S1E3 - Berkah Ramadhan?

363 31 4
                                    

Selamat puasa, semua!

Fic lama lagi buat lanjut. Happy reading!

----------------------------------------------

Komitmen Ron untuk jadi lebih baik dibuktikan sejak puasa pertama. Hingga sepuluh hari lebih ia jalani, tidak ada ulah tercela yang Ron lakukan. Setidaknya belum ada tanda-tanda kenakalan seperti tahun lalu Ron ulangi lagi di puasa tahun ini. Rutinitasnya dimulai setiap sahur tiba. Jika Hermione sudah bersiap di dapur untuk mengatur makanan sahur, Ron akan sigap berpatroli ke kamar kedua anaknya. Rose dan Hugo secara bergantian ia bangunkan dengan lembut. Sama seperti Hermione yang selalu ia bangunkan lebih awal.

Dan sahur hari ini pun kembali Ron yang bertugas pada kewajibannya membangunkan sahur untuk keluarga kecilnya.

"Wake up, love!" bisik Ron. Sesekali ia membubuhi kecupan singkat di pipi Hermione. "Sahur, yuk!"

Wanita yang dibangunkan hanya sempat mengerang pelan lantas membuka perlahan kedua matanya. Ron ada di depannya. Hermione tersenyum kembali mengingat suaminya hari ini melakukan tugasnya dengan baik. "Kau bangun tepat waktu, sayang." Pujinya.

"Always. Nah, sekarang aku mau bangunkan anak-anak dulu sementara kamu-"

"Siapkan makanannya. OK. Aku tunggu di ruang makan, ya!"

Mereka setuju lantas mengambil bagian masing-masing. Mereka berpisah di ujung tangga. Hermione turun sementara Ron masuk ke kamar Hugo yang berada lebih dekat dengan tangga.

Pintu anak bungsu Granger-Weasley itu tidak dikunci. Gelap yang pertama ditangkap Ron ketika melangkahkan kakinya masuk ke sana. Ranjang Hugo yang berada menepi ke arah tembok ia dekati. Ron pelan-pelan merendahkan badannya mendekat ke arah ranjang. Mendekatkan kepalanya ke posisi telinga Hugo yang berbaring miring ke kanan. Mulutnya sedikit terbuka ketika tidur. Menurut Hermione, Hugo punya kesamaan gaya tidur dengan ayahnya. Ron tersenyum geli jika melihat ekspresi Hugo tidur ternyata mirip dengannya.

"My little dinosaur! Saatnya sahur, buddy!"

"Daddy-" si kecil Hugo mengeliat sadar. Ayahnya sudah tersenyum dengan rambut dan jenggot merahnya yang mulai menebal.

"Bangunlah.. Mummy sudah siapkan sahur untuk kita di bawah. Semalam siapa yang minta dibuatkan tuna sarden dan sup labu, huh?"

Kantuk Hugo perlahan memudar berganti senyuman semangat. Sepulang dari tarawih, Hugo sempat mengutarakan permintaannya untuk disiapkan makanan spesial saat sahur. Pasalnya, pada siang hari sebelumnya ia menyerah tidak tahan lapar sebab makan sahurnya tidak selera. Meski Hermione tahu anak-anak seperti Hugo suka sekali cari alasan jika sudah tidak kuat puasa. Sehingga pada malamnya Hermione memberikan tawaran khusus pada si bungsu untuk meminta makanan apapun asal Hugo mau berjanji untuk kuat menjalani puasanya. Dan pilihannya tertuju pada tuna sarden favoritnya dan sup labu gurih yang pernah dimasakkan oleh neneknya, ibu Hermione, ketika berkunjung ke London dari Australia.

Selimut di tubuhnya langsung disibak menjauh. Hugo bangun dengan semangat memuncak sambil diiringi teriakan ayahnya. "Anak Daddy harus semangat! Dad sudah semangat untuk puasa. Jauh lebih semangat dari tahun lalu. Jadi, kamu juga harus semangat seperti Daddy!" Seru Ron begitu senang. Anaknya akan puasa dengan sungguh-sungguh setelah ini.

"Hem, aku akan puasa sungguh-sungguh sekarang. Tapi-" Hugo terhenti sejenak, begitu juga Ron, "tapi.. tuna dan supnya ada kan, Dad?"

Ron hanya bisa mengangguk tak percaya. Hugo tak jauh beda dengannya jika berhubungan langsung dengan makanan. Hugo berjanji, jika ia akan bersemangat puasa karena makanannya benar-benar menggoda. Yang Ron lakukan hanya mengangguk yakin sebagai jawabannya.

Starving, Fasting (Fic Ramadhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang