Madre di Terra |3

32 17 6
                                    

"Serra, bagaimana hasilnya?" tanya Zucca tanpa aba-aba saat masuk ke dalam laboratorium hingga membuatku dan para pasukan epsilon yang lain berjengit kaget.

Aku mencoba menetralisir diriku sendiri dari keterkejutan yang dibuat oleh Zucca. Laki-laki itu tetap sama saja, selalu bersikap seenaknya. Tanpa mengucap sepatah katapun, aku menyerahkan setumpukan kertas yang berisi laporan tentang hasil analisis kemarin dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi dengan fenomena yang kemarin Zucca ceritakan kepadaku dan Ryel.

"Apa hasil penelitianmu dapat ku percaya, Serra?" tanya Zucca terdengar seperti meremehkan. Ryel yang mendengar pertanyaan Zucca justru mendengus dengan kesal, bagaimana bisa dia meremehkan pasukan epsilon yan merupakan para peneliti terbaik di antara pasukan Salvatore terra yang lainnya.

"Kamu pikir kamu siapa bisa meremehkan kami para peneliti! Kami adalah yang paling terbaik dari yang terbaik! Kalau memang kamu tidak memercayai hasil penelitian kami, lebih baik kamu kembali pulang ke Italia dan memberikan sampelmu ke peneliti yang kamu percayai disana!" Ryel membentak Zucca dengan penuh emosi. Bahkan tangan mungil Ryel hampir saaja melayang ke wajah Zucca itu memberi sebuah pukulan.

"Aku bertanya kepada Serra bukan kepadamu, Ryel. Jadi, kenapa kamu yang marah? Lihat, Serra saja tidak menatapku dengan nyalang seperti yang kamu lakukan."

"Hentikan, Zucca. Kamu bisa memercayai laporan itu. Aku sudah melaporkannya kepada Profesor Gerald di Italia," ucapku mencoba bersuara dengan tenang meskipun sejujurnya sangat susah karena aku sudah mulai tersulut emosi karena pertanyaan Zucca sebelumnya. Tapi, aku berusaha untuk bersikap sebaik mungkin.

"Good, hanya itu yang ingin aku pastikan." Zucca mengeluarkan senyum sinisnya.

"Bisa kamu jelaskan tentang kemungkinan yang kamu buat tentang mutasi gen pada hewan yang ada pada laporan ini?" tanya Zucca sembari menarik salah satu kursi yang ada di dekatnya.

"Semua makhluk hidup memiliki kemungkinan untuk mengubah gennya, hal itu bisa saja terjadi jika mereka mulai merasakan perubahan lingkungan yang ekstrim. Perubahan gen ini seperti cara mereka untuk beradaptasi dan cara mereka untuk bertahan hidup di lingkungan yang ekstrim. Tapi, tidak semua makhluk bisa melakukan hal ini," jelasku.

Zucca yang mendengar penjelasanku hanya mengangguk, entah dia paham atau tidak. Zucca berterima kasih kepadaku dan aku hanya membalasnya dengan gumaman yang mungkin tidak dia dengar.

Seharian ini aku sudah terlalu banyak bicara, pertama aku harus menjelaskan laporanku kepada Profesor Gerald untuk memverifikasinya dan kedua, aku harus menjelaskan kepada Zucca sembari menahan rasa kesal yang kapan saja bisa meluap akibat perilakunya yang sangat tidak menghargai usaha dan kerja keras kami, para pasukan epsilon. Dia terlalu meremehkan orang lain.

"Ryel, apa yang sedang kamu lakukan?"

"Mengecek persediaan pereaksi kita yang tersisa. Ada apa Serra? Kamu membutuhkan bantuanku?" Tebakan Ryel sangat tepat, gadis ini memang tidak suka basa-basi saat sedang bekerja.

"Bisakah kamu menemui pasukan alpha untuk meminta mereka agar mau menemani pasukan kita mencari fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita saat ini. Jujur saja aku ingin mencari hal yang sempat dicurigai oleh Zucca kemarin."

"Baiklah, aku akan kesana. Ada lagi?" tanyanya memastikan agar tak ada hal lain yang tertinggal unntuk kusampaikan.

"Tidak, terima kasih Ryel."

"With my pleasure." Ryel tersenyum. Gadis berambut merah itu bergegas melepas jas laboratoriumnya dan merapihkan sedikit pakaiannya dan membenarkan ikatan rambutnya.

'Perjalananku semakin berat pada misi ini,' batinku.

***


Ryel's POV

Serra memintaku untuk menemui pasukan alpha, yang berarti mau tidak mau aku harus bertemu dengan Zucca, si manusia tengil itu. Andai saja aku menolak permintaan Serra, aku tidak akan berada di tenda milik pasukan alpha. Bertemu dengan Zucca seperti mendapatkan sebuah bencana yang sangat besar.

"Selamat siang, Captain Anlon!" sapaku saat melihat Captain Anlon baru saja keluar dari markas pasukan alpha.

"Selamat siang, Ryel! Ada perlu apa kamu datang ke sini?" tanya Captain Anlon dengan ramah.

"Saya ingin menemui kelompok alpha, Capt."

"Ada masalah, Ryel?" tanya Captain Anlon. Mata elang milik Captain Anlon menyipit seolah mencari sesuatu dari pandangannya.

"Tidak, Capt. Ini bukan masalah, hanya saja pasukan epsilon harus pergi ke perairan yang kemarin dikatakan oleh Zucca. Kami ingin meneliti lebih lanjut tempat itu, mungkin saja memang ada kehidupan disana atau mungkin akan menjadi sumber kehidupan baru yang belum kita temui," ucapku membuat Captain Anlon mengangguk dengan senyum simpul.

"Jadi, kalian ingin meminta bantuan pasukan alpha untuk menemani kalian selama kalian melakukan penelitian di luar sana?" tebak Captain Anlon dengan tepat. Aku membalasnya dengan anggukan sebagai jawaban iya.

Captain Anlon mempersilahkanku untuk masuk ke dalam markas pasukan alpha. Semua jenis senjata tersusun rapi di gantungan-gantungan yang sengaja mereka buat dari beberapa kain yang mereka bawa dari Italia. Mataku menangkap sebuah senjata laras panjang berwarna hijau lumut dengan guratan mandala yang sangat sederhana, tapi terlihat indah.

"Ryel, ada apa kamu datang kemari?" Pertanyaan itu membuatku sedikit berjengit kaget, pasalnya aku sedang mengagumi senjata laras panjang itu.

"Aku ingin meminta kalian semua menemani perjalanan pasukan epsilon untuk melakukan penelitian di perairan yang pernah Zucca katakan kepada kami," ucapku menjelaskam maksud tujuanku datang ke markas mereka.

"Kapan kalian ingin pergi?"

"Besok pagi dan aku harap kalian semua sudah menyiapkan diri. Selama 7 hari kita akan berada di sana untuk mengamati lingkungan dan menganalisis lingkungan."

"Baik, Ryel. Pukul 4 pagi kita sudah harus berkumpul di markas alpha untuk melakukan briefing terlebih dahulu sebelum kita pergi ke tujuan kita?" tanya Zucca meminta persetujuan dari anggota alpha yang lain dan dihadiahi anggukan dari mereka dan dari ku.

"Menurutmu rintangan apa saja yang mungkin akan kita hadapi Ryel?" tanya Stuart, salah satu anggota pasukan alpha.

"Aku belum bisa memastikan, tapi kemungkinan akan ada rintangan yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Persiapkan senjata terbaik kalian dan jangan lupa bawa pendeteksi logam yang kalian miliki," ucapku mengingatkan mereka semua

"Tentu saja," ucap Zucca tanpa melihat ke arahku. Anak itu sibuk dengan senjata yang sejak tadi mencuri perhatianku, dia mengecek seluruh bagian senjata itu sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Salvatore terra.

Aku berterima kasih kepada pasukan alpha sebelum keluar dari markas mereka. Kini, aku kembali melangkahkan kakiku menuju markas pasukan gamma, ahli medis. Bau alkohol tercium dengan jelas di indera penciumanku, pasukan gamma pasti selalu mensterilkan ruangan mereka dengan antiseptik yang mereka ciptakan sendiri.

"Hai, Ryel! Ada perlu apa datang ke sini?" tanya Trace dengan suara nyaringnya yang khas.

"Aku membutuhkan dua anggotamu untuk ikut bersama pasukan epsilon dan alpha untuk melakukan penelitian di ruang terbuka, Trace."

"Tentu saja, kapan kalian akan pergi?"

"Besok pagi, pukul 4."

Madre di Terra | COMPLETEDWhere stories live. Discover now