Flashback on :

"Kakek akan pergi ke daratan untuk melihat keadaannya," ucap seorang kakek kepada cucu kecilnya sambil menepuk kepalanya.

Anak kecil itu hanya diam, tidak begitu mengerti dengan ucapan yang baru saja dilontarkan kakeknya.

Tatapan kakek itu terarah ke atas, kemudian menatap anak kecil itu bergantian. "Jika ayahmu marah, katakan padanya, aku hendak mencari tanaman obat untuk tanganku."

Anak itu mengangguk, "Baik kek," sahutnya dengan suara lucu khas anak-anak.

Kakek tua itu tersenyum, kemudian menatap langit, yang jauh di atas permukaan air.

Aku akan menjemputmu. Batin kakek itu dan berenang ke atas.

Anak kecil tersebut mendongak ke atas, menatap ekor sang kakek yang terus menjauh darinya. "Aku ingin seperti kakek," ujarnya sebelum meninggalkan tempat itu.

***

"Rafeyz! Rafeyz!" Panggilan keras terdengar di gendang telinganya. Yang dipanggil pun segera menghadap ke pencipta suara itu.

"Ada apa ayah?" tanyanya sambil menunduk hormat.

Helaan napas laki-laki tegap itu terdengar, membuat si anak mendongak untuk melihatnya. "Kemana kakek?"

Yang dipanggil Rafeyz tadi terdiam, "Kakek sedang mencari tanaman obat untuk tangannya yang sakit," sahutnya. Berbohong. Karena itu yang diajarkan oleh kakeknya tadi.

"Sudah kubilang biar tabib istana saja yang mengambilnya," gumamnya sambil mengusap wajahnya kasar.

Anak laki-laki itu terdiam lagi, dalam hatinya, kenapa ia tidak mencegahnya? "Maafkan aku ayah, aku tidak mencegahnya," katanya sambil menunduk dalam. Ini salahnya. Bagaimana jika ada bahaya yang menimpa kakeknya di daratan?

Ayah dari anak laki-laki itu adalah penerus kerajaan ini. Beliau ditugaskan mendiang ratu untuk menjaga raja dan juga kerajaan beserta para rakyatnya. Jika ada sesuatu hal yang menyangkut raja atau masalah apapun tentang kerajaan, ia yang akan turun tangan.

"Sudahlah, ayah akan mencarinya jika raja belum pulang hingga cahaya bulan muncul," ujarnya sambil mengibaskan tangannya, menyuruh anaknya segera meninggalkan ruangannya.

"Baik ayah. Aku akan ikut nanti."

"Tidak perlu," tegas sang ayah kepadanya.

Niat Rafeyz untuk berdiri terurung karena sahutan tegas dari ayahnya.

"Sebaiknya kau tidur dan buat sihir pelindung di sekitar tempat tidurmu."

Rafeyz mengerucutkan bibirnya, "Ini tidak a—"

"Keluar!"

Bentakan kasar lagi-lagi dilontarkan ayahnya. Ayahnya sangat keras mendidiknya, tidak seperti kakeknya yang selalu sabar dan lembut. Sangat bertolak belakang.

Dengan berat hati Rafeyz keluar dari sana, ia menoleh sedikit untuk melihat ayahnya sebelum benar-benar keluar dari ruangannya. Ayahnya menunduk, seperti menyesali sesuatu. Tapi Rafeyz tidak tahu. Dia belum mempelajari sihir penerka ekspresi.

Mungkin dia harus segera mempelajarinya dengan baik.

Tbc

4 Juni 2019

Dahlia's note :

Mini note : Oxu adalah ikan yang bisa hidup di darat. Nama ikan ini diambil dari nama latinnya yaitu "Oxudercinae" biar gampang jadi ambil depannya aja, hahaha. Nama lainnya itu ikan tembakul, atau glodok.

==============================

Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏

Besok sudah lebaran lho. Cepat sekali bukan?

Aku minta maaf, lagi. Iya, lagi, karena kemarin sudah di note chapter sebelumnya.

Liburan kalian kemana saja? (Ah, kurasa tidak akan ada yang menjawab) hahahaha.

Apa kalian tidak mau komen di ceritaku?

Apa cerita ini kurang menarik?

Atau karena ada tulisan romancenya?

Huffttt.... untuk pertanyaan yang terakhir tadi, romance di sini tidak akan berasa, maksudnya romancenya 15+. Ya, paling kayak pegangan tangan, pelukan (sedikit), usap kepala. Udah kayak gitu-gitu aja dan ada bumbu manisnya ///yah malah bocor kan-_-/// *gapapa kok

Ohiya, chapter besok masih ada flashbacknya.

Oke,

Papapapapai,

Dahdah

🐟🐟🐟

The Prince Mermaid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang