Oo

950 118 5
                                    


"Jadi perayaan hari ini untuk apa?" tanya Jeno kepada sahabatnya.


"Ntahlah. Seperti perkumpulan generasi para Muses, tapi dengan mengundang semua orang untuk datang bernyanyi dan bersorai." jawab Chenle asal. Dia tidak sebegitu peduli juga, dia termasuk yang merayakan tapi tidak termasuk sesi sibuk.


"Setidaknya ini pesta untuk dewa-dewi muda. Kita tidak perlu bertemu para tetua." balas Jisung mengedik.


Kalimat Jisung memberikan pencerahan kepada Chenle yang menegakkan badannya dan tampak berbinar. "Hei, setelah ku pikir-pikir bukankah ini waktu yang tepat Jeno?"


"Maksudmu?"


"Kau bisa mendekati Renjun dan Jaemin tanpa perlu takut diketahui orang tua kalian!" Seru Chenle sambil menunjuk-nunjuk anak Dewi perapian yang wajahnya sudah mulai merah.


"Sudah ada kemajuan kan antara kalian?" goda Jisung.


"Yup! Dari gerak-gerikmu sudah terbaca." timpal Chenle tanpa memberika waktu untuk penyanggahan dari Jeno.


Saat sedang bercanda, tiba-tiba terdengar suara riuh dari depan ruangan dimana terdapat pintu masuk.


"Oh mereka ribut kenapa?"


"Biasa, Marckles sudah datang."


"Hah dia benar didamba-dambakan semua orang ya?" tutur Chenle yang sedikit cemburu.


Ketiga sahabat itu menyaksikan para muda-mudi yang jika bisa langsung jatuh dan menyembah kaki Marckles.


"Oh lihat-lihat!" pekik Jisung.


Disaat itu mereka melihat Donghyuck, anak dari Apollo dan sahabat dari Renjun, menarik Markcles dari kerumunan. Disamping dari kerumunan itu terdapat dua orang yang sahabatnya meninggalkan mereka yaitu Jaemin dan Renjun.


"Jisung, kau tau apa yang harus kita lakukan?" bisik Chenle.


"Tentu saja~"


Kedua muda itu saling tersenyum lalu bergelantungan pada tangan Jeno yang belum menyadari kedua apel dunianya ada disitu. "Jeno, bolehkah bantu bawakan bunga ini ke dekat api perjamuan yang disana? Kemarin kau berbicara mengenai wangi mereka jika dibakar kan?"


"Oh tentu." setuju Jeno dengan gampang dan dibarengi dengan senyuman.


Jeno senang-senang saja melakukan sesuatu yang membawa kebanggaan untuk anak dari Hestia. Dia pertama pergi ke meja utama dan mengambil beberapa tangkai lavender dan mawar putih. 


Rangkaian bunga itu sendiri diberikan oleh Jeno sebagai hadiah dari pesta ini.


Jeno mendekati perapian dan langsung berjongkok sambil mengatur agar lavender dan mawar yang dia bawah dapat terbakar dengan pelan ketika tiba-tiba ada yang memegang pundaknya.


"Hai," sapa seseorang dari kirinya.


"Sedang sibuk?" sapa suara lain dari kanannya.


Jeno membeku dan dengan kaku membalikkan badannya. Rasanya walau dia berada di depan perapian tetapi dia sudah banjir keringat dingin karena begitu mengetahui siapa pemilik kedua suara tadi.


Dan benar saja. Di baliknya ada anak dari Aphrodite dan anak dari Athena. Keduanya begitu tampan sedang tersenyum dan menatapnya.


"O-oh..."



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 27, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Harmonia ≡ NorenminWhere stories live. Discover now