❝He is Introvert, He is My Husband❞
M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG
Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
"Temani istrimu bercakap-cakap, Jaehyun." Shin Hye berkata dibalik masker hijaunya. "Kami akan memulai pembedahannya sekarang."
Bibir Jaehyun bergerak kaku tanpa ada suara yang mengalir dari rongga mulutnya. Gugup, takut, dan cemas bercampur menjadi satu bersamaan dengan pemotongan abdomen serta uterus sang istri di bawah sana.
Taeyong pun tak jauh berbeda, ia hanya bisa memasang senyum terpaksa sembari menatap wajah tampan suaminya. Namun, merasa kadar gugupnya semakin bertambah, pria mungil itu berinisiatif untuk mengeluarkan suara. "Apa kau ingat saat aku menumpahkan susu strawberry pada seragam sekolahmu di kantin dulu?"
"Hm," Jaehyun bergumam lalu mengecup tangan istrinya yang menjadi sarang sebuah selang infus. "Kau meminta untuk mencucinya untukku kan?" Ia membalas pertanyaan Taeyong dan berusaha bersikap tenang.
"Benar, dan kau menolaknya."
Pria mungil itu menyebikkan bibir. "Padahal aku sengaja menumpahkan susu itu agar bajumu bisa kubawa pulang," ia mengusap pipi Jaehyun yang masih lembab akibat tangisan. "Ada surat cinta yang ingin kuselipkan agar kau peka."
"Apa kalian berdua berpacaran sejak SMA?" Sang dokter anak bermarga Kim itu menyeletuk tanpa mengurangi fokus pada pembedahan.
Teknik dokter untuk membuat rasa gugup pasiennya berkurang, lumayan juga.
"Tidak," Taeyong mendengus lalu mengecup tangan sang suami yang bertengger dipipinya. "Dia tak pandai menyatakan perasaannya, dan saat aku mengakuinya lebih dahulu di depan kelas, dia malah menolakku."
Dokter Kim berseru, "Woah," ia melirik Taeyong sekilas. "Jujur saja kisahmu yang kusimak tadi seperti isi buku dari penulis terkenal."
"Itu aku," Jaehyun bergumam sebelum mengecup bibir istrinya yang kian memucat.
Taeyong-ah, kau baik-baik saja kan?
Jemari Jaehyun semakin ditusuk oleh hawa dingin, bukan karena AC yang bersuhu rendah. Namun, mendengar suara Taeyong yang amat lemah dan tak seperti biasa membuatnya takut jika saja sang istri merasakan sakit d ititik tertentu namun tak berani mengatakannya.
Taeyong pasti tak ingin membuatku khawatir.
"Apa perasaanmu baik-baik saja?" tanya Jaehyun saat Taeyong tak lagi bersuara dan hanya menatap sayu ke arahnya.
Pria mungil itu mengangguk sebagai jawaban, tersenyum tipis sejenak namun Jaehyun tahu hal itu palsu. Taeyong semakin pucat, binaran matanya perlahan redup. Padahal, dokter sama sekali tak memberi bius umum agar si mungil tertidur.
Kurang lebih tiga jam berkutik di dalam ruangan steril itu, ketiga dokter yang menangani Taeyong harus bekerja esktra lagi. Sebab, salah satu usus kecil sang pasien melekat pada dinding rahimnya.
Jaehyun tak pernah melepas genggamannya dari tangan sang istri. Air matanya kembali tumpah melihat betapa sulit perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anak - anaknya. Deru napas Taeyong semakin lemah, sesekali iris legam itu terpejam namun saat ia memanggil nama istrinya pria mungil itu lantas menggeleng lalu menganggukㅡtanda ia baik-baik saja.
Sayatan dan potongan pada perut Taeyong telah membuahkan celah yang menganga. Tangisan dua bayi bersahut-sahutan dan memekikkan telinga membuat Jaehyun dan pria mungil itu refleks menoleh pelan ke sumber suara.
"Sayang, bayi kita selamat."
Jaehyun berbisik tepat di samping telinga istrinya. Taeyong menoleh pelan ke arah sang suami, tersenyum lemah lalu menganggukkan kepala. Bibirnya bergerak namun ia tak mengeluarkan suara.
Tapi, Jaehyun cukup paham jika sang istri mengatakan. "Saranghae," melalui gerakan bibirnya. Hanya berselang dua detik setelah mengutarakan hal itu melaui kode verbal, mata Taeyong terpejam sempurna dengan senyuman tipis tak terlepas dari bibirnya.
"Nyonya Jung Taeyong, 00.00 KST."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.