"Minggir lah! Aish!"

Taeyong tak bisa lagi menahan amarahnya. Setelah tadi Jaehyun menyelamatkan Minho dari ancang-ancang pukulannya, sekarang apa lagi yang ingin dilakukan suaminya ini? Pikirnya.

"Aku kedinginan bodoh." Ia menggerutu sebelum mengusap kedua telapak tangannya bersamaan.

Pria mungil itu semakin tersentak saat Jaehyun mengangkat tubuhnya. Menggendongnya brydal dan berjalan masuk ke dalam rumah. Keduanya perlahan menaiki tangga menuju kamar mereka. Si pria mungil lebih memilih untuk diam, bukan saat yang tepat untuk memaki-maki suaminya. Mungkin beberapa menit lagi, pikirnya.

Jaehyun kemudian menurunkan Taeyong dari gendongannya tepat di atas tempat tidur. Memberikan ciuman selamat malam tepat pada kening pria mungil itu. "Jangan salah paham, maksud perkataan Eomma tentang Hyojung tak sepertiㅡ"

"Jung Taeyong!"

Tersentak, si mungil yang baru saja hendak merebahkan tubuh lantas kembali pada posisinya semula, duduk tegak diatas ranjang lalu menatap sengit ke arah suaminya.

"Kau meneriakiku?!" Tanyanya dengan tone suara tak kalah tinggi dari Jaehyun. Ini kali kedua ia mendengar sang suami meneriakinya.

"Aku sedang berbicara padamu," Jaehyun kembali menggunakan suara huskynya hingga terdengar lembut di telinga. Ia mendesah pasrah, mengusap surainya kasar lalu berkata, "Tolong dengarkan aku kali ini saja, Taeyong. Kenapa kau tak pernah memercayaiku sedikitpun? Aku suamimu."

"Aku mendengarkanmu, Tuan Jung. Tapi bisakah kau mempersilahkanku berbaring dulu? Sungguh, aku lelah." Taeyong mencibir, dan tanpa memedulikan tatapan sedu suaminya. Ia berbaring menyamping di atas ranjang. Membelakangi sisi kosong yang tentu akan diisi oleh Jaehyun nantinya.

Memang benar ia lelah, fisik dan batinnya sangat butuh istirahat yang cukup. Terlebih, esok ia akan bertemu dengan wanita bernama Hyojung itu di rumah sang mertua.

Jaehyun mengusap wajahnya kasar. Sangat jelas jika Taeyong sedang tidak dalam mood baik. Namun, jika kali ini ia membiarkan pria mungil itu mendiaminya, maka esok hari pun pasti akan sangat sulit untuk mendapatkan perhatian si mungil lagi.

Ya Tuhan, Aku tak ingin Taeyong mendiamiku di depan teman-temanku.

Ikut merebahkan tubuh disamping sang istri, Jaehyun mengarahkan telunjuknya pada bahu Taeyong. Menekan-nekannya pelan hingga tanpa ia sadari si mungil tengah menahan sensasi geli yang ditimbulkan olehnya.

"Taeyong..." Pria berlesung pipi itu memanggil nama istrinya pelan. Sayangnya tak ada respon dari si mungil.

"Aku tahu kau belum tidur," Jaehyun mendekap tubuh Taeyong dari belakang. Menyalurkan rasa hangat khas dari tubuh bongsornya lalu bergumam. "Jika kau ingin mengomeliku tidak apa-apa. Tapi, Hyojung... Kau tak mungkin cemburu padanya hanya karena ucapan Eomma tadi kan?"

"Sudahlah Jung, kenapa kau banyak bicara sekali sekarang?"

Taeyong menepis lengan Jaehyun yang melingkari bahunya. "Aku akan mengomelimu besok." Katanya lalu menguap lebar sebelum memejamkan mata.

"Jadi kau marah?"

"Tidak." Taeyong menjawab ucapan sang suami setengah bergumam. Sungguh, ia tak bercanda jika saat ini ambang batas kesadarannya semakin semakin mendekat.

Jaehyun menatap punggung ringkih istrinya, "Lalu kenapa kau tidak memelukku?"

"Ya Tuhan."

Taeyong mendesis, berbalik hingga ia berbaring menyamping berhadapan dengan suaminya. "Apa kau bipolar huh? Dasar pria aneh!" Gerutunya kesal sebelum menenggelamkan wajah pada dada bidang Jaehyun. Lengannya melingkar pada pinggang pria itu dan hanya selang beberapa menit, dengkuran halus terdengar dari si mungil.

Kuharap besok pun kau tak akan marah padaku, Taeyong-ah.

Aku mencintaimu. Sangat.

 Sangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Introverted Husband | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now