Kami terbang ke Jeju pagi ini dan aku sudah senang ketika membayangkan sedikitnya interaksi kami nanti ketika kunjungan karena Jaebum pasti akan sibuk memberi arahan di lokasi. Aku bahkan membayangkan diriku bermalasan di rumah pada sore hari setelah pulang dari Jeju karena Jaebum tidak punya jadwal lain hari ini. Sayangnya semua harapanku harus pupus hari ini.

Mark mentraktir kami makan siang dan kami pergi ke arena labirin setelah itu. Hanya itu yang kupikirkan ketika Jaebum bertanya tempat mana yang ingin kukunjungi. Aku tahu Jaebum akan menyukai tempat itu karena ia suka dengan hal-hal yang memacu adrenalinnya. Aku juga baru kalau ternyata Mark juga menyukai hal-hal seperti ini. Jadilah kedua lelaki itu bertaruh adu cepat waktu keluar dari labirin.

"Jadi, siapa yang menang?" Tanyaku pada kedua lelaki yang kini duduk di samping pintu keluar labirin. Keduanya duduk di trotoar, mengatur napas masing-masing. Jika dilihat seperti ini, tidak akan ada yang percaya bahwa mereka adalah CEO dua perusahaan besar di Korea Selatan. Tidak ketika keduanya memakai busana kasual seperti saat ini. Jaebum mengerang, menunjuk Mark dengan dagunya.

Aku tertawa, menyaksikan Mark melakukan selebrasi dengan bertepuk tangan. Ternyata ada orang yang lebih kompetitif selain Jaebum. "Sekarang waktunya minum kopi. Traktir kami, Im Jaebum." Ujar Mark dengan tawa.

Dua puluh menit kemudian kami sudah duduk di sebuah kafe yang terletak di pinggir pantai. Jaebum memilih tempat duduk di area luar karena cuaca terlalu bagus untuk hanya dinikmati di dalam ruangan.

Berpayung parasol, kami duduk dan kedua lelaki di hadapanku berbincang tentang rencana pembangunan hotel ini, juga bertukar kabar satu sama lain sementara aku hanya memperhatikan sambil sesekali ikut ambil bagian dari percakapan mereka.

Jaebum kemudian meninggalkan aku dan Mark di meja untuk mengambil beberapa foto dengan kamera analognya; ini merupakan salah satu hobin yang digelutinya selama hampir dua tahun ini. Sementara ia berkeliling, aku menikmati semilir angin yang berhembus sedangkan Mark sibuk dengan ponselnya; mungkin membalas surel yang masuk atau merevisi pekerjaannya.

Berbicara tentang Mark, kesan pertama yang ia berikan padaku adalah sosok lelaki penyendiri dan kaku, yang hanya dekat dengan lingkaran kecil pertemanannya. Namun semua berubah ketika ia mengantarkanku pulang ke rumah pada pertemuan pertama kami, semakin aku sering bertemu dengannya semakin banyak sisi lain dirinya yang kuketahui. Walau begitu hubunganku dengannya belum sedekat seperti aku dengan teman-teman Jaebum yang lain, setidaknya kami sudah bertukar percakapan tanpa merasa canggung. Bagus bukan?

"Cuacanya bagus, kan?"

Aku menoleh dan menemukan Mark menengadahkan kepalanya seraya tersenyum dan menutup mata. Rambutnya terkibar oleh semilir angin yang berhembus.

Aku tersenyum, menganggukkan kepala walau lelaki itu tidak bisa melihatnya.

"Rasanya menyenangkan bersantai di hari kerja seperti ini." Lanjutnya lagi, kemudian membuka matanya dan menghela napas lega.

Aku masih menatapnya, entah karena cuaca Jeju yang cerah atau karena fakta bahwa lelaki itu tidak sedang berkutat dengan pekerjannya saat ini, Mark Tuan tampak lebih muda dan ceria dengan senyum yang terus hadir di wajahnya.

"Kau selalu ikut Jaebum kunjungan seperti ini?" Tanyanya tiba-tiba.

"Tidak selalu, hanya saat awal dan pengecekan akhir. Jaebum tidak mengizinkanku ikut."

Mark mengangguk. Kami kemudian diam kembali.

"Kau menyukainya?" Pertanyaan Mark membuatku refleks menoleh ke arahnya. Jantungku seakan berdetak sua kali lebih cepat dan napasku mulai tidak beraturan.

Ia tahu aku menyukai Jaebum?

Aku terus menatapnya dan ketika ia tidak mendapat jawaban, ia menaikkan sebelah alisnya. "Aku tanya, apa kau suka pekerjaanmu sebagai sekertaris Jaebum?"

Ya Tuhan, aku pikir ia bertanya apakah aku suka dengan Jaebum! Aku bahkan hanya bisa menganggukkan kepala dan menghela napas lega sebagai jawaban untuknya.

Mark baru akan bertanya kembali namun Jaebum telah kembali dengan kameranya. Ia duduk di kursinya tadi, tepat diantara aku dan Mark sebelum meletakkan kameranya kembali ke dalam tas. Wajahnya menyunggingkan senyuman, tanda ia puas dengan apapun yang diabadikannya hari ini.

"Jadi, pukul berapa kita ke bandara hari ini?"
***

"Jadi, pukul berapa kita ke bandara hari ini?"***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


I'm back everybody!!!

Seperti biasa, vote, comment ya guys... Author dengan senang hati terima masukan dari kalian semua 😊

Karena besok lebaran, author cuma ingin bilang...

Selamat hari raya Idul Fitri. Minal aidzin wal fa idzin, mohon maaf lahir dan batin.

See you in the next chapter~

In Between [Im Jaebum]Where stories live. Discover now