"LEE SUNGKYUNG!" sela Jisoo dengan cepat dan wajahnya terlihat marah. Namun sedetik kemudian, Jisoo tersenyum manis pada SungKyung, "Itu hanya rumor,"

Yoona jelas mengerti maksud dari SungKyung. Mengarah ke rumornya dahulu, yang ia disebut sebagai 'sugar baby'. Yoona menghela nafas lelah, dan tak luput dari pandangan Jisoo.

Jisoo mengusap tengkuknya. Suasana menjadi canggung karena mulut SungKyung yang ingin sekali Jisoo mengisinya dengan bahan bakar, lalu membakarnya.

"Kau tahu, itu— maafkan SungKyung. Dia tak bermaksud seperti itu," Jisoo menggigit bibir bawahnya.

Yoona kembali tersenyum seakan tidak ada apa-apa, "Aku tahu," lalu suara senior menginterupsi, membuat mereka bungkam untuk mendengar arahan dari para seniornya.



Yoona mengatakan pada Sehun, bahwa hari ini hari kuliah perdananya. Tetapi ia tidak tahu, jika ia akan pulang secepat ini. Senior menyuruh para juniornya untuk pulang lebih cepat, di karenakan, acara masa orientasi di mulai besok. Hari ini, para junior di beri waktu untuk mengumpulkan barang-barang yang telah di list oleh para senior. Mungkin, ini seperti pre-masa orientasi.

Yoona menghembuskan nafasnya. Ia lupa membawa ponsel. Ia harus menunggu hingga sore hari hingga Sehun menjemputnya. Atau..

Ia menaiki angkutan umum, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Soojung tentu saja sudah kembali lebih dulu. Karena Soojung fikir, Sehun akan menjemput Yoona, dan tahu jam pulang Yoona.

Yoona menunggu di halte yang berada tidak jauh dari gerbang universitasnya. Langit mulai menghitam, dan kilasan-kilasan cahaya kilat mulai menghiasi langit. Yoona berdoa dalam hatinya, semoga Tuhan menahan air hujan hingga Sehun menjemputnya.

Tetapi Tuhan berkata lain. Rintik-rintik kecil sudah mulai membasahi bumi. Orang yang berlalu-lalang mulai mempercepat langkahnya, dan sebagian lagi ada yang memilih berteduh. Halte menjadi ramai karena orang berteduh.

Yoona tak sengaja melihat seorang nenek yang berdiri tidak jauh darinya. Yoona berdiri dan menarik nenek itu dengan lembut untuk duduk di tempat ia duduk, agar orang lain tidak mencurinya, "Lebih baik nenek duduk," Yoona mendengar suara decihan dari orang yang berada di depannya. Mungkin kesal, karena ia yang lebih dekat dari Yoona, tetapi tidak mendapatkan tempat duduk.

Nenek itu tersenyum pada Yoona, "Terima kasih," Yoona membalas dengan satu kali anggukan kepala.

Yoona memilih ke barisan paling depan. Ia menerima resiko walau nanti kemeja putihnya akan basah karena rintikan kecil air hujan. Ah, ia tak peduli.

Baru saja ia membayangkan tubuhnya yang basah karena air hujan, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Seingat Yoona, mobil Sehun berwarna abu-abu, dan bukan hitam. Kaca jendelanya perlahan turun, menampilkan sang pemilik mobil. Terjawab sudah, siapa pemilik mobil itu.

Park Chanyeol.

"Butuh tumpangan?"

Yoona sedikit membungkuk, karena jenis mobil Chanyeol berupa sedan, "Tidak perlu, sunbae. Terima kasih,"

"Kau akan basah jika tetap seperti itu, Yoona. Besok adalah hari penting. Kau tidak ingin jatuh sakit, bukan?"

Yoona berfikir sejenak dengan menggigit bibir bawahnya. Ia tak sengaja mendengar bisikan orang yang berteduh di belakangnya, "Bodoh jika ia menolaknya. Jika aku yang di tawari oleh pria setampan itu, aku tidak akan menolak,"

Yoona kembali melihat Chanyeol, "Apa tidak merepotkan, sunbae?"

Chanyeol tersenyum lembut, "Tidak. Masuklah!" lalu Yoona menurut. Ia masuk ke dalam mobil Chanyeol yang sudah terpasang suhu yang menghangatkan tubuhnya.

Chanyeol menginjak pedal gasnya. Membawa mobilnya untuk membelah jalan Seoul, "Kau sudah lama berada di halte?"

"Tidak, sunbae. Baru saja tiba, untuk berteduh,"

Chanyeol tersenyum, "Jangan membual. Jam pulang sudah dua jam yang lalu," Yoona membisu, dan memilih untuk tidak membalas, "Kau menunggu seseorang?"

"Ayahku. Aku mengatakan, jika aku akan pulang sore. Lalu, aku tidak tahu jika akan di pulangkan secepat ini. Aku tidak membawa ponsel, karena menurutku merepotkan jika harus di titipkan pada senior," Chanyeol hanya mengangguk mendengar penjelasan Yoona, "Kau tidak pulang dengan temanmu?"

"Berbeda gedung, dan dia sudah pulang lebih dulu,"

"Teman barumu?" Yoona merasa canggung. Ia belum sedekat itu untuk meminta tumpangan pada SungKyung atau pun Jisoo.

"Aku mengatakannya untuk pulang lebih dulu. Lagipula, rumahnya dan rumahku tidak searah,"

Chanyeol mengangguk kembali. Setelah Chanyeol menanyakan alamat pada Yoona, kesunyian melanda mereka berdua. Ah, Yoona lupa! Jika Taehyung berada di universitas yang sama dengannya. Satu bidang dengan Soojung, musik. Taehyung pasti sudah pulang lebih dulu, sama seperti Soojung.

Sesampainya di rumah Yoona, Chanyeol tidak terkejut melihat rumah Yoona yang besar dan luas. Ia pun memiliki rumah yang tidak jauh beda. Tetapi, itu kediaman utama. Sedangkan Chanyeol, memilih untuk menempati apartemennya.

Ver keluar dari rumah dengan sebuah payunv yang sudah di buka lebar. Karena dari pos security, sudah di beritahu, jika Yoona telah tiba. Yoona bergegas keluar setelah Ver menyambutnya, lalu membungkuk, sedangkan Ver hanya menunduk untuk menghormati tamu dari majikan kecilnya, "Terima kasih, sunbae. Karena telah mengantarkanku,"

Chanyeol merasa tidak enak karena perlakuan Yoona yang berterima kasih terlalu berlebihan. Ia hanya tersenyum kikuk dan mengusap tengkuk lehernya, "Apa sunbae ingin masuk?" tawar Yoona.

Chanyeol menggeleng, "Lebih baik kau yang masuk, agar tidak sakit. Maaf tidak bisa berkunjung, karena aku harus menyelesaikan tugas yang diberikan panitia lain," Yoona mengangguk mengerti.

Mobil Chanyeol semakin lama semakin menjauh. Yoona menunggu hingga mobil Chanyeol tak terlihat hingga tikungan. Setelah memastikan mobil hitam itu sudah tak terlihat, Yoona membalikkan tubuhnya untuk berjalan masuk ke rumahnya. Ver mengikutinya dari belakang, dengan tetap memegang payung agar majikan kecilnya tidak basah.

"Nona, kenapa tidak pulang dengan Tuan Sehun?"

Yoona tetap berjalan dan berbicara dengan Ver, "Aku tidak tahu jika pulang secepat ini. Aku mengatakan pada daddy, bahwa aku pulang sore hari,"

"Lebih baik Nona hubungi Tuan Sehun. Agar beliau tidak menjemput anda," Yoona hanya mengangguk meng-iya-kan.

Baru kali ini, ia pulang tanpa Sehun. Terasa hampa. Apakah Sehun akan marah padanya, karena tidak membawa ponsel dan tidak menghubunginya? Atau kah Sehun akan marah karena ia pulang dengan orang lain? Entahlah.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now