🌀 6

6.3K 450 11
                                    

Ruangan ini yang pertama kali kulihat setelah membuka mata. Pasalnya, aku tidak tahu ini di mana. Sebuah tempat tidur seperti kerajaan yang di film yang pernah kutonton, jendela tinggi yang menjadi pembatas dunia luar dengan gorden berwarna merah, dan benda-benda antik yang terpajang rapi di meja klasik

Tubuhku terbaring di atas matras berbalut sprai berwarna putih berkilau dengan tambahan berwarna merah marun. Entah ini mimpi atau nyata, yang pasti aku kagum dengan tempat ini.

Kakiku meminta agar aku turun dari kasur ini dan melihat-lihat koleksi barang antik ini.

Aku terkejut bukan main, kala melihat gelembung yang keluar ketika aku meyibak sprai ini. Apa ini memang dibuat khusus begitu? Aku tidak tahu, yang pasti ini sangat mengagumkan.

Aku melihat gelembung-gelembung itu meletus di atas sana. Aku meneliti inci demi inci ruangan ini. Kulihat ada sebuah pajangan patung mermaid di atas meja berwarna putih gading dengan ukiran ikan disetiap sudut tepi meja itu.

Kakiku turun dari kasur ini, lagi-lagi gelembung ini keluar lagi setiap ada gerakan.

Aku melihat kakiku yang polos tanpa alas kaki yang kupakai. Bajuku masih sama seperti baju yang kupakai tadi malam, karena aku tidak sempat menggantinya dengan piyama.

Baru selangkah dari kasur, gelembung ini terus keluar, namun aku terus melangkah ke tujuan awal. Melihat pajangan patung kecil itu.

Pintu besar terbuka, jangan tanya kabar jantungku. Untung saja tidak copot dari tempatnya. Kulihat seseorang muncul dari balik pintu.

Mataku menyipit melihat pemuda yang berjalan memasuki ruangan di mana aku juga berada di sini.

"Kau sudah sadar?"

Hah? Sadar? Memang aku kenapa?

Mulutku hendak mengucapkan demikian, tapi dia seperti sudah membaca pikiranku. "Kau pingsan."

"Ini di mana?" tanyaku langsung.

Dia tidak menjawab, hanya menatap datarku dan seperti memperhatikanku detail. "Apa aku aneh?" tanyaku lagi, dan melihat baju yang kukenakan ini tidak sama seperti dia.

Baju yang dikenakan dia seperti ... baju seorang pangeran. Mungkin dia sedang melakukan drama, dan kebetulan dapat peran pangeran.

"Duduk saja dulu. Aku akan mengambilkanmu makanan." ucapnya dan pergi meninggalakan aku.

Aku masih terdiam di tempat. Memperhatikan punggungnya yang semakin lama menjauh dan menghilang di balik pintu. Pemuda itu seperti...

orang yang kulihat di dalam mimpiku.

Entah benar atau tidak. Yang pasti pemuda itu tampan. Tidak, tidak, seorang perempuan yang baik tidak boleh terlalu mengagumkan seorang laki-laki.

Aku sudah terdiam di sini cukup lama. Tidak beranjak barang selangkah. Pandanganku masih sama, melihat pintu besar nan tinggi dengan ukiran-ukiran disetiap sudut dan tengahnya.

"Kau tidak beranjak pergi dari tempat itu?" tanya pemuda itu setelah memasuki ruangan dengan tangan membawa nampan yang di atasnya terdapat mangkuk dan air.

Aku menggeleng, masih menatap maniknya.

Ditaruhnya nampan itu di atas nakas, "Makan dulu." titahnya dan aku melihat kakiku.

Baiklah, perutku sudah berbunyi. Cacing perutku juga meminta karbohidrat untuk menyumbat rasa sakit ini.

Aku berjalan mendekat ke nakas itu. Pemuda itu berjalan ke arah kursi panjang di sudut ruangan. Aku duduk di kasur ini sembari mengambil mangkuk berisi ...

The Prince Mermaid Where stories live. Discover now