2. Jealous

12.1K 629 10
                                    

"Deekk.. Minta jaket kakak yang kamu pinjam kemarin, doonkk...!!" ucapku nyaring sembari membuka pintu kamar Krista. "Kakak mau-eh.." kalimatku terhenti saat mendapati pemandangan di hadapanku. 

Selanjutnya, aku hanya bisa menyeringai melihat tiga ABG cantik sedang melongo menatapku. 

Ya, iya, sih aku hanya memakai boxer berwarna biru tua dan kaus rumah tipis berwarna biru muda, dengan handuk kecil menutupi kepalaku karena kugunakan untuk mengeringkan rambutku yang basah setelah mandi. 

Setelah diperhatikan, ternyata mereka menatapku dengan mupeng. Haha. Ya, kecuali satu gadis yang paling tersayang. Yang Cuma melotot menatapku dengan pipi merona. 

"Kakak!!" pekik Krista tertahan. 

"Eh, ada temennya, ya.." sahutku. 

"Iya.. kak..." terdengar suara kompak teman-teman Krista dengan mata mereka masih fokus kepadaku. 

"Lagi pada ngapain?" tanyaku kepo. 

"Ngerjain tugas! Kakak ngapain, sih!?" tanya Krista seakan sangat terganggu dengan kedatanganku.

Ya bagaimana lagi, aku kan nggak tahu kalau dia lagi ngumpul sama teman-temannya. 

"Mau minta jaket kakak yang kamu pakai kemarin. Kakak mau jalan sama teman-teman..." jawabku sebelum dia semakin salah paham.

"Tuh ambil di kursi..." Krista menunjuk kursi di depan meja belajarnya. 

Dengan tersenyum manis, aku mengambil jaketku. 

"Itu kakak aku, tauu!!" suara Krista kudengar nyaring. Kulihat dari ekor mata, teman-temannya mulai kepo tentangku.

Hah, kenapa hatiku harus terasa tertusuk-tusuk saat mendengar Kista dengan bangga mengakui aku sebagai kakaknya? 

"Kak, ni kenalin teman-teman aku dari kampus... Kalian, kenalin ni kakakku, Dehyan Firnanda" 

Aku menoleh dan tersenyum pada 3 gadis yang mengangguk sopan padaku. 

"Adira.." 

"Tania.." 

"Kanza.." 

Kusalami mereka satu persatu dan kusebutkan namaku dengan lembut. 

"Udah, sana! Kan katanya kakak mau pergi!" sahut Krista seolah mengusirku.

Krista, kenapa nggak seneng banget sih, aku gangguin sebentar saja? 

"Iya, bawel banget, sih, kamu!" jawabku sambil mengacak rambutnya, yang membuat dia melotot sebal padaku. 

Aku melangkah menuju pintu kamar Krista dan menutupnya perlahan. 

"Sumpah ganteng banget, Ta.." 

"Iya, kamu nggak pernah bilang punya kakak ganteng, Ta.." 

"Asli meleleh sama senyumnya, Ta!" 

Haha, suara-suara samar dari balik pintu itu membuatku tertawa dalam hati. Bangganya aku.

"Ya, iyalah, kakakku, itu!" 

Oh, tidak! Hatiku terasa bagaikan dilempar ke jurang! Kenapa kamu harus banggain aku sebagai kakakmu sih, Ta!? 

yah, walaupun aku tahu benar kenapa.

"Ih aku mau banget deh, jadi kakak ipar kamu!" 

"Ih aku, donk.. Tipe aku banget tuh, kakaknya Krista!"

"Eh pilih aku aja, Ta. Aku setia, loh.." 

"Apaan, sih!? Kesini mau belajar apa mau muji-muji kakakku terus!? Aku tuh ogah punya kakak ipar kalian, tau, nggak!? Mending biar aja kakak nggak nikah daripada sama kalian!" 

Jejak CintaWhere stories live. Discover now