❝He is Introvert, He is My Husband❞
M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG
Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
Mendesis lalu terbatuk pelan, Taeyong menoleh dan menatap nyalang adiknya, "Ya! Kau akan mengikuti lomba, jangan berpikiran yang macam-macam. Fokus saja dengan kegiatanmu, anak nakal!"
"Hyung, kau bahkan sedang sakit dan masih mampu mengomeliㅡ"
"Pergilah sekarang, bodoh! Kau bisa terlambat nanti," potong Taeyong hingga pria yang mendapat semburan pada pagi hari itu mengangguk patuh.
Minho menjatuhkan bahu, "Hyung, aku pergi dulu. Jaga Taeyong hyung saja di rumah," katanya pada Jaehyun sebelum menunduk sopan dan berjalan keluar dari toilet itu.
"Bagaimana sekarang? Kau masih ingin muntah?" Tanya Jaehyun sembari mengusap kening sang istri yang basah karena keringat dingin. "Kita ke rumah sakit ya?" Tanyanya lagi.
Dengan napas terengah, Taeyong menggeleng, memeluk tubuh Jaehyun dan menenggelamkan wajah pada dada pria itu sembari memejamkan mata.
"Aku baik baik saja," gumamnya, "Telur buatan Minho hanya terlalu asin."
Menjauhkan tubuh dari sang istri, si pria berlesung pipi menangkup wajah Taeyong, "Asin? Tapi kenapa kau mual sampai pucat seperti ini, sayang?" katanya dengan nada lirih.
Bahkan ia hampir menangis melihat bibir istri mungilnya berwarna putihㅡtepatnya pucat pasih, "Aku akan membawamu ke dokter ya?" ucapnya lagi berusaha membujuk sang pujaan hati.
"Kubilang tidak ya tidak, Jaehyun!"
Taeyong menepis tangan sang suami dari pipinya, berjalan menjauhi Jaehyun dan hendak keluar dari toilet namun penglihatannya meremang seketika.
"Taeyong!"
Ia bisa mendengar pekikan pria berlesung pipi itu, namun pandangannya telah buram hingga tubuhnya berakhir pada posisi duduk bersimpuh di atas lantai.
Dengan sigap Jaehyun mengangkat tubuh Taeyong, menggendongnya brydal dan secepat kilat membawa istrinya ke kamar tamu yang tak jauh dari ruang tengah. Ia merebahkan tubuh ringkih pria mungil itu di atas ranjang dalam keadaan terlentang, lalu dengan gerakan terburu-buru ia merogoh saku celana.
Jaehyun mengetikkan sebuah nama di antara jejeran kontak pada ponselnya, hingga apa yang ia cari muncul juga.
"Kyungsoo hyung? Tolong datang ke rumahku sekarang, Taeyong tidak enak badan," ujarnya tanpa basa-basi saat pria diseberang sana menjawab panggilan teleponnya.
***
"Istrimu baik-baik saja, Jaehyun-ah."
Pria bermata belo di samping kanan Taeyong mengulas senyum tipis, menoleh pada sang adik sepupu lalu berkata, "Jaga pola makan Taeyong."
Pria mungil yang tengah terbaring terlentang menyebikkan bibir, menunjuk sang suami yang tengah memijat betisnya dengan tatapan kesal. "Adik sepupumu ini saja yang terlalu khawatir, hyung.” katanya lalu melirik Kyungsoo. "Padahal aku sudah bilang padanya jika keadaanku baik-baik saja."
Tertawa renyah, Dokter berjas putih di samping Taeyong mengangkat bahu. "Itu artinya Jaehyun sangat takut kau kenapa-kenapa, Taeyong," ia kembali memasang senyum lebar yang berbeda dari biasanya.
"Lagipula saat ini bukan hanya kau yang harus ia jaga," Kyungsoo mengusap pelan perut adik iparnya. "Tapi juga keponakanku disini."
"A-apa?"
Jaehyun lebih dulu menyeletuk. Sedangkan si mungil yang merasa shock terdiam tanpa reaksi apa-apa selain melebarkan mata.
Dokter bermata bulat itu mengangguk dengan tatapan suka cita, "Selamat, Tae. Sepertinya usia kandunganmu sudah memasuki minggu ke-enam."
"Kau tidak bercanda kan, hyung?" Taeyong mengerjapkan mata, hendak bangkit dari posisinya namun sang suami dengan sigap menahan tubuhnya. "Tae, tetaplah berbaring. Bagaimana jika kau mual lagi?" Ada nada khawatir yang amat besar dari ucapan Jaehyun.
Kyungsoo bergumam membenarkan, "Benar, Tae. Kau harus banyak berisitirahat di awal kehamilan seperti ini," ia menoleh pada Jaehyun. "Kau juga harus bisa menghadapi istrimu nanti, biasanya kehamilan pertama, apalagi pada minggu-minggu awal seperti ini emosi calon Ibu naik turun dan setiap pagi ia akan merasa mual berlebih."
"Aku sudah terbiasa dengan emosinya hyung," tanpa sadar Jaehyun refleks mengucapkan kalimat itu, "Tapi gejala mualnya tak akan bertahan lama hingga berbulan-bulan kan?" Tanyanya. Namun, sedetik kemudian ia membekap mulut lalu melirik takut-takut kearah istrinya.
Dan benar saja. Taeyong tengah memberinya tatapan nyalang dengan napas terengah.
"Jung Jaehyun! Minggir kau!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.