❝He is Introvert, He is My Husband❞
M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG
Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
Setelah akhirnya berhasil membujuk sang istri, Jaehyun dan Taeyong kini telah berada di ruangan dokter Park. Wanita itu tengah melakukan USG ulang pada kandungan si mungil, untuk memastikan kembali jenis kelamin jabang bayi kembar itu.
"Aigoo, mereka lucu sekali bukan? Kedua bayimu juga sangat sehat," Shin Hye berseru riang, sesekali melirik Taeyong yang tengah memerhatikan monitor.
Mengangguk pelan, pria mungil itu menoleh pada Jaehyun di sampingnya sembari tersenyum tipis sebelum kembali memusatkan atensi pada dokter disebelah kanannya. "Lalu bagaimana dengan jenis kelaminnya?" tanyanya.
"Yang kukatakan padamu bulan lalu tidak berubah," wanita itu tersenyum lembut. "Kau sangat beruntung, Taeyong. Satu anak perempuan dan satu lagi laki-laki. Sudah sangat pas untuk melengkapi keluarga kecilmu hingga kalian berdua tua nanti," katanya diikuti kekehan pelan.
Menipiskan bibir, Taeyong mengeratkan genggamannya pada jemari Jaehyun. "Apa operasiku nanti akan lebih berisiko?"
"Setiap operasi bagi pria hamil pasti berisiko, Taeyong-ah. Apalagi jika mengandung bayi kembar," Shin Hye menarik napas dalam-dalam. "Tapi tak perlu khawatir, kedua bayimu sehat dan kondisimu saat ini pun jauh dari kata lemah. Aku yakin kalian bertiga akan selamat."
Wanita berambut sebahu itu mengusap salah satu punggung tangan Taeyong yang tak digenggam oleh Jaehyun. "Bagaimana, Tae? Kau siap melakukan operasi untuk melahirkan dan menutup kandunganmu kan?"
"Aku tak ingin tutup kandungan."
Jaehyun dan Shin Hye bersitatap sejenak sebelum kembali memandangi sang ibu hamil yang kembali bersuara. "Jangan lakukan operasi itu," lirihnya. "Meskipun aku menutup kandungan, tapi jika tuhan justru ingin mengambil nyawaku sebelumnya, maka aku rasaㅡ"
"Jung Taeyong," pria berlesung pipi di samping si mungil menggeram rendah. "Jangan pernah mengulangi ucapanmu itu."
Melihat tatapan penuh amarah sang suami, Taeyong beralih menatap kosong ke arah perutnya sembari merapatkan bibir sejenak. "Aku mohon, jangan lakukan operasi itu," ulangnya lagi membuat Jaehyun beranjak dari kursi dan melangkah ke luar ruangan, meninggalkan istrinya.
Isak tangis Taeyong meluap begitu saja ketika Jaehyun pergi. Shin Hye pun hanya bisa menyemangati sang pasien sembari mengusap pipi si mungil yang berderai air mata. Dokter itu tahu, menutup kandungan sama saja dengan menolak pemberian tuhan. Tapi jika hal itu dapat membahayakan si ibu hamil, maka Tuhan pun pasti akan jauh lebih mementingkan keselamatan umatnya, sama seperti seorang dokter, pikirnya.
"Taeyong-ah, tolong pikirkan ini baik-baik," wanita itu membantu sang pasien bangkit. "Operasimu akan dilakukan dua bulan yang akan datang, dengarkanlah kekhawatiran dan nasihat suamimu."
Meski Shin Hye mencoba membujuk, namun si mungil berkepala batu tetap teguh pada pendiriannya. "Istri temanku kehilangan bayinya saat melakukan operasi," kata Taeyong lirih. "Coba kau berpikir, bagaimana jika nanti salah satu atau bahkan kedua anakku tak bisa selamat?" Ia tersenyum miring. "Apa kau masih ingin menutup kandunganku dan membiarkan aku menua tanpa seorang anak?"
"Jadi, jika kedua anakmu selamat kau akan melakukan operasinya?" Shin Hye menanggapi dengan tenang.
Namun, jawaban yang ia harapkan pupus di tengah jalan ketika Taeyong kembali menggeleng sembari memasang tatapan nanar. "Tidak, sudah kukatakan sebelumnya bukan?"
Taeyong menatap Shin Hye lamat. "Jika alasanmu menutup kandunganku karena dapat membahayakan nyawaku, lalu bagaimana jika aku lebih dulu merenggang nyawa saat melakukan operasi itu?"
"Jangan pesimis Taeyong, kau dan kedua bayimu akanㅡ"
"Selamat?" Taeyong memotong ucapan sang dokter. "Apa kau bisa menjamin aku dan anak-anakku akan selamat?" Ia tertawa hambar saat tak mendapat jawaban. "Tidak kan?"
Shin Hye menghela napasnya pasrah, "Baiklah, aku tak akan memaksamu, Tae. Tapi kuharap... Kau bisa memikirkannya lagi," ucapnya lalu membantu Taeyong turun dari tempat tidur khas rumah sakit itu dan membopongnya keluar dari ruangan.
"Jaehyun?" Panggil sang dokter pada pria yang tengah terduduk di bangku panjang depan ruangannya.
Menoleh ke sumber suara, Jaehyun bangkit lalu mengambil alih istrinya yang tengah dibopong oleh Shin Hye. "Terima kasih," ucapnya sebelum menunduk sopan pada wanita itu.
"Jaga istrimu baik-baik, bulan kedelapan dan kesembilan akan sangat berat karena kau harus menjaganya lebih ekstra lagi," pesan wanita itu lalu menundukkan kepala dan kembali ke dalam ruangannya.
Sepasang suami istri itu terdiam sesaat, sebelum salah satunya bersuara. "Kita pulang sekarang," kata Jaehyun pelan sembari melingkarkan satu lengannya pada pinggang Taeyong.
Bukannya bergeming, pria mungil itu justru memeluk sang suami erat. "Maafkan aku," lirihnya.
"Duduklah," Jaehyun menuntun istrinya ke arah bangku panjang yang berjejer di pinggir koridor rumah sakit itu. Mengusap surai Taeyong, ia memeluk si mungil yang tengah menangis dalam diam. "Apa aku membuatmu sedih lagi?" tanyanya.
Mengangguk di depan dada sang suami, Taeyong menarik diri lalu mendongak dan menatap wajah Jaehyun sendu. "Kau meninggalkanku," ia berkata lirih.
"Aku di sini," Jaehyun mengusap pipi istrinya. "Jangan menangis, aegy akan ikut menangis nanti."
Taeyong menyandarkan kepala pada bahu Jaehyun. "Apa kau masih akan di sampingku meski aku tak bisa memiliki anak?"
"Tentu," Jaehyun mengecup punggung tangan si mungil. "Aku menerimamu apa adanya."
"Semua pria juga akan mengatakan hal yang sama, dasar pembual."
Taeyong tertawa hambar lalu mendongak pada suaminya. "Jika aku pergi, apa kau akan menikahi orang lain?" tanyanya lagi.
"Jangan membuatku kesal, Jung Taeyong," Jaehyun mengatupkan gigi rapat sebelum mengangkat sang istri brydal, tak memerdulikan beberapa perawat, pasien, juga dokter yang memandangi mereka dengan tatapan 'Wah'.
Pria mungil itu mengeratkan pelukannya pada leher sang suami, menenggelamkan wajah di depan dada Jaehyun lalu bergumam. "Maafkan aku, Jung Jaehyun."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.