Tak lupa pula ia mendaratkan kecupan di kening Nyonya Jung yang diam-diam tersenyum memerhatikan mereka. Wanita paruh baya itu pun mengerling nakal.
"Ey, kau tak perlu mencium Eomma lagi."
"Tidak apa-apa Eomma, aku tahu Appa sudah jarang melakukannya," goda Jaehyun sebelum berjalan tergesa meninggalkan sang Ibu yang memberinya tatapan tajam.
"Anak nakal!" Nyonya Jung memekik hingga pria mungil di sampingnya melenguh pelan.
Dengan sigap wanita paruh baya itu mengusap pelan bahu menantunya, sesekali menyeka keringat yang bercucuran di kening Taeyong karena efek meminum obat. Melihat pria mungil itu membuka mata, Nyonya Jung mengulas senyum penuh cintanya.
"Eomma disini, nak." tuturnya.
"Apa Jaehyun sudah pergi, Eomo-nim?" Tanya Taeyong.
Wanita paruh baya itu mengangguk pelan. "Iya, nak. Baru saja," Ia menunduk, menghirup aroma strawberry dari rambut menantunya lalu bergumam, "Bagaimana perasaanmu, hm? Apa kau masih sangat pusing?"
"Iya, Eomma," jawab Taeyong lirih, membuat Nyonya Jung beralih menatap wajah sang menantu.
Wanita paruh baya itu semakin tersentak melihat si mungil meneteskan cairan bening melalui sudut matanya. "Kenapa kau menangis, nak?" Tanyanya. "Apa kau merindukan suamimu?"
Nyonya Jung yang kemarin menjaga Taeyong bersama Nyonya Lee pun paham, si mungil tak bisa jauh dari suaminya meski sebentar saja akhir-akhir ini. Tapi, Jaehyun baru saja akan pergi ke kampus, bahkan dosen muda itu sepertinya masih di halaman depan.
Taeyong terisak cukup keras, ia menggeleng lalu memeluk paha sang mertua yang duduk disampingnya. "Maafkan aku Eomo-nim," Ia sesenggukan, "Aku menyusahkan kalian semua."
"Menyusahkan apanya, nak?" Nyonya Jung mengubah posisi dan ikut berbaring di samping menantunya. Memiringkan tubuh hingga ia dan Taeyong berhadapan. "Kau tak pernah menyusahkan, Taeyong-ah. Jangan berpikiran seperti itu."
Pria mungil itu memeluk Nyonya Jung erat. Seolah akal sehatnya telah kembali, Taeyong menyadari jika akhir-akhir ini ia terlalu posesif dan manja pada orang orang disekitarnya. Terutama Jaehyun. Ia sendiri pun tak tahu mengapa sikapnya berubah drastis bagai anak kecil yang sulit untuk mendengar ucapan orang dewasa. Rasa takut perlahan mengambil alih, ia tak ingin suaminya pergi karena terlalu lelah mengurusnya yang amat kekanakan.
"Eomo-nim, Jaehyun tidak akan meninggalkanku kan?" Tanyanya pada sang mertua.
Wanita paruh baya itu mengangguk mantap, menyeka air mata si mungil lalu berkata. "Tidak akan, nak. Aku sudah pernah mengatakannya bukan?" Ia tersenyum lembut, "Sangat sulit mendapatkanmu, Jaehyun tak akan sebodoh itu untuk melepasmu."
"Tapi sejak beberapa hari yang lalu tingkahku sangat keterlaluan, Eomo-nim," Taeyong menggeleng lemah. "Aku sendiri tak tahu kenapa sikap manja dan protektifku pada Jaehyun semakin menjadi-jadi, emosiku juga... Tak bisa terkontrol."
Nyonya Jung terkekeh, "Kau sangat mirip denganku, Taeyong-ah," Ia mencubit pelan pipi menantunya. "Saat mengandung Jaehyun dulu, tingkahku sama persis denganmu," ucapnya pelan.
"Tak perlu khawatir, nak. Terkadang hal-hal aneh dapat terjadi padamu ketika kau sedang hamil."
Wanita paruh baya itu menerawang sejenak, "Dulu... Aku bahkan pernah menyuruh Appamu untuk membeli Pad Thai langsung dari Thailand," ia terkikik. "Kau bisa bayangkan betapa frustasinya dia, tapi setelah itu akuㅡOmo?! Dia tertidur?" Nyonya Jung menatap sang menantu heran lalu terkekeh pelan.
YOU ARE READING
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
