusaha kulihat adalah semak-semak hijau. Disana terdapat bunga kecil berwarna kuning dan putih diberbagai tempat, kupu-kupu biru muda yang berkilauan terbang kesana-kesini disekitarnya. Sekitar lima meter jauh nya, karpet rerumputan terpotong, dan dari sana, adalah bentangan dari hutan yang dalam, dimana pohon-pohon besar berbaris disana. Pohon-pohon itu sangat besar dan menjulang tinggi ke atas, mungkin jika aku memanjatnya aku bisa sampai ke nirwana tempat para dewa tinggal.  Bisa ku perkirakan umur pohon-pohon itu sepertinya sudah mencapai puluhan tahun atau bahkan lebih, aku memang bukan ahlinya tapi Aku sangat yakin dengan itu.

Re:TurnWhere stories live. Discover now