Apology

3K 304 156
                                    


BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA!

Author POV

18.15 KST

Sebuah kamar dengan lampu tidur yang menyala nampak terlihat tak berpenghuni. Sunyi dan sepi.

Namun percayalah bahwa kamar tersebut tengah menjadi tempat yang tepat bagi Yoo Jimin untuk menenangkan diri, menangis di balik selimut tebalnya.

Setelah permintaan cerainya pagi hari tadi, Jimin mengurung dirinya di kamar tanpa makan dan minum.

Jaemin sungguh khawatir. Berulang kali ia mencoba membujuk sang istri untuk keluar. Namun hasilnya nihil, Jimin masih saja bungkam.

"Tuhan, mengapa kau memberikan ujian begitu berat pada kami?" lirih Jaemin yang kini nampak kacau duduk di balik pintu kamar sang istri.

"Tuhan, mengapa kau memberikan ujian begitu berat pada kami?" lirih Jaemin yang kini nampak kacau duduk di balik pintu kamar sang istri

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jaemin nampak sangat putus asa. Ia sudah kehilangan akalnya sekarang. Sungguh ia menyesal telah membentak sang istri begitu keras.

Jika waktu bisa di putar kembali, mungkin pertengkaran berujung permintaan cerai dari sang istri tidak pernah terjadi.

Ting! Tung!

Mendengar suara bel berbunyi, Jaemin bergegas bangkit dan berlari kecil menuju pintu.

Ceklek!

"Eoh, Jeno~ya masuklah!" ucap Jaemin mempersilakan Jeno untuk masuk.

Jaemin berusaha bersikap setenang mungkin dan mempertahankan senyum palsunya. Ia tidak ingin Jeno ikut campur dalam masalah rumah tangganya.

"Jaemin~ssi dimana Jimin?" tanya Jeno yang membuat Jaemin gugup setengah mati. Ia bingung harus menjawab apa.

"Mm, tadi sore dia bilang tidak enak badan. Jadi aku menyuruhnya istirahat, dan dia sedang tidur sekarang" ucap Jaemin mencoba memberi jawaban yang tepat.

Jeno merasa aneh dengan sikap Jaemin yang terkesan gugup saat bicara dengannya. Dia mulai berpikir sesuatu hal yang buruk telah terjadi pada Jimin.

"Kau tidak sedang membohongiku kan?" tanya Jeno dengan mata memicing curiga.

"Mana mungkin aku berbohong. Sebaiknya kau mandilah dulu. Makan malammu ada di meja, tinggal kau hangatkan saja" ujar Jaemin mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Tapi.."

"Aku akan memeriksa kondisi Jimin terlebih dahulu di kamar" tutur Jaemin memotong pembicaraan Jeno dan melenggang menuju kamar sang istri.

'Sikapnya sungguh aneh, apa yang terjadi dengan Jimin? Haruskah aku mengintip mereka?' batin Jeno.

Dering ponsel Jeno mengalun. Nampak sang penelepon adalah rekan kerjanya, Liu Yangyang.

Mereka pun mulai terlarut membahas masalah pekerjaan dan Jeno pun terlupa dengan niat awalnya.

Kini Jaemin memasuki kamar sang istri dengan hati-hati. Sebenarnya dia mempunyai kunci cadangan untuk memasuki kamar sang istri, namun ia memang sengaja menunggu Jimin terlelap agar kembali tenang.

Unilateral Love | Jaemin X Karina ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora