Into You [MARKHYUCK]✔

Prolog

"Kau bertengkar dengan Donghyuck?"

Itu adalah pertanyaan pertama ketika Johnny sudah masuk dan duduk di studio kecil milik Mark setelah sang empu ruangan kini menghela napas lesu setelah menerima telepon serta berteriak karenanya.

Sedangkan Mark sendiri mengerucutkan bibirnya. "Donghyuck minta putus." Lalu kembali mengutak-atik laptopnya yang masih menyala menampilkan pekerjaannya yang hendak ia kejar deadlinennya hari ini.

"Ha? Bagaimana bisa?"

Mark menggeleng kecil. Tanda ia tak peduli atau ia memang tak tahu alasan kenapa kekasih kecilnya itu meminta putus. Padahal kini pria lain yang berada satu ruangan dengannya itu merupakan kakak sepupu yang bersangkutan.

Keheningan melanda mereka. Sejenak kedua pria dua puluhan itu melupakan pembicaraan yang mereka buat tadi dan hanya fokus terhadap pekerjaan yang memang sudah dikejar tenggat waktunya.

Setelah menyimpannya, Mark mengesah kecil dan merenggangkan badan sehingga kursi putar yang sedari tadi ia duduki sedikit berputar.

"Dia bilang begitu padaku saat aku pergi ke Busan. Kalau tak salah..."

Pria Kanada itu beranjak. Membuka lemari pendingin kecil yang menyempil di sudut ruangan dan mengambil sekaleng cola di sana sebelum memosisikan pantatnya di samping sang tamu.

"Dan kau belum ada niatan untuk menemuinya?"

Mencebik. Menyandarkan diri pada sofa dan mendongak menatap langit-langit yang dihiasi corak abstrak dari cat fluorescent yang dibuat kekasihnya – atau semi mantan kekasihnya, itu ketika ia baru meninggali apartemen kecil ini.

"Bagaimana bisa? Telepon tadi saat kau kemari ingat? Mereka memintaku menggarap lagunya besok siang, lalu demo terakhir yang ku kirimkan saja di terima dan lusa aku mulai mendekam di studio agensi itu. Lagipula kalau aku mau menemui Donghyuck waktu malam, bocah itu ada kelas esok harinya."

Dan helaan napas membuat Johnny hanya bisa menepuk punggung pemuda yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri juga. Yah...setidaknya sekarang ia hanya perlu membantu dengan mendukung keduanya dulu bukan? Biarkan mereka yang memutuskan akhirnya seperti apa.

TBC?