Meskipun tadinya ia kecewa karena Jaehyun tak melanjutkan aktivitasㅡmenjamah tubuhnya seperti saat di dalam mobil. Tapi rasa kecewa itu terganti saat sang suami memintanya untuk mengajari pria itu memasak.
"Jaehyun-ah."
"Hm?" Pria tinggi itu berguman tanpa melepas pandangan dari panci dihadapannya. Ia sedang membalik udang yang mengapung di dalam sana "K-kenapa, Tae?" tanyanya sambil memundurkan badan.
Taeyong menggeleng pelan melihat tingkah imut suaminya yang sangat takut terkena cipratan minyak. Terkekeh pelan lalu melipat lengan, "Aku masih penasaran, sejak kapan kau mencintaiku?"
"Sejakㅡastaga udangnya, Tae!"
Mendesah pasrah, Taeyong pun merebut spatula dari tangan Jaehyun. Buru-buru meniriskan udang yang sudah hampir berwarna cokelat gelap karena ulah suaminya.
Meski sedang kesal, tapi pria mungil itu terkikik geli saat Jaehyun berdiri di belakangnya sambil mencengkeram erat pundaknya. "Apa kau setakut itu pada penggorengan?" tanyanya sambil tertawa.
Mematikan kompor lalu berbalik pada sang suami. "Sekarang lanjutkan, sejak kapan kau mencintaiku?"
"Sejak pertama kali melihatmu." jawabnya sambil mengusap tengkuk.
Taeyong mengangkat alis, "Benarkah?" Ia mengangguk sambil menipiskan bibir, "Jawaban diterima."
Pria mungil itu kembali bersuara, "Lalu kenapa kau mencintaiku?" tanyanya lagi.
Bukan tanpa sebab ia bertanya banyak pada sang suami. Taeyong hanya ingin Jaehyun perlahan banyak bicara padanya, sama seperti saat pria itu bercakap-cakap dengan teman dekatnya. "Aku tak memiliki alasan untuk itu." Jaehyun menggenggam tangan sang istri. Tersenyum tipis sebelum menuntun lengan Taeyong agar melingkari pinggangnya.
Si pria mungil berdecak, "Bualan lama," ucapnya lalu mendongak dan memejamkan mata. "Cium aku!"
Jaehyun mengulas senyum tipis. Membingkai wajah sang istri sebelum mendekatkan bibirnya pada milik Taeyong.
"Manisnya..."
Namun, belum sempat dua benda kenyal itu bersentuhan, suara Minho dari meja makan menggema dan merusak suasana. Tersentak, Jaehyun refleks melepaskan tautannya dengan sang istri sambil menautkan alis.
"Kau sudah pulang?"
Minho mengangguk masih sambil menopang dagu diatas meja makan. "Dosen mata kuliah keduaku tidak masuk, Hyung.” Ia menaik turunkan alis "Kalian pulang bersama?" tanyanya.
Taeyong mendelik "Memangnya kenapa? Dia suamiku." ketusnya sambil mengangkat beberapa lauk yang tadi ia buat bersama Jaehyun.
"Ow! Ow! Akhirnya kau mengakui suamimu juga, Taeyong Hyung." Minho bertepuk tangan sambil memekik girang. Sedangkan sang kakak dan iparnya hanya bisa menggeleng melihat tingkah ajaib Minho.
"Kau sudah makan siang?" tanya Taeyong sebelum duduk di hadapan sang adik.
Minho menggeleng lemah, "Belum, Hyung. Makan sendiri di cafetaria tidak enak." katanya diikuti senyuman menyebalkan.
"Terserah," Taeyong berucap malas lalu menoleh pada sang suami yang duduk disebelahnya, "Jae, besok temani aku menemui Yeonwoo ya?"
Pria tinggi itu mengangguk pelan lalu mengusap surai istrinya. "Tentu."
Minho mengernyit "U-untuk apa, hyung?" tanyanya sedikit gugup. Takut jika saja Taeyong akan mengamuk pada wanita itu. Ya, Minho akui telah mengelabui kakaknya juga Jaehyun. Bahkan ia memberitahu sepasang suami istri itu jika Yeonwoo seminggu sekali mengunjungi Psikolog.
Tapi untuk yang itu, ia tidak berbohong. Psikolog yang didatangi wanita itu adalah kakak dari temannya, Moonbin. Minho tak tahu pasti apa alasan Yeonwoo ke sana, tapi ia hanya menjadikan hal itu sebagai penguat candaannya agar Jaehyun dan Taeyong percaya.
Tentang kelainan jiwa... Ia benar-benar hanya membual akan hal itu. Tentu, kebohongannya tak lain dan tak bukan agar hubungan sepasang suami istri aneh itu membaik.
"Tadi aku membuatnya malu dikampusmu," Taeyong berkata dengan nada sesal. "Aku menamparnya di depan umum."
Sontak seluruh tubuh Minho menegang. Kenapa jadi seperti ini? Bahkan ia tak berpikir sampai sejauh itu. "H-hyung, tapi kenapa?"
"Iya aku salah, aku tak bisa mengontrol emosiku." Taeyong menunduk dalam. Menatap jemarinya yang digenggam oleh sang suami.
"Tenanglah." Jaehyun berucap pelan dan dibalas anggukan olehnya.
Minho gelagapan, bangkit dari kursi lalu berkata, "A-aku akan ke kamar sebentar, Hyung." Ia meninggalkan ruang makan dengan tergesa. Sedangkan dua orang yang masih berada disana menatapnya heran.
***
shinyj97
Dia benar-benar tak tahu malu. Apa dia sangat kesepian hingga menganggu rumah tangga orang lain?
nayeonkim
Aku rasa urat malunya telah putus jika ia masih datang ke kampus besok.
Bubblegrl
Lihatlah, dia tampak menyedihkan.
Minho membekap mulutnya sendiri saat melihat foto dan video yang tersebar di SNS kampus. Jantungnya bertalu dengan cepat saat membaca komentar kebencian dari mahasiswa di kampusnya pada Yeonwoo.
"Kenapa jadi seperti ini?" lirihnya lalu menjatuhkan tubuh di atas ranjang.
Minho mendesah pasrah sambil mengacak rambut frustasi. "Aku harus bagaimana, Eomma..." ia merengek sebelum menutupi wajahnya dengan bantal.
to be continued...
Vote, comment, dan follow jika kamu menyukai cerita ini ya! ^^
YOU ARE READING
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...
