- 5 -

5.9K 976 428
                                    

Akhir-akhir ini, Akaashi dan Bokuto sering makan bareng di kantin dengan Shirofuku dan (f/n). Ditambah lagi, Bokuto yang semakin berisik di dekat (f/n). Katanya, dia menganggap (f/n) seperti adiknya sendiri.

"Hey (f/n)-chan, apa sekarang kamu suka seseorang?"

Ini dia salah satu pertanyaan random Bokuto.

(f/n) spontan langsung tersedak dengan makanannya sendiri. Namun, dengan sigap Akaashi memberinya air.

Entah kenapa Akaashi tertarik dengan pertanyaan Bokuto yang satu ini.

"Suka ya? Sekarang aku gak terlalu memperhatikannya.Tapi kayaknya aku tertarik dengan sesorang."

Bokuto langsung bersemangat. "Wah, siapa? Siapa?"

(f/n) tersenyum canggung. "Ada deh, hehehe."

Bokuto mendengus. "Ah, nggak seru."

Shirofuku menyenggol Akaashi. "Kalau kamu suka siapa, Akaashi?"

Akaashi langsung diam. Jujur saja dia tak nyaman ditanyai seperti itu.

"Aku?" Akaashi menunjuk diirnya sendiri.

Bokuto mengangguk semangat. Dia juga penasaran.

"Ah, sepertinya tidak ada."

"Kok sepertinya sih, kan kamu sendiri yang ngerasain," kesal Shirofuku.

"Aku nggak paham yang beginian."

"Kalo gitu, kamu harusnya belajar ke (f/n)."

(f/n) gelagapan. "Loh, kok aku sih senpai!"

"Kamu ahlinya, ya kan?" goda Shirofuku.

(f/n) tersenyum hambar. "Aku aja belum pernah pacaran. Suka sama cowok aja belum pernah."

"Wah, ngenes banget ya (f/n)-chan," ejek Bokuto.

"Halah, memangnya Bokuto-san pernah punya?" ejek Akaashi.

Bokuto auto kicep.

Shirofuku ketawa. "Cie... yang ga terima calonnya disindir."

Akaashi noleh dengan wajah datar. "Bacot."

"Saqid hati aq maz."

"Alay."

(f/n) ketawa. "Sejak kapan Akaashi-san jadi savage gini?" herannya.

○●○

Shirofuku ngebawa (f/n) di rooftop. (f/n) yang bingung nurut aja.

"Kenapa Shirofuku-san?" tanya (f/n) penasaran.

"Kamu beneran ga ada rasa ke Akaashi?"

"Eh, Shirofuku-san suka sama Akaashi-san ya?" (f/n) menerka-nerka.

"Dih, ya nggak lah. Yakali aku suka sama cowok kayak dia," tolak Shirofuku.

"Terus? Apa Kaori-san yang suka?"

Shirofuku menepuk jidatnya pelan. Dia ga habis pikir.

"Nggak cewek nggak cowok sama aja."

"Hah?" (f/n) bingung.

"Kalian ini sama-sama nggak peka ya? Akaashi itu suka sama kamu loh!" kesal Shirofuku.

(f/n) terperanjat kaget. "Hahahaha, nggak mungkin lah. Halu pasti."

"Halu palalu."

"Shirosuku-san, orang kayak Akaashi-san itu nggak mungkin suka sama cewek biasa kek aku."

"Ya mungkin lah, kamu nggak sadar ya sama sikapnya?"

(f/n) menggeleng.

Shirofuku dah siap nampol. Tapi dia masih kasian.

"Susah jelasinnya, dia kek beda kalo sama kamu."

"Nggak mungkin lah."

"Bisa aja, Akaashi itu meskipun dia memang baik. Dia gak pernah seperhatian itu sama cewek," jelas Shirofuku.

"Maaf, aku nggak ngerti kayak gini," kesal (f/n).

"Gini aja deh, gimana rasanya kalo dekat sama Akaashi?"

"Senang?" kata (f/n) dengan nada bertanya.

"Terus-terus?"

"Deg-degan sedikit, terus malu nggak tau kenapa," kata (f/n) agak ragu.

Shirofuku menepuk tangannya.

"Nah, fix kamu suka sama dia."

Muka (f/n) memerah. "Ah, masa? Nggak mungkin deh."

"Iya kamu suka."

(f/n) cuma diam. Dia speechless.

"Ini pertama kalinya buatmu ya?" tanya Shirofuku.

"I-iya."

"Semangat ya! Akaashi itu orangnya pendiem, nggak peka, tertutup. Jadi, kamu harus sabar," Shirofuku memberi saran.

"Semoga aja aku nggak ditolak."

Sehabis bicara sama (f/n) di rooftop Shirofuku langsung mengirim pesan  ke Akaashi sepulang sekolah.

Shirofuku Yukie

Sudah kubilang, (f/n) beneran suka ke kamu.
16.30

Akaashi membuang handphone-nya di kasur. Dia duduk di pinggir kasurnya. Mengacak rambutnya kasar.

"Hahaha....itu nggak mungkin."

Keringat dingin mengucur di dahinya.

I want to hold,

Your hand picking the blue flower

The Truth Untold || Akaashi KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang