O N E

31 1 0
                                    

• • •

tes..

tes..

menetes darah yang keluar dari hidungnya, beberapa menit yang lalu saat ia sedang berada di ruang ganti, hidungnya kembali mengeluarkan darah. Ara kembali meminum obat yang akhir-akhir ini selalu dibawanya kemanapun, pil-pil itu yang menjaganya agar ia akan terlihat baik-baik saja...

"Araa..? apa kau baik-baik saja di dalam sana..? apa terjadi sesuatu kepadamu..?" teriak seorang perempuan di luar sana dengan nada suara yang sedikit panik dan khawatir dikarenakan gadis itu sedari tadi belum keluar-keluar dari ruang ganti..

"iyaa, tunggu sebentar dan aku baik-baik saja, jadi tidak ada yang perlu di cemaskan.." jawab Ara sedikit teriak dengan nada suara yang meyakinkan agar perempuan di luar itu percaya..

Ara keluar dari ruang ganti dan tersenyum manis sambil menatap seorang perempuan yang nampak serius mengamati dirinya..

"kau tidak sedang bohongkan kepadaku..? karena aku tidak yakin kepadamu.." ujar perempuan itu sambil menatap Ara dengan tatapan penuh selidik..

"tidak ada yang terjadi kepadaku, tadi aku lupa meletakkan dress ku dimana jadi aku mencari-carinya sehingga menghabiskan waktu yang sedikit lama, come on Zahra iam okay.." panjang lebar Ara sambil tersenyum manis dan menepuk-nepuk pundak Zahra pelan..

"baiklah, ayo kita lanjutkan dan kau harus membuatku terlihat cantik di atas panggung nanti oke.." lanjut Ara sambil tersenyum manis sambil menatap perempuan di hadapannya itu..

"yasudah, aku percaya padamu kali ini dan kau pasti terlalu lelah, setelah ini istrahatlah yang cukup jangan terlalu di paksakan oke.." ingat Zahra dengan raut wajah yang serius..

"tenang saja setelah pementasan ini aku akan tidur seharian di iapartemen ku.." ucap Ara sambil memegang pundak Zahra dengan lembut..

"itu rencana yang bagus, dan kau jangan mengingkarinya.." ucap Zahra sambil menatap Ara dengan tatapan serius..

"tentu saja.." Ara memeluk Zahra dengan hangat dan tentu saja dibalas dengan senang hati dengan Zahra..

"aku hanya tidak ingin kau kenapa-kenapa Ara.." lirih Zahra sambil menatap manik mata Ara dengan lembut..

"I know.." ucap Ara sambil tersenyum manis dan tulus..

setelah itu Zahra dan Ara beranjak pergi ke meja rias untuk merias wajah gadis bermata bulat itu..
Zahra nampak fokus dan serius merias wajah Ara, wajah Ara memang sudah cantik tapi akan lebih dibuat cantik lagi dengan membuatnya sedikit lebih tegas dan nampak seperti putri yang dingin..

"apa kekasih mu akan datang..?" tanya Zahra di sela-sela merias wajah gadis bermata bulat itu..

"tentu! ia selalu datang.." jawab Ara dengan nada dan raut wajah yang gembira..

"aku iri sekali kepada kalian.." ucap Zahra sambil mengerucutkan bibirnya dan setelah itu tersenyum tulus..

"itu karena kami saling mencintai.." gumam Ara sambil menatap kedepan dan tersenyum manis..

• • •

pementasan akhirnya dimulai dengan sebuah drama musikal yang mengusung tema kolosal zaman kerajaan itu dimulai, Ara mulai beradu dengan lawan mainnnya, ia nampak mahir memainkan peran sebagai putri yang diembankan kepadanya. Sesekali Ara melirik ke kursi penonton barisan pertama, Ara menemukan kekasihnya, seorang lelaki tampan dan menawan selalu duduk disana dan nampak begitu serius menyaksikan drama musikal itu, dialah Sean Scott kekasih dari Ara..

mata Sean tidak bisa berhenti berbinar saat menyaksikan seseorang yang kini sedang dengan mahirnya berdialog di atas panggung. Saat ini ia sedang menyaksikan sebuah drama bertema kerajaan itu, mata Sean tidak fokus pada pemeran pangeran disana namun, pada sosok putri yang nampak begitu elegan dan dingin di wajahnya. Sean tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya pada sosok tuan putri itu walau ia sempat menutup matanya saat ada adegan sang pangeran mengecup kening sang putri, dan drama pun berakhir dengan bahagia..

Good Byeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن