Chapter 2

17.5K 1.1K 113
                                    

Halooo semuaaa ☺☺

Jumpa lagi  sama  saya  penulis paling moody-an 😁

Ada yang gak sabar buat chapter selanjutnya angkat tangann ☝🤘

Baiklah sudah cukup basa basinya. Saya harap kalian menikmati ceritanya. Jangan lupa tinggalin jejak ya..😉

Luv you all 😘😘

.
.
.
.
.
.
.

Seorang pria sedang duduk santai di singga sananya. Ia melihat seluruh mentri dan panglima perangnya satu persatu dengan tatapan tajam. Aura dingin dan gelap seakan terpancar dari tubuhnya.

"Jadi dia menolakku." gumamnya.

"HAHAHAHA.. BERANINYA DIA MENOLAKKU!!" ujarnya kepada orang-orang di sana. Ada nada kemarahan terdengar dari cara bicaranya.

"Maaf yang mulia. Apakah tidak sebaiknya anda memilih pasangan yang lebih pantas bersanding dengan anda yang mulia. Banyak raja-raja dari negri tetangga yang ingin menikahkan putri mereka kepada yang mulia." ujar seorang mentri.

"Dan lagi banyak gadis-gadis bangsawan kita juga berkeinginan untuk menikah dengan yang mulia." ujar mentri yang lain.

Pria itu menatap para mentrinya tadi dengan tatapan yang begitu tajam. Iris matanya yang berwarna hitam tampak berkilat-kilat menadangi para mentri tadi.

"Maksudmu dia tidak pantas menjadi pendampingku?? Kau meragukan keputusanku??" tanya pria itu dengan nada tinggi.

"Bukan begitu yang mul.. "

Ucapan mentri tadi di potong oleh aura pria tersebut yang tampak semakin gelap.

"SEKALI LAGI KAU MENGATAKAN SESUATU AKAN KUPOTONG LIDAHMU! !" bentak pria itu.

"Tidak ada yang lebih pantas menjadi permaisuriku selain dia! Aku mau hanya dia!" ujar pria itu lagi. Kemudian pria itu mengalihkan pandangannya kepada panglimanya.

"Segera siapkan prajurit kita dan segala yang diperlukan untuk berperang. Besok kita akan menggempur kerajaan mereka." ujar pria itu dengan nada tegasnya.

"Baik yang mulia, akan saya laksanakan!" ujar sang panglima memberikan hormatnya kepada junjungannya. Tidak lama ia pamit dan meninggalkan pertemuan itu.

"Akan kuambil apa yang menjadi milikku. Lihat saja nanti!" gumam pria itu dengan seringaian menakutkan.

.
.
.

Seorang wanita sedang memandang keluar dari jendela besar kamarnya. Ada kekhawatiran yang terpancar dari air muka wanita itu. Wajahnya yang tampak sudah menua meski masih kelihatan cantik itu menunjukkan ke sedihan yang mendalam. Bagaimana tidak?? Suami dan ke enam putranya sebentar lagi akan berangkat ke medan perang. Membayangkan suami dan putranya pulang tak bernyawa membuatnya bergidik ngeri. Ia tidak henti-hentinya berdoa agar mereka selalu dalam perlindungan yang kuasa.

Tiba-tiba terdengar suara pintu di buka dan dari balik pintu itu muncul putra bungsunya yang paling keras kepala.

"Ibunda ratu.. " ujarnya sembari berjalan menuju ibunya itu.

Ia memegang pundak ibunya, namun sang ibu tetap tidak berpaling untuk menatapnya dan masih tetap memandang keluar.

"Bunda.. " ujarnya lagi tapi kini kata-katanya dipotong oleh sang ibu.

"Tidak bisakah kau memikirkannya sekali lagi??" ujar sang ibu yang masih berada di posisinya, tidak berubah sedikitpun.

"ibu.. "

The Queen of Bagya Kingdom Where stories live. Discover now