"Apa kau akan ke kampus?" Tanya Taeyong lirih sebelum melahap bubur yang disodorkan suaminya. Entah Jaehyun mendapat makanan khas orang sakit itu dari mana, sebab yang ia tahu sang suami belum juga pandai memasak selain mendidihkan air.

Menggeleng pelan, Jaehyun kembali menyuapi istrinya. "Tidak, aku akan menjagamu."

"Pergilah, Jae," kata Taeyong dan membuat sang suami tersentak.

Ada apa dengan Taeyong?

Bukankah sejak kemarin dia tak mengizinkanku kemana-mana?

"Tidak, aku bisa absen untukㅡ"

"Yak!" Taeyong memotong ucapan sang suami dengan pekikan dan tatapan nyalang, "Kubilang pergi saja, aku tidak apa-apa. Kenapa kau keras kepala sekali?"

Lagi-lagi Jaehyun harus bisa menuruti kemauan sang istri yang tak menentu. Ia mengangguk pelan sembari menarik kedua ujung bibirnya.

"Baiklah, tapi hubungi aku jika terjadi apa-apa," Ia mengecup kening Taeyong sejenak, "Eomma yang akan menjagamu nanti," katanya.

"Hm," pria mungil itu menutup mulut rapat saat Jaehyun kembali menyodorkan sesuap bubur. "Aku sudah kenyang," ia berkata dengan memasang tampang memelas.

Jaehyun menghela napasnya, "Tapi kau baru memakan tiga sendok, sayang." katanya lalu meletakkan mangkuk itu di atas nakas. "Kau yakin sudah kenyang?" Tanyanya pelan.

"Iya, perutku rasanya tidak enak." Pria mungil itu mengusap perutnya pelan, "Mana obatku? Cepat berikan lalu kau boleh ke kampus setelahnya," ujarnya sembari memerhatikan wajah tampan sang suami.

Tapi yang membuat Taeyong sedikit heran, kantung mata Jaehyun jauh lebih besar dari biasanya. Apa itu artinya sang suami banyak begadang akhir-akhir ini? Pikirnya.

Setelah mengeluarkan tiga kaplet obat demam juga flu dan vitamin dari kemasannya, Jaehyun menyodorkan segelas air pada sang istri. "Minumlah," katanya lalu memberikan obat pahit itu pada Taeyong.

Layaknya puppy yang tengah diperintah oleh sang majikan, Taeyong lantas melahap tiga obat itu sekaligus sebelum meneguk habis air dalam gelas. Namun, tak berselang lama, ia merasakan mual dan pusing secara bersamaan.

Alhasil, ia harus berlari terbirit dan sempoyongan ke arah kamar mandiㅡtentunya diikuti Jaehyun dengan wajah paniknya.

"Tae, lebih baik aku tidak usah ke kampus," kata Jaehyun dengan nada lembutnya sembari memijat kening dan bahu sang istri.

Sedangkan, pria mungil yang masih memuntahkan isi perutnya pada wastafel hanya memberi respon gelengan. Cukup lama berkutat dengan air dan wastafel, Taeyong akhirnya bisa berdiri tegak kembali, namun dengan bantuan sang suami yang melingkarkan lengan pada pinggangnya.

"Aku tidak apa-apa, ini sudah biasa," katanya sambil menetralkan napas.

"Kau yakin?" Tanya Jaehyun lagi, mencoba memastikan ucapan sang istri.

Taeyong mendelik tajam. "Kau terlalu banyak tanya, Jung. Pergi sana!" cebiknya kesal sebelum berjalan lesu keluar dari kamar mandi.

***

"Eomma, jaga istriku baik-baik," Jaehyun tersenyum tipis pada sang ibu yang tengah duduk di sisi kosong samping istrinya. Pria mungil itu tertidur pulas setelah tadi mual dan muntah.

Nyonya Jung mendecakkan lidah, "Sudah, kau pergi saja. Aku lebih pintar merawat istrimu," katanya sembari mengusap surai lembut Taeyong.

"Baiklah Eomma," Jaehyun memiringkan kepala dan menatap lamat istrinya, membungkuk lalu mengecupi setiap inci wajah si mungil. "Aku berangkat dulu, sayang." bisiknya sebelum memberikan kecupan lain pada perut Taeyong.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora