14 회

36.9K 5K 508
                                        

Dia tidak bisa melakukan sesuatu jika terus diperhatikan karena hal itu akan membuatnya salah tingkah

•••

Taeyong tak henti-hentinya mengulum senyum. Sesekali melirik tangannya yang digenggam erat oleh pria di sampingnya, Jung Jaehyun. Setelah menyelesaikan ciuman panas di depan butik tadi, ia buru-buru menitip mobil miliknya pada Ten agar sahabatnya itu bisa pulang. Sedangkan ia dan sang suami pun kembali ke rumah bersama.

Jaehyun masih fokus mengemudi, sesekali melirik sang istri yang sedari tadi diam sambil terus menatapnya. Ya, ia cukup peka. Tanpa menoleh pada Taeyong pun ia tahu jika pria mungil itu tak henti-henti memerhatikannya. Jujur ia sedikit salah tingkah, sesekali jari-jarinya yang tak menggenggam milik sang istri mencengkeram erat stir mobil. Menyalurkan rasa gugup yang amat menyiksanya.

Cukup lama saling terdiam, Taeyong berinisiatif untuk membuka pembicaraan, "Jaehyun-ah..." panggilnya dengan suara rendah.

Pria tinggi di sampingnya menoleh sekilas, "Ada apa?" Jaehyun kembali memusatkan atensi pada jalan di depannya.

Ibu jarinya bergerak, mengusap punggung tangan sang istri yang ia genggam sejak menjemputnya di butik. Ah tidak, lebih tepatnya menarik paksa Taeyong agar pergi dari tempat itu.

Berdeham  pelan, Taeyong kembali bersuara "Darimana kau tahu jika gadis tadi ingin mencelakaiku?"

"Minho... Dia yang memberitahuku," Jaehyun melirik sang istri sekilas.

Mengecup punggung tangan Taeyong tanpa mengalihkan pandangan dari jalan didepannya. "Tak perlu memikirkannya, aku akan menyelesaikan hal itu."

Sontak si empu menggigit bibir bawah, rasa bersalah kembali mengusik relung hatinya. Jaehyun masih memedulikannya meskipun kemarin ia bertindak keterlaluan pada pria itu. Perlahan ia menoleh kearah jendela, mata bulatnya berkaca-kaca.

Lidahnya kelu dan tak bisa lagi mengeluarkan sepatah kata. Sang suami berhasil mengobrak abrik hatinya. Taeyong takut, sangat takut akan perasaannya sendiri pada Jaehyun saat ini.

Benarkah ia mencintai Jaehyun atau hanya iba dan kasihan pada pria itu.

Jaehyun sendiri pun tengah sibuk dengan pikirannya tentang Yeonwoo. Menunggu lampu merah berubah menjadi hijau membuat ia menatap kosong ke depan. Kalimat yang diucapkan Minho tentang wanita itu seolah bagai kaset yang tak henti-henti berputar dalam otaknya.

"Hyung! Jaehyun Hyung!"

Minho berteriak, mengejar sang kakak ipar yang baru saja keluar dari kelasnya. Pria itu menghentikan langkah, berbalik dan menatap Minho penuh tanya, "Ada apa, Minho-ya?"

Menetralkan napas, Minho lantas berucap pelan, "Apa kau akan pulang ke rumah setelah ini, Hyung?"

Jaehyun mengangguk, "Hm," gumamnya "Apa kau masih ada kelas?" tanyanya.

Sang adik ipar menggeleng, "Kalau begitu aku ikut denganmu, Hyung. Aku juga ingin bercerita tentang sesuatu yang sangat, sangat, sangat penting!" ia berkata setengah memekik.

Dosen yang juga kakak iparnya tersenyum tipis lalu menepuk pundah Minho, "Ayo." katanya sebelum melangkah bersama pria itu ke area parkir kampus.

Berdeham pelan, Minho melirik sekilas pada Jaehyun yang mulai menancap pedal gas, "Kau tahu Yeonwoo kan, Hyung?"

"Hm," Jaehyun bergumam, "Kenapa? Kau menyukainya?" tanyanya sedikit bercanda lalu menoleh sekilas pada sang adik ipar.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now