- 10 -

4.6K 781 182
                                    

Sudah berjalan 1 bulan sejak (f/n) jadian dengan Kuroo. Akaashi tak baik-baik saja dengan itu. Dia ingin sekali keluar dari traumanya dan menumbuhkan sebuah rasa cinta pada (f/n). Dia suda mencobanya. Tapi, berakhir dengan muntah, demam, dan jantung yang berdebar yang membuatnya lemas sepanjang hari. Bahkan saat latihan.

"Akaashi, kayaknya kita perlu bicara," kata Shirofuku

Akaashi menaikkan sebelah alisnya. "Buat apa?"

"(f/n)."

"Kenapa dia?"

"Udah gausah banyak cincay, ayo ke rooftop."

Saat itu di rooftop, Shirofuku bisa menyadarkan (f/n). Akankah sekarang dia bisa menyaarkan Akaashi yang bodohnya ga ketulungan?

Setelah sampai di rooftop Akaashi langsung diberi pertanyaan oleh Shirofuku. Definisi ga suka banyak bacot.

"Jadi sekarang jujur, selama ini kamu ada rasa ke (f/n) atau nggak?"

Akaashi diam. Dia bingung harus menjawab apa.

"Nggak," jawabnya,

"Masa sih? Padahal---"

"Buat apa suka ke cewek kayak dia. Nggak ada gunanya," ketus Akaashi.

Mungkin, kalau (f/n) dengar ini Akaashi dah ditampol bolak-balik.

Shirofuku menatap tak percaya Akaashi. Dia tersenyum remeh.

"Tapi, omonganmu itu nggak sesuai sama tingkahmu. Nggak salah nih?"

"Tapi itu faktanya."

"Aku kecewa. Akaashi kamu harus jujur sama perasaanmu sendiri."

Shirofuku meninggalkan Akaashi di rofftop sendirian dengan perasaan kecewa.

"Udah denger kan? Sekarang kamu harus move on," kata Shirofuku pada seseorang di balik pintu rooftop.

Orang itu mengangguk dengan ekspresi sedih.

.

.

.

.

Pulang sekolah, Akaashi diam di kamar. Seujurnya dia kesepian. Biasanya ada (f/n) yang pulang dengannya. Bercanda. Tertawa.

Jujur saja dia kesepian dan sangat menyesali keputusannya. Tapi, dia tak berani mengambil resiko.

Rumid memang Akaashi ini.

Ting!

Suara handphone Akaashi menghentikan lamunannya.

'(f/n)?'

(f/n)
aku putus dengan Tetsu
19.50

Akaashi kaget dong. Masalahnya, (f/n) dan Kuroo gaada masalah apa-apa tiba-tiba putus gitu.

Akaashi

Loh, kenapa?

(f/n)

Aku nggak bisa suka ke dia

Akaashi menaruh hp nya dengan kasar. Dia bimbang sekarang.

Akaashi berjalan menuju meja belajarnya. Menulis surat. Surat yang akan mewakili perasaannya

Maaf

Anggap aja aku egois, tak mau mengambil resiko sedikitpun

Tapi aku terlalu takut. Seharusnya kamu paham

The Truth Untold || Akaashi KeijiWhere stories live. Discover now