Improved

3.8K 459 303
                                    


Author POV

Masih di malam yang sama. Setelah merampungkan acara makan malam yang sedikit canggung, sepasang pengantin baru yang terlihat lebih akur itu memutuskan menonton acara televisi bersama.

"Oppa, bisakah kau letakkan ponselmu?" ucap Jimin yang merasa jengah melihat suaminya yang tidak fokus dengan tayangan di televisi malah asik bermain ponsel sejak tadi.

"Ah maaf sayang, rekan kerjaku ingin mengadakan pesta perayaan untuk pernikahan kita. Mereka akan bertamu besok. Apa kau tidak keberatan?" tanya Jaemin khawatir.

Jimin nampak merengut dan terdiam sesaat. Jujur saja dia masih sedikit malu berinteraksi lebih jauh dengan sang suami, apalagi nanti dengan rekan kerja suaminya. Pasti sangat canggung.

"Hm, berapa orang?" tanya Jimin masih dengan merengutkan wajahnya.

"Tidak banyak, hanya lima sampai tujuh orang saja kok. Tidak apa kan?"

"Baiklah aku akan memasak banyak untuk besok. Jadi apa mereka akan datang saat jam pulang kerja?" tanya Jimin memastikan.

"Eoh, sepertinya begitu. Jika kau masih tidak enak badan, jangan dipaksakan ya. Kau bisa pesan makanan saja agar kau tidak kelelahan sayang" ucap Jaemin lembut dengan mengusap kepala Jimin.

"Aku tidak akan kelelahan Oppa! Aku kan kuat!" tegas Jimin sambil menekuk kedua tangannya untuk memperlihatkan ototnya.

"Yak! Tangan kurus begitu mana ada ototnya sayang kkk~" Jaemin mencubit hidung mancung Jimin sembari terkikik geli melihat tingkah menggemaskan sang istri.

"Aish! Oppa sakit. Memangnya kau punya otot apa? Melihatmu berolahraga saja tidak pernah, cih" cibir Jimin sambil melipat tangannya di depan dada.

"Wah kau meragukan ku ternyata. Lihat ini" Jaemin menggulung lengan kaosnya sebatas bahu dan memperlihatkan otot bisepnya.

'Wah, daebak!' puji Jimin dalam hati.

Namun ekspresi melongonya dapat terlihat jelas oleh Jaemin dari mulut mengaganya itu.

Jaemin menahan hasrat tertawanya saat ide jahil melintas di otaknya.

"Dan kau pasti akan menyukai yang satu ini" Jaemin menurunkan tangannya dan mulai bergerak mengangkat kaosnya sebatas dada.

Dan surga dunia nampak nyata di hadapan Jimin.

Pemandangan indah yang di suguhkan oleh sang suami lewat perut bidang berkotak enam tersebut, membuat Jimin semakin melebarkan mulutnya dan sekarang di tambah matanya yang serasa ingin mencuat dari tempatnya.

Jaemin yang menyadari tatapan kekaguman yang di pancarkan sang istri pun tertawa kecil dan menurunkan kembali kaosnya.

"Yak! Kenapa kau tutupi lagi, aku be--" Jimin menutup rapat mulutnya lantaran ucapannya yang ngawur.

"Be-- apa sayang? Ah, kau ingin menyentuhnya? Begitukah?" tanya Jaemin usil.

"Ti-tidak kok, mimpi saja kau!" Jimin mematikan televisi dengan segera berlari menuju kamarnya.

"Sayang, kau sudah mau tidur?" teriak Jaemin yang mendengar pintu kamar di banting cukup keras.

Karena tidak ada jawaban dari sang istri, Jaemin pun memilih melanjutkan obrolan dengan rekan kerjanya yang sempat terlupakan.

Terlalu asik dengan bermain ponsel, Jaemin sampai tidak menyadari jika seseorang tengah berjalan mengendap menuju sofa tempat Jaemin berada.

Grep!

Jimin memeluk leher Jaemin dari belakang sofa, kepalanya disandarkan pada bahu sang suami mencari kenyamanan.

"Eoh? Sayang, kau belum tidur?" tanya Jaemin yang hafal akan aroma parfum sang istri yang menenangkan.

Unilateral Love | Jaemin X Karina ✔Where stories live. Discover now