Done?

2.4K 326 60
                                    

"Bawakan ini untuk Mark."

Kata-kata ibunya mebuat Donghyuck mau tak mau harus harus melangkahkan kaki meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman sore itu dan kini tengah berdiri menunggu elevator di apartemen Mark berdenting untuk berhenti di lantai unit milik sang mantan kekasih.

Mereka masih tak berbicara sejak terakhir kali mereka bertemu di malam ulang tahun Jaemin, pun kakak sepupunya sudah tak memberikan informasi lagi mengenai pria tersebut.

Di depan pintu milik Mark, Donghyuck berhenti sejenak. Berpikir apakah ia harus meninggalkannya saja di depan pintu dan tak mencoba untuk masuk ke dalamnya. Akan tetapi setelah berdebat dengan pemikirannya, akhirnya bocah berkulit tan itu menekan kode kunci yang begitu ia ingat dan berharap yang bersangkutan belum menggantinya, karena ia sudah lelah menekan bel berkali-kali namun tak membuahkan hasil yang diinginkan.

Donghyuck mendengus kala ia mendapati pintu terbuka, menandakan bahwa sang pemilik masih tak ingin mengubah kode kunci yang masih berhubungan dengan tanggal penting di hubungan mereka dulu. Membuat Donghyuck bernostalgia akan hari dimana ia membantu Mark pindah ke tempat itu dan menghabiskan akhir pekan bersama. Memasakkan sesuatu kala menunggu pria yang lain selesai membersihkan diri selepas mereka selesai menempatkan segala barang dan menghabiskan hari dengan berbicara panjang lebar mengenai banyak hal tanpa peduli bahwa tidak ada hal penting yang menjadi inti pembicaraannya.

Ngomong-ngomong soal memasak, Donghyuck kini hanya berdiri mematung kala kakinya sudah sampai di dapur milik Mark ketika ia mendapati sosok perempuan yang ia kenali sebagai kawan pria itu tengah berdiri di sana, mengenakan celemek yang selalu menjadi favoritenya dulu, yang entah kenapa menimbulkan rasa benci menyeruak seolah tempatnya kini sudah diambil alih oleh yang lain. Terpaku sampai langkah yang mendekat tak lagi ia dengar adanya.

"Apa kau sudah sele – Donghyuck-ah?"

Donghyuck mengernyit, matanya mengerjap dan seolah menyuruh air matanya untuk menetes turun. Menyadarkannya akan adanya eksistensi lain di ruangan tersebut. Ia berbalik. Memberikan paksa beberapa kotak makan dari ibunya pada sang pemilik rumah dan berlari keluar secepatnya setelah mengatakan bahwa itu adalah titipan ibunya. Menghasilkan ketergesaan dari Mark untuk mengejar langkah milik Donghyuck setelah menyambar kunci mobilnya.

Beruntung karena elevator baru menutup dan lantai unitnya memiliki digit angka yang kecil sehingga saat ia sampai di lobi dengan tangga darurat, matanya masih bisa menangkap sosok yang ia cari dan kini ia raih lengan kirinya.

"Ku antar pulang." Ajak Mark yang dibalas dengan desisan tak mau dari yang bersangkutan.

Namun berbekal pengalaman yang lalu, Mark pikir memaksakan kehendaknya agar mereka berdua bisa membicarakan masalah yang ada merupakan sebuah keharusan. Menyeret yang lebih muda untuk mengambil mobilnya yang terparkir di basement menjadi satu-satunya opsi yang ada.

Memaksakan diri agar tak merengkuh dan luluh begitu saja adalah hal yang Mark lakukan pertama kali saat keduanya sudah emmasuki mobil miliknya. Melanjukannya agar pemuda di kursi penumpangnya tak memberontak dan keluar dengan terpaksa. Membelah jalanan Seoul tanpa tahu arah akan kemana karena Mark merasa harus meluruskan urusan mereka sebelum mengantar sang mantan kekasih kembali ke kediamannya dengan selamat.

"Dia hanya rekan kerjaku. Kau tahu itu kan? Kami kelaparan dan dia menawarkan diri measakkan sesuatu."

Dari segala pertanyaan, sepertinya hal tersbeut menjadi bahan yang paling penting utnuk dibicarakan. Karena selama ini, Mark dan Donghyuck seolah memiliki aturan tak tertulis bahwa hanya Donghyuck yang memiliki akses ke tepat tersebut, bahkan Jaehyun yang notabenenya begitu dekat dengan mereka berdua pun tak pernah mendapat ijin untuk memakainya. Dapur apartemen Mark seolah memiliki kenangan tersendiri untuk keduanya.

Into You [MARKHYUCK]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora